Cari Blog Ini

Tampilkan postingan dengan label Ragam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ragam. Tampilkan semua postingan

Senin, 01 November 2021

Pentingnya Melatih Soft Skill Anak di Era Digital

  


Dear Parents,

Pandemik yang telah berlangsung lebih dari setahun ini ternyata menyimpan bahaya laten tersembunyi bagi kondisi psikologis anak-anak kita. Bahkan sesungguhnya merekalah korban tersembunyi dari Covid-19. Demikian yang disampaikan oleh Yohana Theresia, M. Psi., psikolog dari Yayasan Heart of People.id, dalam webinar parenting bersama Faber-Castell Indonesia pada hari Sabtu, tanggal 25 September lalu. 

Yohana memaparkan hasil penelitian Soetikno, Agustina, Verauli, Tirta (2020). Bahwa ditengarai ada peningkatan permasalahan perilaku dan masalah akibat paparan stres, di kala pandemik ini. Masalah-masalah tersebut antara lain:

  • Menarik diri dari keramaian (withdrawal); 
  • Gangguan psikosomatis, yakni gangguan psikologis yang ditandai adanya keluhan di area fisik tertentu; 
  • Agresi; 
  • Depresi. 

Faktor pencetus masalah tersebut di atas ialah: ruang gerak yang terbatas, hambatan menjalani proses pendidikan di masa pandemik, orangtua yang sibuk, serta kondisi psikis yang labil. 

  Keadaan tersebut di atas memunculkan perilaku instan, yang banyak dilakukan orang tua untuk mengatasi masalah pada anaknya. Apakah itu? Memberikan gawai. 

Padahal gawai di tangan anak-anak bak koin bermuka ganda, ada sisi positif dan ada sisi negatif. Selama ini kebanyakan para orangtua cenderung mengabaikan sisi negatifnya. Sehingga mereka tidak memberi batasan waktu yang jelas (screen time) kepada anak-anaknya, perkara durasi memakai gawai. 

Omong-omong, apa sajakah efek negatif dari pemakaian gawai berlebihan terhadap anak-anak? Yohana menyitir riset yang dilakukan oleh Straker, Leon M. & Howie, Erin K. (2016) dan Dr. John Hutton (2020), bahwa efeknya adalah:




Maka dari itu Yohana memberi saran agar para orangtua bersikap cerdas. Pilihkanlah bentuk permainan yang cocok bagi anak-anak, sesuai umur dan kebutuhan. Sebab dengan permainan yang tepat guna akan mendukung tumbuhnya daya kreativitas, serta mengembangkan imajinasi mereka. Kreativitas dan imajinasi yang tinggi pada akhirnya bisa menciptakan pribadi-pribadi yang kreatif. 

Apa itu kreativitas? Ialah kemampuan untuk memproduksi/mengembangkan suatu karya asli, ide, teknik, atau pemikiran. 

Kriteria sosok yang kreatif:

  • Memaknai masalah dengan cara yang unik
  • Berani mengambil resiko
  • Menyajikan ide berbeda
  • Tahan banting dalam menghadapi berbagai masalah. 

Berita baiknya, kreativitas bisa diajarkan dan ditumbuhkan pada anak-anak melalui aktivitas sehari-hari di kehidupan nyata. 

Ingatlah, anak-anak kita tumbuh di era digital. Suatu era yang ditandai laju arus informasi dan data, yang menerabas sekat geografis. 

Mari asah soft skill anak-anak semenjak dini, parents! Melalui medium kegiatan yang menyenangkan tentunya. Salah satunya dengan permainan yang berbasis pada kesenian. 

Selasa, 19 Mei 2020

Ide Kegiatan #DiRumahSaja: Membuat Bunga dari Pita dan Sedotan Plastik

Bunga Pita. Dokpri.


Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Haeee Sobat! Saya datang lagi, niih. Kali ini sebagai penutup rangkaian #BPNRamadan30DayChallenge, saya ingin menuliskan tutorial sederhana: membuat bunga dari pita Jepang dan sedotan plastik. Tutorial ini sekaligus bisa kalian jadikan ide mengisi kegiatan selama #dirumahsaja. Biar nggak bosen, gitu.

Nah, sebelum kita membahas langkah-langkah, ini dia bahan-bahan yang kalian butuhkan:

  • Beberapa gulung pita Jepang aneka warna. Potong-potong sepanjang 15 cm;
  • Sedotan plastik warna-warni. Pilih yang biasa buat pop ice, jadi plastiknya lebih kukuh nggak gampang mleat-mleot;
  • Cutter;
  • Penggaris besi;
  • Selotip



Setelah itu mulailah bekerja dengan langkah-langkah sbb:

  1. Satukan 5 lembar pita Jepang yang sudah dipotong, menggunakan stapler. Setelah itu bagian tengahnya digurat-gurat tipis, jangan sampai putus;
  2. Ambil selembar pita, lingkarkan bagian bawahnya mengelilingi ujung sedotan. Kemudian beri selotip;
  3. Tarik bagian pita yang masih tegak, ke badan sedotan. Buang kelebihan pita. Beri selotip;
  4. Cobalah dites. Jika  pita bagian pangkal bawah dapat didorong hingga ke pangkal atas sedotan, lalu bisa diputar membentuk kelopak bunga, itu tandanya sudah jadi.
  5. Siap dimainkan/dipajang di vas bunga/ dijual.

Ini dia hasil jadinya. Apik, kan? | Dokpri.

Hanna bahkan sempat menjual bunga ini ke kawan-kawan di sekitar rumah. Ia dan teman-temannya memberi nama: tongkat bunga. Selama beberapa waktu yang lalu, tiap pagi ada saja anak-anak yang datang minta dibuatkan. Mereka lalu membayar 1000 perak pada Hanna. 😁
Lumayan buat uang jajannya.




Gampil, kan? Semoga bermanfaat. Salam. (*)

Cilacap, 190520

#Day30
#BPNRamadan2020

Minggu, 17 Mei 2020

Tips Berhemat Kala Lebaran Ala Saya



Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Manusia dikaruniai kemampuan menyesuaikan diri dengan keadaan, seekstrem apa pun. Nggak percaya? Coba tengok ke kutub Utara yang penuh es, atau gurun pasir yang gersang, atau ke pulau-pulau terpencil di tengah laut, ada saja sekelompok orang yang memilih tinggal dan mampu bertahan hidup di sana, bukan?

Termasuk kondisi serba kurang menjelang lebaran kali ini. Meskipun terasa susah, tapi kita pasti bisa menyiasatinya, dengan berhemat misalnya.

Idih, tiap hari juga udah berhemat, kurang apa lagi coba? Kurang ajar, Eh. Nggak, ding. 😆 Ini berhemat khusus  saat lebaran, kok. Coba yuk, disimak.

1. Gunakan bahan-bahan yang tersedia di sekitar rumah, untuk membuat masakan spesial lebaran


Lebaran kali ini lupakan dulu segala yang berdaging. Bikin yang nggak biasa aja.  Di belakang rumah saya banyak ditanam lumbu kobis, tiungke (singkong),  pepaya, lumbu bisono, kemangi, kenikir, bayam. 




Semua bahan tersebut bisa diolah menjadi macam-macam menu seperti:  oseng lumbu kobis, kluban daun singkong+pepaya, lodeh daun singkong, oseng daun pepaya, sambal lalap kemangi dan kenikir, peyek bayam, Bisono rebus. Anti mainstream, sehat, dan hemat.

2. Beli yang memang dibutuhkan, tunda dulu yang diinginkan


Kalimatnya belibet nggak? Nggak, ya. Udah jelas maksudnya. Bahwa kita kudu bijak memilah mana kebutuhan mana keinginan, supaya uang yang dikeluarkan nggak boros.

3. Tutup mata dan telinga dari iklan


Terkadang hati kita sudah mantap beli hanya barang A, ehh, gara-gara iklan keputusan berubah malah jadi beli barang B. Otomatis anggaran ikut berubah. Makanya, kalau kita ingin berhemat, sementara waktu hindari cuci mata, ya.

Itulah 3 tips berhemat ala saya. Semoga bermanfaat. Salam. (*)

Cilacap, 16-170520

#Day27
#BPNRamadan2020

Selasa, 12 Mei 2020

Menu Favorit Lebaran Khas Cilacap



Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Sobat, bicara soal lebaran, apa yang langsung melintas di benak kalian? Ketupat? Yes, samalah kita. 😁
Makanan yang sejatinya nasi kepal dibalut janur kelapa ini memang ikonik. Tak heran menjelang lebaran begini sudah mulai banyak penjual menawarkan songsong ketupat.

Asal sudah ada ketupat di meja makan, lauk pauknya bisa dikondisikan sesuai selera. Mulai dari yang sudah jamak seperti opor ayam, sambal goreng hati, hingga kerupuk. Ataupun yang merupakan menu khas daerah masing-masing.

Di Cilacap sendiri, menurut hemat saya, setidaknya ada 3 menu favorit yang khas. Yaitu:

1. Brekecek ikan laut


Seperti kita ketahui bersama bahwa Cilacap adalah daerah pesisir, otomatis termasuk daerah penghasil ikan laut segar. Meskipun bergizi tinggi, ikan laut terkenal lebih amis ketimbang ikan air tawar. Maka terciptalah masakan brekecek ikan ini, sebagai upaya meniadakan amis tadi sekaligus memberi rasa lezat.

Masakan brekecek ikan kuat rasa pedasnya. Selain itu, paduan bumbu-bumbu: jahe, kunir, lengkuas, bawang merah-putih, daun salam yang berani, menutupi aroma amis. Lazimnya ikan yang dipakai adalah kembung, kuniran, ekor merah. Ikan-ikan tersebut diolah utuh, tidak dipotong-potong dahulu.


2. Soto ayam kuah bening


Setiap daerah memiliki versi soto yang berbeda. Beberapa di antaranya terkenal ke penjuru negeri, contoh Soto Sokaraja yang gurih bersantan. Demikian halnya Cilacap. Sotonya berkuah bening, tanpa santan dan bumbu kacang, terasa segar.

Formulanya sederhana saja. Kuahnya menggunakan kaldu ayam rebusan. Ayamnya sendiri setelah direbus, lalu digoreng, sebagai suwiran di atas soto. Bumbu-bumbunya mirip bumbu Sop: merica, bawang putih, serai. Rasanya juga gurih, tetapi tidak 'ngglabet' seperti pada kuah yang bersantan.

3. Mendoan


Siapa belum kenal mendoan, cung! Tempe tipis dan lebar--dibuat khusus, dibaluri tepung berbumbu, lalu goreng dalam minyak panas hingga 'mendo' (setengah mateng). Hmmm, sedap!

Yang membedakan dengan mendoan ala Banyumasan, adonan tepung bumbu mendoan Cilacap berwarna kekuningan karena diberi sedikit kunir. Sehingga tidak terlihat pucat, Sobat.



Nah, itulah 3 kuliner Cilacap yang  cukup banyak difavoritkan warganya. Semoga kalian berkesempatan mencicipinya, ya. Punya menu lain? Share, yuk! (*)

Cilacap, 120520

#Day23
#BPNRamadan2020

Tips Membuat Baju Lama Rasa Baru





Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Hae, Sobat! Apa kabar puasa kalian? Semoga makin meningkat dari segi amalan, yaa. Luar biasa sekali tahun ini. Mungkin efek pandemi atau apa, bagi saya pribadi hari-hari terasa cepat sekali berlalu. Tahu-tahu Ramadhan sudah menjelang babak ketiga aja, aih. 😥

Omong-omong soal kalender, nih, tak pelak lagi Idul Fitri sudah terlihat di ujung sana. Biasanya hal apa yang kita lakukan, Sobat? Yak, tul! Mempersiapkan keperluan lebaran. Dan beli baju baru selalu masuk daftar teratas. Terutama keluarga yang punya anak kecil, macam saya.

Tetapi, eh, tetapi, lebaran kita sekarang bakalan berbeda dengan tahun lalu. Kita sedang mengalami masa-masa prihatin, perekonomian surut, tak ada pos dana bela-beli begituan. Lalu gimana caranya supaya semangat berlebarannya tetap terasa? Caranya: siasati yang bisa disiasati. 😉

Khusus perkara baju, ada beberapa tips yang bisa kita terapkan untuk membuat baju lama rasa baru. Dan ini Insya Allah lebih hemat ketimbang kudu belanja baju baru. Ingin tahu? Cekidot:

1. Pilih dan pilah koleksi baju lama yang masih oke


Yuk, buka lemari pakaian kita. Amati baik-baik koleksi yang ada di dalam. Kita akan terkejut ketika menyadari ada beberapa potong pakaian yang rupanya juarang dipake, padahal masih apik. Nah, pisahkan itu.

Setelah dipilah, baju-baju tersebut bisa kita pakai kembali buat lebaran besok. Jangan lupa, setrika lagi sampai licin, kasih pewangi sekalian. Kinclong lagi, kan?

2. Modifikasi ulang koleksi baju lama


Gini, Sobat. Bukan cuman motor aja yang bisa dimodifikasi, baju juga lho! Misal, kalian punya gamis yang panjang hingga mata kaki. Umpama dipotong hingga batas lutut/ paha, jadilah sebuah tunik baru. Ya, nggak?

Inspirasinya banyak kalau kalian belum punya ide. Cari, deh, di kanal-kanal yutub, akun-akun DIY di medsos, kalian pasti menemukannya.

3. Beri tambahan pernak-pernik untuk mempermanis tampilan baju lama


Tips ini senada dengan no. 2 di atas. Kalian amat sangat bisa menambahkan manik-manik di jilbab, blus, atau rok. Boleh juga menambahkan aplikasi sulaman bagi yang jago jahit-menjahit. Kalau nggak bisa menjahit, gimana? Ya, minta tolong penjahit di sekitar rumah, dong. 😁 Hitung-hitung memberi penghasilan buat orang lain.

Almarhumah ibu saya adalah salah satu contoh wanita kreatif. Banyak koleksi kerudungnya beliau beri payet, atau manik-manik. Nggak sampai full, palingan nemplok di salah satu sudut. Tetapi sudah berhasil membuat perbedaan. Sering pula beliau mengganti warna maupun  model kancing baju. Simpel, but it works.

 

Demikianlah 3 tips yang bisa saya tuliskan di sini. Jangan lupa garis bawahi semuanya dengan rasa syukur, ya. Walau bagaimanapun, baju luar hanyalah kulit sementara. Jangan sampai hanya karena tak punya baju baru, melunturkan semangat beribadah di bulan Ramadhan. Apalagi membuat kita melupakan nikmat dan karunia Allah lainnya, yang telah diterima selama ini. 

Semoga bermanfaat.(*)

Cilacap, 11-120520


#Day22
#BPNRamadan2020


Sabtu, 09 Mei 2020

Buka Puasa dengan Roti Kukus Pisang



Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah tadi pagi kami diberi pisang Putri nguling oleh adik ipar. Nggak tanggung-tanggung, sekira 4 sisir yang sudah matang. Oiya, Putri nguling ini jenis pisang lokal, bentuknya kecil, montok, rasanya manis banget, teksturnya agak berair. Sekilas mirip pisang susu. Wah, mau diapakan pisang sebanyak ini? Kan lagi puasa.

Kemudian saya memutuskan untuk membuat roti pisang kukus, buat camilan buka puasa nanti. Anak-anak langsung bersorak, Simbah dan si Abi mengangguk setuju. Okelah, cuss.
(Disclaimer: sebenarnya saya nggak ngerti bakal gimana jadinya pisang jenis ini kalo dijadikan roti kukus. Pengalaman sebelumnya pake pisang kepok yang lebih kesat teksturnya).

Untuk membuat roti pisang kukus, bahan-bahan yang saya gunakan adalah:

  • 2 sisir pisang Putri nguling
  • 8 sdm margarin, lelehkan
  • 4 sdm gula pasir
  • 4 btr telur
  • 10 sdm terigu
  • 2 tetes pewarna makanan, saya pakai perisa Nangka red bell.
Sekarang urutan membuatnya sebagai berikut:
  1. Hancurkan pisang, boleh gunakan sendok kayu. Campurkan gula dan telur, aduk rata. Nggak perlu pakai mixer, ya.
  2. Masukkan terigu yang sudah diayak, aduk pakai spatula. 
  3. Setelah itu masukkan margarin uang sudah dilelehkan, serta pewarna makanan. Saat melakukan langkah ini, panaskan panci pengukus.
  4. Tuang adonan ke dalam loyang bulat. Oh iya, adonan saya jadinya buat 2 loyang saking banyaknya pisang. 😝
  5. Kukus sampai matang. Dites tusuk, ya, Sobat. 
  6. Setelah dingin, sajikan, potong-potong sesuai selera. 

Roti kukus pisang. Resepnya re-cook dari @bungarosvita

Nyam, nyam, nyam. Setelah jadi ternyata memang untuk pisang yang agak berair seperti ini, takaran terigunya perlu ditambah agar tidak kelembekan.  Soal rasa, mah, sedaaap. Pas buat camilan yang disukai keluarga.  

Selamat mencoba! (*)

Cilacap, 080520

#day19
#BPNRamadan2020

Selasa, 05 Mei 2020

Susu Kurma, Menu Buka Puasa Praktis dan Sehat

Susu Kurma sehat
Pic. From: theasianparent.com


Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Meskipun sederhana, sebaiknya kita tetap berusaha memperhatikan asupan gizi kala menjalankan puasa, ya, Sobat. Contohnya menu buka puasa, perhatikan kebutuhan tubuh kita. Setelah seharian tidak makan dan minum, tetapi tetap beraktivitas seperti biasa, maka tubuh perlu segera di-recharge.

Baca juga: Menjalankan Ibadah Puasa di Masa Pandemi

Kebanyakan orang  biasa meminum teh manis hangat, es campur, atau kolak saat berbuka puasa. Alasannya supaya tenggorokan langsung segar. Padahal jenis-jenis minuman tersebut kurang  sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Ada satu jenis minuman lain yang praktis penyajiannya, sekaligus langsung terasa efeknya begitu selesai diminum. Nama minuman ini ialah susu kurma. Lha? Kalo susu ya susu saja, kurma ya kurma saja, kenapa harus digabung segala?

Sebelum saya jelaskan lebih lanjut, yuk kita tinjau sekilas dua bahan  dasarnya yakni kurma dan susu.

Kurma, buah yang kerap disebut-sebut oleh Baginda Nabi ini tak hanya lezat rasanya, tapi juga kaya manfaat, antara lain:

  •  kaya akan nutrisi yang baik untuk tubuh; 
  • mengandung lebih banyak kalori yang berasal dari karbohidrat; 
  • mengandung sejumlah vitamin, mineral, dan serat;  
  • memiliki antioksidan yang dapat menangkal sejumlah penyakit.
Sedangkan susu pun tak kurang manfaatnya bagi tubuh kita, antara lain:
  • Baik untuk pertumbuhan tulang, dan gigi;
  • Mengurangi efek PMS pada wanita;
  • Membantu tidur lebih nyenyak;
  • Kaya akan kalsium dan protein;
  • Menetralisir racun tubuh;
  • Mencegah dehidrasi;
  • Melancarkan saluran pencernaan.
Nah, sudah terbayang belum manfaat ganda yang langsung bisa dirasakan tubuh, jika kedua bahan tersebut diolah bersama-sama? Setelah menjadi susu kurma, inilah manfaatnya bagi kita:
  1. Menjaga kesehatan jantung
  2. Meringankan persoalan sembelit
  3. Memperkuat kesehatan tulang
  4. Menyehatkan kulit
  5. Membantu menjaga kesehatan sistem syaraf.



Susu kurma. Sumber: IslamPos

Oke, sekarang bagaimana menyiapkan minuman ini? 
  • Kurma 3-5 butir (tergantung ukurannya), ambil bijinya
  • Susu satu gelas besar
  • Blender daging kurma tersebut dengan susu
  • Sajikan.
Mudah, bukan? Semoga resep ini bermanfaat, ya. Selamat mencoba! (*)

Cilacap, 050520

#Day16
#BPNRamadan2020

Senin, 04 Mei 2020

3 Tempat yang Ingin Kami Kunjungi Usai Pandemi



Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Sudah beberapa hari ini Hanna gemar memakai sepatu sekolahnya, lalu berjalan-jalan di depan rumah. Saya mafhum, itu salah satu ekspresinya kangen sekolah. Atau ketika ia berceloteh menyebut nama-nama teman sekelasnya. Itu juga cara lain ia menyatakan ingin berangkat ke sekolah lagi.

Si sulung tak beda jauh. Ia sering kedapatan gelisah, atau melamun. Seharusnya bada lebaran kegiatan di pondok sudah berjalan kembali. Namun kini belum bisa dipastikan lagi.

Kami benar-benar rindu kehidupan yang normal sebelum pandemi ini datang. Kami ingin bersilaturahmi kembali dengan kaum kerabat. Maka selain berdoa, menjalankan anjuran kesehatan, pikiran positif juga harus dijaga. Supaya imunitas fisik maupun psikis tetap kuat. Iya, kan, Sobat?

Btw, umpama pandemi ini berakhir dan roda kehidupan normal kembali, kami ingin sekali bisa bepergian jauh. Khususnya ke 3 tempat berikut ini:

1. Purwokerto


Alun-alun Purwokerto. Img: liputan6.com

Kota ini adalah tempat tinggal kami sebelum hijrah ke Cilacap 5 tahun lalu. Nggak heran, banyak kenangan manis, pahit, kecut, tertinggal di sana. Farhan dan Hanna pun lahir di kota pelajar ini. 

Selain itu kami ingin bersilaturahmi kepada sanak kerabat, dan para sahabat. Sambil berwisata tipis-tipis tentunya. Mengingat sekarang ini banyak tempat wisata alam dan kuliner bermunculan di Purwokerto.

2. Yogyakarta


Salah satu sudut Malioboro. Sumber: hipwee.com

Kota ini memang punya magnet tersendiri bagi wisatawan. Kami pun ingin turut merasakan denyut kota Yogyakarta. Apalagi tak jauh dari sini, hanya berjarak satu jam perjalanan, tepatnya di Klaten, ada Adik saya tinggal. Sehingga kami bisa sekalian bersilaturahmi dengan Adik dan suaminya.

3. Bangka


Sungai Batu Rusa, Bangka. Sumber: Wikipedia

Ada ikatan batin spesial antara saya dan pulau ini. Di ibukotanya yakni Pangkal Pinang, sejarah keberadaan saya ditorehkan. Di pulau ini pula tinggal pihak keluarga dari pihak Ibu. Kemana pun saya melangkah pergi, hati kami telah saling terpaut.

Pun di Bangka konon terdapat pantai-pantai landai berpasir putih nan elok. Sungguh saya ingin mengajak keluarga kecil saya datang ke sana, membuktikan secara langsung. Semoga keinginan ini dikabulkan oleh Allah yang Mahakuasa.


Itulah 3 tempat yang ingin kami kunjungi usai pandemi. Kalau kalian? (*)

Cilacap, 030520

#Day14
#BPNRamadan2020

Minggu, 03 Mei 2020

Inilah Alamat Situs yang Wajib Kalian Kunjungi



Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Semangat belajar sejatinya harus selalu menyala dalam dada kita. Karena manusia yang berhenti belajar akan dilibas oleh zaman, dan merugi di sisa umurnya. Dengan belajar maka kita bisa meningkatkan harkat dan martabat, menjadi orang yang berilmu pengetahuan. Bahkan melalui Al-Quran sendiri pun Allah memberi pujian khusus bagi orang-orang yang berilmu.

Termasuk kita hari ini. Tak ada alasan berhenti belajar, walaupun dalam situasi serba terbatas. Karena selalu ada jalan lain untuk meraih ilmu. Asalkan ada kemauan. Apalagi di era internet. Sobat punya ponsel android dan paket data? Nah, manfaat sebaik-baiknya.

Saya ingin berbagi beberapa alamat situs yang "berisi". Sengaja saya bagi menurut 5 kategori, agar memudahkan fokus. Inilah daftarnya:

1. Portal berita daring


Berita-berita berseliweran di lini masa kita setiap hari. Tak jarang kita dibuat berdebar-debar membacanya. Lalu kita ingin tahu lebih jauh mengenai berita tersebut. Sayang, tidak semua portal berita daring memiliki ulasan lengkap dan dalam. Sering pula kita jumpai media-media tersebut menggunakan judul yang "clickbait" untuk mengundang rasa penasaran belaka, sementara isi berita ternyata mirip dengan portal berita lain.

Maka saya sarankan Sobat membuka dan membaca ulasan berita di Tirto.id

"Mereka memiliki laporan investigatif yang cukup berani, dan bisa dipercaya."


2. Tempat baca esai dan opini


Alamat situs yang menurut saya wajib kalian kunjungi untuk tujuan di atas adalah: mojok.co, voxpop.id, dan geotimes.co.id.

Kalau ingin baca yang tone-nya serius, coba kalian buka asumsi.co,  atau lsfcogito.org.

3. Referensi aneka cerpen


Kalau kalian penyuka cerpen seperti saya, yuk mampir ke lakonhidup.com, klipingsastra.com, atau fiksilotus.com. Situs lakonhidup dan klipingsastra merupakan dokumentasi karya para cerpenis di media massa negeri ini. Sedangkan fiksilotus memuat cerpen-cerpen terjemahan penulis luar.


4. Rujukan saluran hiburan dan acara bincang-bincang


Kalian yang hobi mantengin You Tube, ada referensi channel, nih. Bukalah saluran milik Martin Suryajaya dan Hasan Aspahani, kalian akan mendapati aneka topik bincang-bincang seputar sastra. Jangan lupa klik "like" dan "subscribe", yaa.

Kalau kalian suka mantengin isu-isu Kekinian, bukalah saluran Wired. Macam-macam video menarik tersedia di sana.

Untuk saluran hiburan, ada Omeleto yang berisi film-film pendek apik. Sedangkan HiHo Kids merupakan saluran acara anak-anak. 

5. Blog-blog yang menginspirasi


Silakan kalian kunjungi ekakurniawan.com dan catatanpringadi.com. Dua penulis senior ini banyak menulis ulasan-ulasan menarik, edukatif, sekaligus inspiratif.

Sedangkan untuk alamat blog cobalah kunjungi joecandra.com, tonialmunawwar.com, dan tentu saja portal milik bloggerperempuan.co.id.


Demikian yang bisa saya tulis kali ini. Semoga sejumlah alamat situs di atas bermanfaat ya, buat kalian. (*)


Cilacap, 020520

Ps: thanks to Jano, Erwin, Wiwid, dan Malia atas rekomendasinya. 😄


#Day13
#BPNRamadan2020

Sabtu, 02 Mei 2020

Peralatan yang Dibutuhkan untuk Bekerja dari Rumah


Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Gimana kondisi Sobat sekarang? Saya harap tetap survive, meskipun kita sedang dibatasi ruang geraknya. Insyaallah wabah ini akan segera berakhir. Aamiin.

Agar aktivitas bekerja dari rumah berjalan lancar, kita memerlukan bantuan  peralatan yang memadai. Walaupun bukan yang utama, alias sebagai pendukung saja, tapi peranannya dapat memperlancar pekerjaan.

Menurut hemat saya, inilah beberapa peralatan yang dibutuhkan tersebut:

1. Gawai dan paket data


Pixabay

Dengan bantuan gawai kita bisa menyelesaikan pekerjaan yang berhubungan dengan dokumen, editing foto/video, terima/kirim email, dan komunikasi. Jangan lupakan pula unsur hiburan yang dibawa oleh gawai, membuat kita tetap berpikir positif dan waras tentunya.

2. Alat-alat pertukangan mendasar


Pixabay


Apa jadinya jika pompa air kita bocor, atau engsel pintu copot, sedangk kita sedang dalam kondisi tidak memungkinkan untuk memanggil tukang? Jawabannya: servis sendiri, dong.

Di situlah perlunya punya obeng, tang, palu, aneka jenis paku, seal tape, meteran, dkk. Kita bisa memperbaiki langsung kerusakan tersebut, supaya tidak berlarat-larat menjadi masalah besar.


3. Alat-alat berkebun 


Jika Sobat memutuskan menanam sendiri beberapa jenis sayuran, atau tanaman bumbu, baik sebagai stok pangan maupun sebagai usaha baru, maka Sobat jelas perlu memiliki alat-alatnya. Sebut saja di antaranya: sekop kecil, linggis, pacul, garu, selang air.

Kami pun memberdayakan lahan di pekarangan belakang rumah, dengan menanam beberapa jenis tanaman yang bisa dikonsumsi. Hasilnya Alhamdulillah sangat lumayan. Setidaknya ketika uang belanja dapur amat menipis, masih ada bahan sayuran dari kebun sendiri. 


4. Peralatan memasak/membuat roti


Bagi Sobat yang usahanya di bidang makanan, tentu saja wajib memiliki peralatan yang  memadai. Di luar perkakas dapur secara umum perlu juga ditambahkan: mixer, blender, alat pembuat kulit molen, loyang kue, dan sebagainya. 


Itulah 4 peralatan yang menurut saya dibutuhkan untuk bekerja dari rumah. Bagaimana menurut Sobat? (*)

Cilacap, 010520

#Day12
#BPNRamadan2020




Rabu, 29 April 2020

10 Aplikasi Android Versi Saya yang Membantu Melewati Masa Pandemi



Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Tidak bisa kita pungkiri, di masa pandemi seperti sekarang ini, keberadaan ponsel android telah menjadi kebutuhan banyak orang. Dan jangan lupakan kuota internetnya. Sebab ponsel android tanpa paket data yang "on", bagaikan gambar bakso di kala lapar; cuman bikin mupeng thok. 🙄

Omong-omong, meskipun pekerjaan utama saya "cuman" Emak 3 anak di rumah yang sedikit-sedikit nyambi menulis, tapi ternyata saya juga tak bisa lepas dari android ini. Saya tetap perlu menguprek aplikasi-aplikasi yang sekiranya bisa memberi kemudahan, kelancaran, dan kenyamanan bekerja.

Berdasarkan pengalaman selama ini, saya punya 10 aplikasi android favorit, yang bisa membantu melewati masa pandemi. Apa sajakah itu?

1. WhatsApp Messenger


Siapa yang tak kenal aplikasi perpesanan instan dari grup Facebook ini? Saya kira nyaris semua kalangan dari anak-anak hingga dewasa, sudah akrab dengannya. Siapapun pemilik ponsel android bisa mendaftar ke aplikasi ini, asalkan punya nomer telepon. 

Bahkan WhatsApp Messenger kini jamak digunakan pihak sekolah, untuk memantau, mengirim, menerima, tugas-tugas yang diberikan pada para siswa. 

2. WPS Office 


Kalau Sobat akrab dengan Microsoft Office pada PC, maka android punya WPS Office. Aplikasi pengolah kata ini memiliki fungsi setara word, Excel, dan powerpoint. Bahkan ia bisa membaca file pdf (pdf reader), pun mengirim email. Pilihan font-nya beragam, hanya saja untuk font tertentu kita perlu menggunakan WPS versi premium.

3. Snapseed 


Demi mengisi blog, saya memerlukan konten foto atau ilustrasi yang sesuai. Sayangnya, aplikasi editor foto bawaan ponsel saya kurang mendukung keinginan tersebut. Syukurlah ada Snapseed, aplikasi editor foto yang cukup memadai. Saya bisa mengedit foto, hingga menambahkan teks yang dibutuhkan, sebelum diunggah ke blog. 

4. Google Drive 


Aplikasi ini menjawab kebutuhan kita akan penyimpanan data yang besar, relatif aman, dan mudah dipindahkan via internet. Kita pun bisa mengunduh, atau mencetak langsung file-file yang tersimpan di Google Drive. 

Kini WhatsApp Messenger pun telah menyediakan opsi pencadangan pesanke akun Google Drive si pengguna. Dan untuk mengakses Drive ini, kita hanya perlu mempunyai akun Gmail.

5. Google Mail 


Ini dia aplikasi buatan Google yang kondangnya mengalahkan Yahoo Mail lama berselang. Google Mail alias Gmail kerap saya gunakan untuk berkirim surat elektronik, membuat akun blogger, atau mendaftar ke aplikasi pihak ketiga lainnya. Kapasitas penyimpanan Gmail lumayan besar, sehingga pengguna (gratisan) macam saya nggak perlu khawatir kehabisan "space".

6. Facebook 


Yuhuu! Ini aplikasi media sosial nomer satu di dunia, bukan? Saya telah menjadi penggunanya sejak tahun 2009. Selama ini banyak manfaat yang saya dapatkan dari Facebook, mulai dari menjalin persahabatan di dunia maya, belajar ilmu kepenulisan, hingga berdagang secara online. 

Di masa kini, bahkan akun Facebook seseorang bisa dijadikan bahan pertimbangan merekrut pegawai, atau mitra kerja, lho! Lewat apanya? Tentu saja lewat isi postingan yang bersangkutan. Makanya pepatah kontemporer bilang, jarimu harimaumu. Sing ati-ati nek nulis status, Lur!

7. Instagram 


Ini pun aplikasi media sosial favorit banyak orang. Menurut saya tak hanya buat pamer foto atau video, tapi kita pun bisa mendapatkan aneka informasi menarik, dari yang ringan hingga berat.

8. YouTube  


Kalian yang gemar menonton pasti tak asing dengan aplikasi ini. Aneka Chanel menyajikan ragam informasi audio-visual sesuai kebutuhan kita. Untuk Sobat yang ingin mendapat penghasilan, kalian bisa mengunggah konten-konten kreatif yang berpeluang mendatangkan uang  dari YouTube.

9. Ipusnas 

Kalian hobi baca, tapi koleksi buku-buku bacaan terbatas, dan tidak punya bujet beli buku baru? Jangan sedih dulu. Ada baiknya kalian mengunduh aplikasi ipusnas. 

Di sini kalian bisa meminjam secara daring ribuan judul buku, mulai dari fiksi hingga non-fiksi, buku anak hingga dewasa. Asyik, kan?

10. Viu


Penggemar film atau drama pasti betah mantengin Viu.  Ragam pilihan judul, mau yang udah tamat maupun masih "on going", ada di sini. Ssssttt! Termasuk Drakor yang sedang "in" dan bikin gelud di medsos itu, looh.... 😆


Adakah aplikasi favorit Sobat juga pada daftar di atas? Atau ada yang lain? Yuk, berbagi di kolom komentar. Terima kasih. (*)

Cilacap, 290420

#Day10
#BPNRamadan2020



Kegiatan Seru Bersama Keluarga



Assalamu'alaikum Wr. Wb

Sobat, tulisan kali ini masih berhubungan dengan postingan saya sebelumnya, yaitu Tips Membuat Anak-anak Betah di Rumah. Tak bisa dipungkiri pandemi ini kian membuka mata hati kita, tentang peranan penting keluarga. Jika relasi antar anggota keluarga terjalin akrab, dan hangat, saya percaya kita bisa menghadapi situasi tak ramah di luar sana.

Apabila di hari-hari yang lampau tercipta jarak antara kita dengan anggota keluarga yang lain, sekaranglah  saat memperbaikinya. Belum terlambat untuk merangkul pasangan,  anak-anak, atau orangtua kita. Kita bisa memulai dengan menciptakan aneka kegiatan seru yang dilakukan bersama-sama.

Nah, saya ingin berbagi cerita mengenai beberapa kegiatan  yang kami lakukan bareng-bareng. Mana tahu bisa jadi alternatif bagi Sobat semua. Fyi, anggota keluarga kami terdiri dari: saya, Pak suami, Farhan, Hanna, Hanif, dan Simbah buyut putri. Cukup rame, kan? 😁.

1. Kerja bakti di pekarangan belakang


Alhamdulillah halaman belakang kami cukup luas. Sehingga bisa kami manfaatkan untuk menanam beberapa jenis tanaman mulai dari bayam, cabe rawit, kenikir, kangkung, serai, kunir, pandan, lidah buaya, tempuyung, binahong, pepaya, delima, alpukat, dan beberapa bibit lainnya.  Semua tanaman itu perlu dirawat, didangir, dibuang gulmanya, dan disapu sampahnya. 

Maka kami pun kerap berbagi tugas beres-beres di halaman belakang tersebut. Pak suami mencabuti gulma,  Simbah mendangir tanaman, Farhan  menggarami hama bekicot dan sirpoh, Hanna menyapu sampah, Hanif tim hore-hore, saya jadi mandor plus momong si bungsu. 😄

Keseruan dan keramaian pasti muncul, entah dari percakapan kami, pertengkaran bocah, atau jeritan Hanif ketika melihat bekicot, cicak, dan hewan kecil lainnya. Tapi hasilnya halaman belakang jadi bersih, kok. 😉

2. Mengajak anak-anak  untuk bikin camilan


Suatu hari saya ingin membuat martabak telur. Maka kami berbagi tugas: Pak suami pergi membelikan kulit lumpia; saya membuat adonan isi dan menggoreng; anak-anak mengisikan adonan tersebut ke dalam kulit lumpia. Capcuss semua rampung. 

Farhan dan Hanna tampak gembira karena sudah dilibatkan. Mereka pun hepi melihat hasilnya. Saat mulut mereka mengudap martabak, terlontar kalimat-kalimat, "Ini yang buatan Kakak, ini Hanna yang ngelipat!" Yowes sama saja, sing penting lahap. Dan terutama saya seneng banget melihat mereka jadi akur. 😛

3. Shalat tarawih berjamaah


Nah, ini dia kegiatan terbaru yang tercipta akibat pandemi. Sebab biasanya shalat tarawih dilakukan di masjid, bukan? Tetapi kali ini giliran para Bapak menjadi imam shalat bagi keluarga. Otomatis stok hafalan surat pendek sebaiknya ditambah, ya, Pak. 😶

Hanif 'nimbrung' shalat tarawih.

 Bada shalat isya, dan ta'lim harian, sajadah-sajadah digelar di ruang tengah, dan kami lalu berdiri untuk tarawih. Bahkan Hanif pun tak mau ketinggalan. 😂 


Demikianlah sepenggal cerita dari keluarga kami. Semoga yang kami lakukan ini diridhai oleh Allah SWT. Ohya, bagaimana dengan kalian, Sobat? (*)

Cilacap, 280420

#Day9
#BPNRamadan2020


Selasa, 28 April 2020

Tips Membuat Anak-anak Betah di Rumah



Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Serasa seabad telah berlalu semenjak kebijakan School From Home, alias Sinau Nang Umah, diluncurkan oleh pemerintah atas dunia pendidikan formal kita. Bagi para orang tua (terutama kaum Emak) hal ini telah menimbulkan kegegeran tambahan. *Ayo, para Emak mana koor tanda setujunya? 😝

Apa pasal? Tentu saja karena di luar rutinitas harian, kini para Emak pun dituntut mendampingi putra-putrinya belajar dan mengerjakan tugas dari sekolah. Seolah masih belum cukup, kita juga harus memastikan mereka tidak keluyuran, melainkan tetap di rumah saja.

Mungkin bagi orang dewasa relatif mudah diberi pemahaman supaya #dirumahsaja. Cukup kasih penjelasan mengenai perlunya 'social distancing', demi mencegah penyebaran virus. Namun memberi pengertian pada anak-anak agar tetap di rumah saja, dan berminggu-minggu pula? Woah, susah, Markonah!

Diperlukan tips dan trik khusus dari orangtua, agar anak-anak betah di rumah saja. Masing-masing keluarga tentu punya cara tersendiri, mengingat sikon yang berbeda-beda pula. Tetapi tak ada salahnya kita saling berbagi, bukan? Dan berikut ini adalah tips ala saya:

1. Biarkan mereka berekspresi, asalkan aman dan terkendali


Anak-anak senang bermain, bahkan di waktu belajar sekali pun. Alih-alih kita spaneng, nih, mendingan kasih mereka kebebasan bersyarat. Misal, boleh mainan lego asal dibereskan kembali; atau boleh konser-konseran yang penting rukun. Dan pastikan mereka mematuhi  S dan K dari kita.


Formasi band keluarga


Konser kamar

2. Sediakan buku-buku bacaan anak


Kebetulan sekali, dan saya bersyukur karenanya, anak-anak saya senang membaca. Setelah lelah bermain, mereka akan lari ke rak buku, mengambil buku-buku favorit masing-masing. Bahkan si bungsu Hanif punya buku kesayangan, yaitu kisah Nabil dan Naura (Seri Anak Hebat). Saya hanya perlu memastikan posisi membaca Farhan dan Hanna, agar nggak dilakukan sambil tiduran.

3. Sediakan camilan favorit


Selama masa libur begini, mulut mereka tetap ingin mengunyah snack. Jika ada dana berlebih, tak ada salahnya para Emak menyisihkan waktu demi membuat jajanan rumah, yang resepnya mudah dipraktekkan. Misal, bikin cireng, bolu kukus, puding, dsb. Atau kalau mau praktis, bisa juga beli di warung. 

Karena sekarang sedang bulan Ramadhan, camilan ini bisa disediakan saat berbuka puasa.

4. Berdoa


Kita iringi setiap ikhtiar dengan berdoa, termasuk usai berusaha membuat anak-anak betah di rumah. Semoga mereka jadi anak-anak yang patuh pada orang tua, dan tetap betah di rumah saja; semoga pandemi ini segera berakhir. Aamiin.
Nah, kurang lebih itulah tips dari saya. Bagaimana dengan sobat? Sharing di kolom komentar, yuk! (*)

Cilacap, 270420

#Day8
#BPNRamadan2020

Minggu, 26 April 2020

4 Hal yang Ingin Saya Lakukan Setelah Covid-19 Minggat

Happy Faces | Pixabay


Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Sobat, apa yang ingin kalian lakukan jika si kopidnentin akhirnya minggat dari hidup kita? Kalau saya, sih, nggak muluk-muluk amat. Setelah  sujud syukur, ada 4 hal lagi yang ingin saya lakukan. Apa saja, sih? Ini dia daftarnya:

1. Membaca sepuasnya tanpa diganggu

Book and beach | Pixabay

Ya, setelah sekian puluh hari semuamua aktivitas dilakukan dari rumah gara-gara pandemi: rutinitas rumah tangga, momong bocah, jadi pengganti guru sekolah, dan sebagainya, wajar dong saya pingin menyepi sendiri.

Saya pingin menikmati kembali buku-buku bacaan yang lama telantar. Saya kangen menyelesaikan satu buku dari awal-akhir tanpa terpotong-potong akibat melerai pertengkaran bocah, misalnya. Atau tanpa dikedipin paksu sebagai kode pengin dipijit. 😝

2. Menikmati minuman favorit sambil nggak ngapa-ngapain

Ice Coffee | Pixabay

Nah, ini ada latar belakangnya. Namanya anak-anak, kalo di rumah lihat emaknya menikmati sesuatu sendiri, pasti, deh, penasaran. Setelah penasaran, lanjut mengusik dengan aneka pertanyaan, terus kudu ikut nyobain, kemudian tahu-tahu minuman kegemaran emaknya tandas oleh mereka, udah gitu bekas mereka minum berceceran di lantai bikin kesantuy-an si emak menguap. Ujung-ujungnya si emak nangis di pojokan. 😒

Makanya, kan... Nggak aneh, kan keinginan saya ini. 😶

3. Cuci mata ke toko-toko aksesoris atau suvenir yang lucu-lucu


Seorang Perempuan di dalam toko | Pixabay

Saya tuh, gemar lihat pernak-pernik unik, lucu, dan menarik. Entah itu berupa gelang, cincin, kalung, cermin hias, hingga tempelan magnet kulkas. Bahkan alasan utama saya join di satu grup jastiper milik mbak Kiky Aurora, ya karena sukak lihat belanjaan suvenir dari LN. Meskipun belum tentu beli.😜

Jadi kalau saya dikasih kesempatan masuk ke toko-toko semacam ini ya jelas mau dan sweneng banget!

4. Mencari dan mengoleksi kerang di pantai


Sea shells at the sea shore | Pixabay

Subhanallah! Takjub nian saya menekuri bentuk dan warna-warni makhluk lautan ini. Tak terbayang berapa lama waktu yang mereka pergunakan membentuk cangkang-cangkang indah tersebut. Belum lagi sensasi sejuk di telapak tangan usai memegang mereka.

Dalam imaji saya, jika cangkang kerang itu saya dekatkan ke telinga, maka terdengarlah debur ombak di kejauhan. Itu sebab saya senang mengumpulkan cangkang-cangkang tersebut. Karena mereka menghubungkan saya dengan aroma laut favorit. 😄

Sekarang, bagaimana dengan kalian sendiri? Apa yang ingin kalian lakukan jika si Covid-19 pergi? Feel free for sharing. ^o^ (*)

Cilacap, 260420

#Day7
#BPNRamadanDay2020

Jumat, 24 April 2020

Ini yang Dilakukan Warga Cilacap Jelang Ramadhan Tahun Ini


Sebatang Pohon Johar di Pemakaman Karang Suci. Dokpri.

Assalamu'alaikum Wr Wb.

Sobat, Alhamdulillah kita akan memasuki gerbang bulan Ramadhan. Segala kebaikan nan berlimpah, sebagaimana janji Allah SWT, tentu saja tidak akan berubah meskipun kita tengah berada di masa pandemi. Maka dari itu mari jaga semangat beribadah kita, Sobat! 😊

Btw, di tempat Sobat adakah tradisi yang biasanya dilakukan menjelang Ramadhan? Kalo di tempat saya namanya punggahan. Ini adalah tradisi di akhir bulan Sya'ban, di mana orang-orang pergi berziarah ke makam, guna mendoakan leluhur.

Tradisi yang rutin setiap tahun ini membuat TPU menjadi ramai didatangi peziarah lokal maupun luar kota. Hal ini tentu saja mendatangkan rezeki tiban bagi sebagian kalangan. Mereka yang turut mengais rezeki dari punggahan bakal menjadi pemandangan khas tersendiri. Contohnya di sepanjang jalan menuju pemakaman, berderet sejumlah kaum wanita yang menjajakan kembang sebagai taburan di atas kuburan. Masih ditambah lagi para pedagang makanan, juru parkir dadakan, tukang bersih-bersih kuburan, dan pengemis cilik di dalam TPU Karang Suci yang luas tersebut. Pokoknya rame!

Namun bukankah tahun ini berbeda?  Kita tengah berada di bawah bayang-bayang pandemi virus.  Ada larangan mudik, membentuk kerumunan massa,  serta himbauan untuk tetap di rumah terkecuali memang ada keperluan mendesak. Jangan-jangan tak ada warga yang melakukan punggahan tahun ini, sebagaimana ditiadakannya shalat tarawih berjamaah di masjid. Duh, terbayang di pelupuk saya betapa merananya para penjual kembang itu. 😣

Karena merasa penasaran, maka saya bertekad melihat sendiri suasana di dekat TPU Karang Suci. Kebetulan jaraknya tidak begitu jauh dari rumah saya, ya sekira 300 meter. Saya berjalan santai saja, melintasi gang-gang, lalu ke jalan Brantas, dan berhenti di pinggir lapangan Karang Suci. Apa yang saya lihat benar-benar di luar dugaan!

Di timpa sinar mentari sore, beberapa penjual  bunga di pinggir jalan terlihat semringah. Salah seorang saya kenal, dia tetangga saya. Kami mengobrol singkat dalam bahasa Jawa. Demi kemudahan percakapan tersebut saya terjemahkan.

"Habis kembangnya, Bu?"

"Habis!" Dia menjawab gembira. Kedua tangannya menanting tampah kosong, wajahnya kemerah-merahan terpapar panas matahari. Kemungkinan besar dia berjualan sejak siang terik tadi.

"Gimana, tetap rame nggak, Bu?"

"Tetap rame, koh. Ini kan punggahan, setahun sekali, jadi orang-orang tetap nyekar," urainya bersemangat.
"Kecuali kalo Kamis Wage, yang nyekar sekarang sepi."

Seorang peziarah berhenti sejenak membeli kembang di pinggir jalan Brantas. Dokpri.


Ya, yang diucapkannya memang betul. Kendaraan bermotor yang ditumpangi para peziarah terlihat menyesaki jalan Brantas hingga perempatan jalan Karang Suci. Beberapa mobil pun diparkir di pinggir jalan. Hah! Semangat orang-orang untuk berziarah kubur sebelum Ramadhan tiba nyatanya tak surut dalam situasi pandemi ini.

Beberapa petugas duduk di pos jaga sederhana, mengawasi lalu lalang peziarah. Dokpri.


Bedanya adalah, orang-orang yang datang itu hampir semua memakai masker. Kemudian tepat di mulut jalan Kolam Sari yang menuju pemakaman, ada beberapa petugas bermasker dan bersarung tangan, mengarahkan orang-orang untuk mencuci tangan di situ. Kendaraan bermotor pun tak diperbolehkan masuk ke dalam areal pemakaman, melainkan diparkir di tepi lapangan.


Sebagian kecil kendaraan yang diparkir di pinggir lapangan. Dokpri.

Saya kira inilah bentuk kearifan lokal warga setempat. Di tengah situasi yang kurang bersahabat pun mereka tetap mengingati dan mengirim doa pada para leluhur, atau sanak kadang yang telah meninggal. Demi hal tersebut mereka pun berkompromi untuk menyiasati keadaan. Siapa yang kuasa melarang?

Petang sebentar lagi tiba.  Saya lalu beranjak pulang. Ah, semoga semua segera membaik seperti semula. (*)

Cilacap, 230420

#Day4
#BPNRamadanDay2020

Rabu, 22 April 2020

Simpang Siur Berita di Masa Pandemi



Mengamati Wajah-wajah. Sumber: pixabay

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Halo, sobat! Jumpa lagi kita. Selamat hari Kartini bagi para perempuan Indonesia. 🌹💐

Kita masih membicarakan si Kopidnentin, nih, Sobat. Kalian pasti sedikit banyak telah merasakan tekanan suasana akhir-akhir ini. Seperti tengah dibayangi awan hitam tebal yang menutupi sinar matahari, begitulah gambarannya. Semua ini terjadi tentu saja karena makin hari keadaan makin terasa tak menentu, para ODP dan PDP terus bermunculan. Mereka bisa jadi adalah orang yang telah kalian kenal, entah teman, tetangga, atau bahkan saudara sendiri.

Ketika Sobat ke warung dekat rumah hendak beli kopi, tahu-tahu ada pembeli yang memberikan, "Kemarin jalan S dilokdon! Ada yang positif!" Sedangkan Sobat dan si pembawa kabar itu  sama-sama tahu  bahwa jalan S  hanya berjarak satu kilometer dari wilayah Sobat. Tentu berita barusan bakal bikin kalian cemas, takut, gelisah, bukan? Acara beli kopi lalu pulang malah bisa jadi berpanjangan dengan kalian saling bicara dan bertukar ketakutan. Bener, nggak?

Nah, padahal ya, berita-berita semacam itu belum pasti kebenarannya, loh! Maksudnya?
Maksud saya, okelah jalan S sudah dilokdon. Tapi benarkah orang yang dinyatakan positif itu betul-betul positif terinfeksi Covid-19? Hmmm... Bingung jawabnya. Lalu, sudahkah ada rilis resmi mengenai status orang itu, dari RSUD atau dinas kesehatan? Hmmm... Belum, sih. Nah, itu! Itu namanya berita masih simpang siur.

Sobat, untuk mengetahui status apakah seseorang terpapar cinta atau nggak, kita bisa menandainya secara kasatmata. Sebab biasanya ada perubahan perilaku secara mencolok, yang pendiam jadi makin diam, yang cerewet jadi pendiam, misalnya. Atau tahu-tahu jadi punya hobi baru, dulu nggak suka masak sekarang hobi banget praktek resep, dulu benci mancing sekarang tahu-tahu hapal semua merk tongkat pancing. Dst, dsb, endebre-endebre. 😛

Tapi berkebalikan dengan status terpapar Corona, kita tidak bisa langsung memutuskan dari gejala-gejala yang kasatmata. Kita perlu bantuan alat tes, Sob. Karena yang kita hadapi adalah makhluk berukuran mikroskopik dan bersembunyi di dalam jaringan tubuh manusia.

Nah, berdasarkan ilmu medis terkini kita bisa tahu ada 2 jenis tes yang lazim dipakai. Pertama rapid test, kedua swab test. Saya kutip dari laman alodokter, yuk cekidot penjelasan kedua macam tes tersebut.

1. Rapid Test


Petugas medis menunjukkan alat Rapid Test. Sumber: web Kompas.com

Rapid test adalah metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi, iyaitu IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona. Antibodi ini akan dibentuk oleh tubuh bila ada paparan virus Corona.

Dengan kata lain, bila antibodi ini terdeteksi di dalam tubuh seseorang, artinya tubuh orang tersebut pernah terpapar atau dimasuki oleh virus Corona. 

Namun perlu  diketahui, pembentukan antibodi ini memerlukan waktu, bahkan bisa sampai beberapa minggu.
Jadi, rapid test di sini hanyalah sebagai pemeriksaan skrining atau pemeriksaan penyaring, bukan pemeriksaan untuk mendiagnosa infeksi virus Corona atau COVID-19.

Tes ini ditujukan agar pemerintah dan petugas kesehatan bisa mengetahui siapa saja orang yang berpotensi menyebarkan virus Corona dan melakukan tindakan pencegahan agar jumlah kasus COVID-19 tidak semakin bertambah.

2. Swab Test

Pemeriksaan swab Test. Sumber: Borneo Post Online

Swab test, yang dimaksudkan untuk pemeriksaan konfirmasi Covid-19, adalah mengambil sampel dari saluran pernafasan (biasanya tenggorokan dan mukosa hidung), dengan alat khusus seperti cotton bud panjang. Kemudian sampel dimasukkan ke kontainer khusus dan diperiksa di laboratorium menggunakan metode RT-PCR (Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction). 

Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan kuantitatif yang dapat mendeteksi virus SARS-CoV-2 di dalam tubuh penderita, baik pada penderita dengan atau tanpa gejala (asimtomatis) - carrier.

Sekarang sudah lebih jelas, kan, Sobat? Mudah-mudahan kita terhindar dari kepanikan berlebihan kala menerima berita apa pun perihal covid-19. Karena bisa mempengaruhi daya imunitas tubuh kita sendiri. Paling aman, tetap ikuti anjuran pola hidup sehat dan bersih di lingkungan kita. Semoga wabah ini segera menghilang dari kehidupan kita. Aamiin. (*)

Cilacap, 210420

Baca juga: Sudah Jatuh, Masa Harus Ditimpa Tetangga Pula?


#Day2
#BPNRamadanDay2020



Selasa, 21 April 2020

Portal Mandiri oleh Warga

Warga RW XI, Donan, Cilacap Tengah, melakukan penutupan wilayah secara mandiri. Dokpri.


Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Halo, Sobat! Bahagia rasanya saya bisa kembali menjumpai kalian lewat tulisan. Semoga kita semua dilimpahi kesehatan, keamanan, dan rezeki oleh Allah, yaa. Aamiin.

Tanpa terasa telah berlalu sebulan semenjak himbauan Bapak  Bupati, agar warga Cilacap mengurangi aktivitas di luar rumah, kecuali bersifat mendesak. Selama itu pulalah KBM di sekolah telah diliburkan, diganti dengan belajar di rumah. Tak lupa dilakukan sosialisasi Gerakan Masyarakat Sehat meliputi menjaga kebersihan diri, etika batuk dan bersin, konsumsi makanan sehat, serta menjaga jarak aman di tempat umum, dan larangan berkerumun.

Dinas terkait bekerja sama dengan satpol PP pun melakukan penyemprotan desinfektan di area publik; pembagian masker cuma-cuma; hingga penyediaan air bersih mengalir, sabun, serta cairan antiseptik di muka kantor-kantor pemerintah maupun swasta. Kesemua hal tersebut di atas dilakukan demi melawan penyebaran si kopidnentin, aka Covid-19.

Saya pikir sobat semua sudah banyak membaca artikel, atau menonton berita sehingga mengetahui  apa dan bagaimana cara penularannya kepada manusia. Namun tak ada salahnya jika di bawah ini saya sisipkan sebuah infografis tentang virus Corona.

Salah satu poster infografis mengenai Covid-19 di web cnnindonesia.com. 

Sayangnya masih banyak masyarakat yang abai terhadap aneka himbauan pemerintah, dengan berbagai alasan, salah satunya alasan ekonomi. (Ya, maklum saja, urusan perut bisa bikin orang kalap bila tidak terpenuhi. Maka diperlukan kebijakan yang tepat guna memberi solusi masalah ekonomi di masa pandemi ini). Hal ini membuat peta penyebaran virus malah semakin meluas, dan Dinas Kesehatan serta paramedis dipaksa semakin bekerja keras.

Dalam situasi begini, bermunculanlah inisiatif dari warga masyarakat untuk membuat portal  mandiri di lingkungan masing-masing. Ambil contoh sebagaimana foto di atas, warga RW XI kelurahan  Donan. Mereka telah membuat beberapa portal yang memagari batas antar RW, dengan satu pintu masuk yang dijaga beberapa pemuda secara bergiliran.  Warga yang berkendara sepeda motor atau mobil, kemudian mencuci tangan dengan air dan sabun yang telah disediakan.

Tentunya dengan adanya portal tersebut, warga berharap dapat melakukan pemantauan lalu lintas orang di lingkungannya. Sehingga mengurangi resiko penyebaran virus Corona. Tentu inisiatif ini patut diapresiasi semua pihak.

Meskipun demikian, sayangnya ada beberapa 'lubang masalah' dalam pelaksanaan portal mandiri ini. Yaitu:

1. Keberadaan portal memang bisa mengurangi lalu lalang pengendara kendaraan bermotor, tetapi tidak dengan pejalan kaki. Orang-orang ini tetap leluasa menerobos wilayah itu tanpa pengawasan penjaga portal. Karena tetap ada celah yang cukup lebar. Artinya, belum semua warga mau mematuhi pembatasan wilayah tersebut.

2.  Pos-pos penjagaan tersebut rentan dimanfaatkan sebagai tempat kumpul-kumpul pemuda. Ada yang bermain gitar, gawai, atau mengobrol. Tentunya kondisi ini justru melanggar larangan berkerumun. Mereka pun tidak menerapkan aturan standar menjaga jarak aman, dan tidak memakai masker.

Baca juga: Simpang Siur Berita di Masa Pandemi

Sungguh patut disayangkan, bukan? Menurut saya, seyogyanya inisiatif warga tersebut diikuti pengawasan dan pendampingan dari pihak berwenang misalnya pemerintah desa, dan dinas kesehatan daerah. Pendampingan itu perlu agar warga benar-benar teredukasi mengenai cara pencegahan penyebaran wabah yang benar. Tujuannya tentu agar tidak menimbulkan masalah baru atau bahkan blunder yang tidak perlu.

Sebab keinginan dan doa kita semua sama:  wabah segera berlalu. Maka  diperlukan sinergi antara pemegang kebijakan dan masyarakat umum. (*)

Cilacap, 200420

#Day1
#BPNRamadanDay2020

Selasa, 10 Maret 2020

Alasan Buku ini Layak Menang di IBF 2020

Novel Anak Terima Kasih Allah. (Dok.pri)

Oleh: Gita FU


Assalamu'alaikum, sobat kopi dari Gita!

Rasanya seribu tahun aku nggak menulis di blog ini. Pantesan agak berdebu, duh! *Ambil sapu, pel, dan kain lap. Cus bebersih di rumah.
Nah, udah mendingan. 😅. Eh, iya, semoga kalian dalam keadaan sehat, aman, dan bahagia, ya, sobat. Aamiin.

Tanggal 26 Februari lalu, berlangsung Islamic Book Fair 2020 di Jakarta Convention Centre, Senayan. Apakah ada di antara sobat yang hadir di sana? Nggak? Samaan, dong. 😆
Namun meskipun aku nggak bisa menonton langsung, aku nggak ketinggalan berita seru tentang IBF kemarin. Apaan, tuh? 

Yaitu tak lain tak bukan tentang penghargaan Buku Islam Terbaik yang dianugerahkan IBF 2020, kepada 8 judul buku untuk delapan kategori. Salah satu kategori tersebut adalah Fiksi Anak; dan tahun ini penghargaan tersebut jatuh kepadaaa... Jreng jreng jreng!


Pengumuman Anugerah Buku Islam IBF 2020. Sumber: Republika.co.id


Yak, Novel Anak berjudul Terima Kasih Allah, karya Hairi Yanti, Indiva Media Kreasi! Keren. Selamat, ya, mbak Hairi Yanti dan Penerbit Indiva! Semoga terus menebar manfaat kebaikan lewat karya-karya bermutu.

Aku pribadi ikut senang dengan pencapaian tersebut. Menurutku buku itu pantas mendapatkannya. Dan inilah alasan-alasan kenapa novel anak Terima Kasih Allah layak menang di IBF 2020. Cekidot!😉

1. Penokohan yang pas dan wajar

    Namanya saja novel anak, tentu saja tokoh utamanya anak-anak. Dalam cerita ini Zira, anak perempuan kelas 5 SD menjadi lakonnya. Ia digambarkan sebagai kutu buku, sehingga tidak punya banyak kawan akrab. Namun selaiknya pehobi baca ia punya kemampuan menalar yang bagus dan masuk akal. Penulis berhasil menampilkan dialog, emosi, baik dari Zira maupun tokoh-tokoh pendukung lain, dengan wajar sesuai umur maupun porsi peran dalam bangunan kisah.

2. Jalan cerita mudah dipahami, runut, dan filmis.

     Plot utama novel ini ialah mengenai musibah kebakaran yang menimpa keluarga Zira dan lingkungan tempat tinggalnya. Penulis menata satu persatu pondasi cerita yang memenuhi kaidah silogisme, dan aku tidak menemukan lubang di dalam plotnya. Pembaca anak-anak kupikir bisa menikmati ceritanya. Sebagai contoh dalam hal ini aku meminta  Hanna, bocah kelas 1 SD, menyampaikan pendapat setelah membaca novel tersebut, dan ia sama sekali tidak merasa bingung mengikuti jalan ceritanya.

3. Konflik internal dan eksternal sang tokoh utama seimbang.

     Yang namanya musibah kebakaran tentu tidak hanya berkutat pada kerugian material bagi penderitanya. Ada juga dampak psikis, kesedihan, penyesalan, harapan, resolusi, ya 'kan sobat? Nah, kesemua sisi konflik  yang dialami Zira itu berhasil digambarkan dengan apik. 

4. Pesan moral yang 'halus', tidak menggurui, tapi 'kena'.

   Aku paling sebel umpama nemu buku terutama fiksi, di mana si tokoh atau penulisnya berkhotbah mengenai pesan-pesan moral atau kebaikan. Seolah-olah pembaca nggak bisa menarik kesimpulan sendiri, gitu. Lain halnya jika cerita itu ditujukan buat anak balita, yah kudu eksplisit mau nggak mau. 🙊 Eh, sobat ada yang sama denganku? 🙈
    Ini dia poin plus lain di buku ini, menurut aku. Pembaca tidak diceramahi terang-terangan, melainkan pelan-pelan ikut tercerahkan seiring perjalanan Zira. Dan itu lebih asyik~

5. Harga buku amat terjangkau

   Jangan khawatir kantong kalian bakal jebol jika ingin membeli buku ini, sobat. Karena banderol resminya hanya Rp 37.000 saja. Baik kalian beli di toko buku, maupun via online (hanya saja plus ongkir 😹). 

6. Desain kaver, ilustrasi, tidak lebay

     Ya ini, sih, poin tambahan dariku. Desain kaver dan ilustrasi di dalamnya memang menggunakan karakter ala manga, tapi nggak berlebihan. Pas sesuai kebutuhan cerita, gitu...

Jadi bagi sobat yang tertarik membeli buku ini, boleh  dan kurekomendasikan bangettt. Novel ini Insya Allah cocok sebagai bacaan fiksi anak-anak usia SD, maupun pembaca dewasa yang ingin mencari bacaan berkualitas tapi tidak terlalu 'berat'. 

Nyaris lupa, ada kabar baik, nih, buat sobat. Novel anak Terima Kasih Allah kini sudah tersedia di ipusnas. Buat kalian yang hobi baca e-book, cuss dicek ya di aplikasinya. 🚀

Demikian yang bisa kuulas di postingan kali ini. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di cerita berikutnya. Salam! (*)