Cari Blog Ini
Senin, 18 Maret 2019
[Review] Misi Menyelamatkan Sang Ayah
Oleh: Gita FU
Hola, sobat!
Saat menulis postingan ini, Cilacap masih diguyur hujan nyaris tanpa jeda. So hawanya sejuk dan bikin pingin melingkar di kasur ato kursi empuk, ngemil, minum cokelat ato kopi susu, plus baca buku. Hmmm... I wish i could. 😅
Bicara soal udara sejuk mengingatkan saya pada janji lama di postingan sebelumnya. Yaitu janji bakal me-review seri Artemis Fowl. Lho, apa hubungannya udara sejuk sama Artemis Fowl? Oh, ada, dong. Karena judul kedua dari seri ini adalah: The Arctic Incident alias Insiden Arktik. See, Arktik kan di Kutub Utara yang beku itu. Brrrr!
Baca juga: Berkenalan dengan Artemis Fowl, Si Jenius Kriminal Cilik.
Buku terbitan Gramedia tahun 2006 ini tebalnya 357 halaman. Kavernya bernuansa biru keputih-putihan, semacam ilustrasi salju menyesuaikan judulnya. Dulu waktu beli buku ini saya sempat rada ilfil, ih kavernya kok terkesan 'mbladus', sih? Eh, rupanya desain tersebut menyesuaikan tema. Makanya 'don jad e buk bai its kaver' itu ada benarnya, Sobat! Hehe. Lanjut.
Selain misi menyelamatkan Artemis Fowl senior, ada masalah lain yang harus dihadapi para peri LEP yaitu kasus penyelundupan dan perdagangan senjata ilegal! Dikisahkan LEP tengah melacak dan menyelidiki gerombolan goblin pemberontak pimpinan B'Wa Kell, gitu. Para polisi peri ini heran, dari mana para goblin bisa dapat persenjataan ala peri? Apalagi senjata-senjata itu model usang yang sudah dilarang beredar: senapan laser moncong lunak. Dan untuk menggunakan senapan tersebut dibutuhkan sumber daya baterai khusus, yang sudah dihentikan produksinya.
Gara-gara peristiwa baku tembak di suatu lorong peluncuran lama antara kapten Holly Short dengan sejumlah goblin, LEP mengetahui fakta mengejutkan. Ternyata gerombolan goblin itu punya persenjataan dan bisa mengoperasikan kendaraan buangan LEP, serta mengusahakan sumber daya berupa baterai buatan manusia. Padahal goblin sama sekali bukan kaum cerdas, yang bisa merencanakan hal serumit itu. Fyi, goblin itu fisiknya kayak kadal, gemar berantem, dan tak bisa dipercaya.
Fakta tersebut membuat LEP berkesimpulan ada dalang cerdas di balik kaum pemberontak, dan mereka menuduh Artemis Fowl sebagai biang keladi. Oleh sebab itu LEP melalui Holly, memanggil Artemis dan Butler untuk diinterogasi di dunia bawah.
Satu peristiwa menuntun pada peristiwa berikutnya. Lewat sejumlah analisa cerdas Artemis, terkuaklah siapa dalang sesungguhnya. Artemis bersedia membantu kaum peri menyelesaikan masalah penyelundupan dari dunia atas ke dunia bawah itu, dengan syarat kaum peri membantunya menyelamatkan sang Ayah yang ternyata masih hidup, dan disandera Mafiya Rusia. Kesepakatan pun terjadi.
Ceritanya makin seru. Melibatkan adu kejeniusan antara Artemis versus Briar Cudgeon dan Opal Koboi, sebagai dalang pemberontakan Goblin B'Wa Kell; dan Artemis versus kaum Mafiya yang terkenal kejam tanpa ampun. Siapa Briar Cudgeon? Dia salah satu personel LEP, yang dendam pada Komandan Root, kapten Holly, dan Foaly, yang dianggap telah merusak karirnya saat kasus pertama dengan Artemis Fowl dahulu. Siapa Opal Koboi? Dia Pixie perempuan jenius, dan megalomaniak, perancang aneka jenis persenjataan canggih milik LEP. Waduuuh, musuh dalam selimut rupanya, Gan, Sis! Ada baku tembak, mesmer peri, teknologi canggih, lengkap! Dan juga humor-humor yang diselipkan dalam percakapan antar tokoh.
Ada satu karakter unik di seri ini, yang selalu hadir dengan selera humornya yang tinggi. Dialah Mulch Diggums. Si kurcaci kriminal ini sempat dianggap mati oleh LEP sewaktu peristiwa di Fowl Manor; dikira mati tertimbun terowongannya sendiri. Di seri ini terkuak fakta bahwa Mulch masih hidup, bahkan menyatu sebagai miliuner manusia di apartemen mewah Beverly Hills, Los Angeles. Meskipun sempat murka setelah tahu dibohongi, komandan Root memutuskan bahwa bantuan Mulch diperlukan demi membobol keamanan gedung Koboi Labs. Mulch bersedia membantu setelah diberi kelonggaran waktu untuk melarikan diri. Kalau menurut saya, Mulch Diggums ini karakternya seperti si Tengkorak di seri Lockwood & Co., karya Jonathan Stroud itu. Tengil, nyentrik, cerdas, dan dibutuhkan bantuannya.
Singkat cerita setelah LEP berhasil mengatasi pemberontakan Goblin, sekaligus menangkap Opal Koboi (Briar Cudgeon tewas dalam peristiwa penggerebekan), rombongan Artemis, Butler, Holly Short, Julius Root, dengan panduan Foaly, pergi ke Rusia. Kota Murmansk, Rusia Utara, yang menjadi titik penyerahan ayah Artemis ini adalah kota yang sudah terpapar radiasi nuklir. Sebenarnya para peri adalah makhluk rentan radiasi, membuat sihir mereka tak berfungsi. Karena itulah Artemis merancang sebuah misi penyelamatan yang ekstrem dan amat beresiko.
Tentu saja penyelamatan tersebut berhasil, Sobat! LEP dan Artemis Fowl pun seri kedudukannya. Namun tanpa disadari oleh Artemis, misi dan petualangannya kali ini membuat dirinya menjadi lebih peka dan menghargai orang lain. Kualitas yang baru muncul ini perlahan-lahan akan membuat pribadi Artemis menjadi baik.
Ah, sungguh novel yang bikin kecanduan bagi saya. Karena mampu membuat saya ingin terus mengikuti serinya. Farhan sendiri sering kedapatan membaca ulang seri Artemis. 😆
Sampai jumpa di review berikutnya, ya!(*)
Cilacap, 17-180319
Selamat datang di blog-ku, Sobat!
Perkenalkan, aku seorang pembaca yang suka menulis, minum kopi, memandangi laut dan angkasa. Kamu bisa mengontakku via akun
FB: Gita Fetty Utami;
Instagram: @gitafu; dan
Email: gitafettyutami@gmail.com.
Aku terbuka untuk penawaran kolaborasi dan kerjasama.
Salam!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar