Cari Blog Ini

Rabu, 29 April 2020

10 Aplikasi Android Versi Saya yang Membantu Melewati Masa Pandemi



Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Tidak bisa kita pungkiri, di masa pandemi seperti sekarang ini, keberadaan ponsel android telah menjadi kebutuhan banyak orang. Dan jangan lupakan kuota internetnya. Sebab ponsel android tanpa paket data yang "on", bagaikan gambar bakso di kala lapar; cuman bikin mupeng thok. 🙄

Omong-omong, meskipun pekerjaan utama saya "cuman" Emak 3 anak di rumah yang sedikit-sedikit nyambi menulis, tapi ternyata saya juga tak bisa lepas dari android ini. Saya tetap perlu menguprek aplikasi-aplikasi yang sekiranya bisa memberi kemudahan, kelancaran, dan kenyamanan bekerja.

Berdasarkan pengalaman selama ini, saya punya 10 aplikasi android favorit, yang bisa membantu melewati masa pandemi. Apa sajakah itu?

1. WhatsApp Messenger


Siapa yang tak kenal aplikasi perpesanan instan dari grup Facebook ini? Saya kira nyaris semua kalangan dari anak-anak hingga dewasa, sudah akrab dengannya. Siapapun pemilik ponsel android bisa mendaftar ke aplikasi ini, asalkan punya nomer telepon. 

Bahkan WhatsApp Messenger kini jamak digunakan pihak sekolah, untuk memantau, mengirim, menerima, tugas-tugas yang diberikan pada para siswa. 

2. WPS Office 


Kalau Sobat akrab dengan Microsoft Office pada PC, maka android punya WPS Office. Aplikasi pengolah kata ini memiliki fungsi setara word, Excel, dan powerpoint. Bahkan ia bisa membaca file pdf (pdf reader), pun mengirim email. Pilihan font-nya beragam, hanya saja untuk font tertentu kita perlu menggunakan WPS versi premium.

3. Snapseed 


Demi mengisi blog, saya memerlukan konten foto atau ilustrasi yang sesuai. Sayangnya, aplikasi editor foto bawaan ponsel saya kurang mendukung keinginan tersebut. Syukurlah ada Snapseed, aplikasi editor foto yang cukup memadai. Saya bisa mengedit foto, hingga menambahkan teks yang dibutuhkan, sebelum diunggah ke blog. 

4. Google Drive 


Aplikasi ini menjawab kebutuhan kita akan penyimpanan data yang besar, relatif aman, dan mudah dipindahkan via internet. Kita pun bisa mengunduh, atau mencetak langsung file-file yang tersimpan di Google Drive. 

Kini WhatsApp Messenger pun telah menyediakan opsi pencadangan pesanke akun Google Drive si pengguna. Dan untuk mengakses Drive ini, kita hanya perlu mempunyai akun Gmail.

5. Google Mail 


Ini dia aplikasi buatan Google yang kondangnya mengalahkan Yahoo Mail lama berselang. Google Mail alias Gmail kerap saya gunakan untuk berkirim surat elektronik, membuat akun blogger, atau mendaftar ke aplikasi pihak ketiga lainnya. Kapasitas penyimpanan Gmail lumayan besar, sehingga pengguna (gratisan) macam saya nggak perlu khawatir kehabisan "space".

6. Facebook 


Yuhuu! Ini aplikasi media sosial nomer satu di dunia, bukan? Saya telah menjadi penggunanya sejak tahun 2009. Selama ini banyak manfaat yang saya dapatkan dari Facebook, mulai dari menjalin persahabatan di dunia maya, belajar ilmu kepenulisan, hingga berdagang secara online. 

Di masa kini, bahkan akun Facebook seseorang bisa dijadikan bahan pertimbangan merekrut pegawai, atau mitra kerja, lho! Lewat apanya? Tentu saja lewat isi postingan yang bersangkutan. Makanya pepatah kontemporer bilang, jarimu harimaumu. Sing ati-ati nek nulis status, Lur!

7. Instagram 


Ini pun aplikasi media sosial favorit banyak orang. Menurut saya tak hanya buat pamer foto atau video, tapi kita pun bisa mendapatkan aneka informasi menarik, dari yang ringan hingga berat.

8. YouTube  


Kalian yang gemar menonton pasti tak asing dengan aplikasi ini. Aneka Chanel menyajikan ragam informasi audio-visual sesuai kebutuhan kita. Untuk Sobat yang ingin mendapat penghasilan, kalian bisa mengunggah konten-konten kreatif yang berpeluang mendatangkan uang  dari YouTube.

9. Ipusnas 

Kalian hobi baca, tapi koleksi buku-buku bacaan terbatas, dan tidak punya bujet beli buku baru? Jangan sedih dulu. Ada baiknya kalian mengunduh aplikasi ipusnas. 

Di sini kalian bisa meminjam secara daring ribuan judul buku, mulai dari fiksi hingga non-fiksi, buku anak hingga dewasa. Asyik, kan?

10. Viu


Penggemar film atau drama pasti betah mantengin Viu.  Ragam pilihan judul, mau yang udah tamat maupun masih "on going", ada di sini. Ssssttt! Termasuk Drakor yang sedang "in" dan bikin gelud di medsos itu, looh.... 😆


Adakah aplikasi favorit Sobat juga pada daftar di atas? Atau ada yang lain? Yuk, berbagi di kolom komentar. Terima kasih. (*)

Cilacap, 290420

#Day10
#BPNRamadan2020



Kegiatan Seru Bersama Keluarga



Assalamu'alaikum Wr. Wb

Sobat, tulisan kali ini masih berhubungan dengan postingan saya sebelumnya, yaitu Tips Membuat Anak-anak Betah di Rumah. Tak bisa dipungkiri pandemi ini kian membuka mata hati kita, tentang peranan penting keluarga. Jika relasi antar anggota keluarga terjalin akrab, dan hangat, saya percaya kita bisa menghadapi situasi tak ramah di luar sana.

Apabila di hari-hari yang lampau tercipta jarak antara kita dengan anggota keluarga yang lain, sekaranglah  saat memperbaikinya. Belum terlambat untuk merangkul pasangan,  anak-anak, atau orangtua kita. Kita bisa memulai dengan menciptakan aneka kegiatan seru yang dilakukan bersama-sama.

Nah, saya ingin berbagi cerita mengenai beberapa kegiatan  yang kami lakukan bareng-bareng. Mana tahu bisa jadi alternatif bagi Sobat semua. Fyi, anggota keluarga kami terdiri dari: saya, Pak suami, Farhan, Hanna, Hanif, dan Simbah buyut putri. Cukup rame, kan? 😁.

1. Kerja bakti di pekarangan belakang


Alhamdulillah halaman belakang kami cukup luas. Sehingga bisa kami manfaatkan untuk menanam beberapa jenis tanaman mulai dari bayam, cabe rawit, kenikir, kangkung, serai, kunir, pandan, lidah buaya, tempuyung, binahong, pepaya, delima, alpukat, dan beberapa bibit lainnya.  Semua tanaman itu perlu dirawat, didangir, dibuang gulmanya, dan disapu sampahnya. 

Maka kami pun kerap berbagi tugas beres-beres di halaman belakang tersebut. Pak suami mencabuti gulma,  Simbah mendangir tanaman, Farhan  menggarami hama bekicot dan sirpoh, Hanna menyapu sampah, Hanif tim hore-hore, saya jadi mandor plus momong si bungsu. 😄

Keseruan dan keramaian pasti muncul, entah dari percakapan kami, pertengkaran bocah, atau jeritan Hanif ketika melihat bekicot, cicak, dan hewan kecil lainnya. Tapi hasilnya halaman belakang jadi bersih, kok. 😉

2. Mengajak anak-anak  untuk bikin camilan


Suatu hari saya ingin membuat martabak telur. Maka kami berbagi tugas: Pak suami pergi membelikan kulit lumpia; saya membuat adonan isi dan menggoreng; anak-anak mengisikan adonan tersebut ke dalam kulit lumpia. Capcuss semua rampung. 

Farhan dan Hanna tampak gembira karena sudah dilibatkan. Mereka pun hepi melihat hasilnya. Saat mulut mereka mengudap martabak, terlontar kalimat-kalimat, "Ini yang buatan Kakak, ini Hanna yang ngelipat!" Yowes sama saja, sing penting lahap. Dan terutama saya seneng banget melihat mereka jadi akur. 😛

3. Shalat tarawih berjamaah


Nah, ini dia kegiatan terbaru yang tercipta akibat pandemi. Sebab biasanya shalat tarawih dilakukan di masjid, bukan? Tetapi kali ini giliran para Bapak menjadi imam shalat bagi keluarga. Otomatis stok hafalan surat pendek sebaiknya ditambah, ya, Pak. 😶

Hanif 'nimbrung' shalat tarawih.

 Bada shalat isya, dan ta'lim harian, sajadah-sajadah digelar di ruang tengah, dan kami lalu berdiri untuk tarawih. Bahkan Hanif pun tak mau ketinggalan. 😂 


Demikianlah sepenggal cerita dari keluarga kami. Semoga yang kami lakukan ini diridhai oleh Allah SWT. Ohya, bagaimana dengan kalian, Sobat? (*)

Cilacap, 280420

#Day9
#BPNRamadan2020


Selasa, 28 April 2020

Tips Membuat Anak-anak Betah di Rumah



Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Serasa seabad telah berlalu semenjak kebijakan School From Home, alias Sinau Nang Umah, diluncurkan oleh pemerintah atas dunia pendidikan formal kita. Bagi para orang tua (terutama kaum Emak) hal ini telah menimbulkan kegegeran tambahan. *Ayo, para Emak mana koor tanda setujunya? 😝

Apa pasal? Tentu saja karena di luar rutinitas harian, kini para Emak pun dituntut mendampingi putra-putrinya belajar dan mengerjakan tugas dari sekolah. Seolah masih belum cukup, kita juga harus memastikan mereka tidak keluyuran, melainkan tetap di rumah saja.

Mungkin bagi orang dewasa relatif mudah diberi pemahaman supaya #dirumahsaja. Cukup kasih penjelasan mengenai perlunya 'social distancing', demi mencegah penyebaran virus. Namun memberi pengertian pada anak-anak agar tetap di rumah saja, dan berminggu-minggu pula? Woah, susah, Markonah!

Diperlukan tips dan trik khusus dari orangtua, agar anak-anak betah di rumah saja. Masing-masing keluarga tentu punya cara tersendiri, mengingat sikon yang berbeda-beda pula. Tetapi tak ada salahnya kita saling berbagi, bukan? Dan berikut ini adalah tips ala saya:

1. Biarkan mereka berekspresi, asalkan aman dan terkendali


Anak-anak senang bermain, bahkan di waktu belajar sekali pun. Alih-alih kita spaneng, nih, mendingan kasih mereka kebebasan bersyarat. Misal, boleh mainan lego asal dibereskan kembali; atau boleh konser-konseran yang penting rukun. Dan pastikan mereka mematuhi  S dan K dari kita.


Formasi band keluarga


Konser kamar

2. Sediakan buku-buku bacaan anak


Kebetulan sekali, dan saya bersyukur karenanya, anak-anak saya senang membaca. Setelah lelah bermain, mereka akan lari ke rak buku, mengambil buku-buku favorit masing-masing. Bahkan si bungsu Hanif punya buku kesayangan, yaitu kisah Nabil dan Naura (Seri Anak Hebat). Saya hanya perlu memastikan posisi membaca Farhan dan Hanna, agar nggak dilakukan sambil tiduran.

3. Sediakan camilan favorit


Selama masa libur begini, mulut mereka tetap ingin mengunyah snack. Jika ada dana berlebih, tak ada salahnya para Emak menyisihkan waktu demi membuat jajanan rumah, yang resepnya mudah dipraktekkan. Misal, bikin cireng, bolu kukus, puding, dsb. Atau kalau mau praktis, bisa juga beli di warung. 

Karena sekarang sedang bulan Ramadhan, camilan ini bisa disediakan saat berbuka puasa.

4. Berdoa


Kita iringi setiap ikhtiar dengan berdoa, termasuk usai berusaha membuat anak-anak betah di rumah. Semoga mereka jadi anak-anak yang patuh pada orang tua, dan tetap betah di rumah saja; semoga pandemi ini segera berakhir. Aamiin.
Nah, kurang lebih itulah tips dari saya. Bagaimana dengan sobat? Sharing di kolom komentar, yuk! (*)

Cilacap, 270420

#Day8
#BPNRamadan2020

Minggu, 26 April 2020

4 Hal yang Ingin Saya Lakukan Setelah Covid-19 Minggat

Happy Faces | Pixabay


Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Sobat, apa yang ingin kalian lakukan jika si kopidnentin akhirnya minggat dari hidup kita? Kalau saya, sih, nggak muluk-muluk amat. Setelah  sujud syukur, ada 4 hal lagi yang ingin saya lakukan. Apa saja, sih? Ini dia daftarnya:

1. Membaca sepuasnya tanpa diganggu

Book and beach | Pixabay

Ya, setelah sekian puluh hari semuamua aktivitas dilakukan dari rumah gara-gara pandemi: rutinitas rumah tangga, momong bocah, jadi pengganti guru sekolah, dan sebagainya, wajar dong saya pingin menyepi sendiri.

Saya pingin menikmati kembali buku-buku bacaan yang lama telantar. Saya kangen menyelesaikan satu buku dari awal-akhir tanpa terpotong-potong akibat melerai pertengkaran bocah, misalnya. Atau tanpa dikedipin paksu sebagai kode pengin dipijit. 😝

2. Menikmati minuman favorit sambil nggak ngapa-ngapain

Ice Coffee | Pixabay

Nah, ini ada latar belakangnya. Namanya anak-anak, kalo di rumah lihat emaknya menikmati sesuatu sendiri, pasti, deh, penasaran. Setelah penasaran, lanjut mengusik dengan aneka pertanyaan, terus kudu ikut nyobain, kemudian tahu-tahu minuman kegemaran emaknya tandas oleh mereka, udah gitu bekas mereka minum berceceran di lantai bikin kesantuy-an si emak menguap. Ujung-ujungnya si emak nangis di pojokan. 😒

Makanya, kan... Nggak aneh, kan keinginan saya ini. 😶

3. Cuci mata ke toko-toko aksesoris atau suvenir yang lucu-lucu


Seorang Perempuan di dalam toko | Pixabay

Saya tuh, gemar lihat pernak-pernik unik, lucu, dan menarik. Entah itu berupa gelang, cincin, kalung, cermin hias, hingga tempelan magnet kulkas. Bahkan alasan utama saya join di satu grup jastiper milik mbak Kiky Aurora, ya karena sukak lihat belanjaan suvenir dari LN. Meskipun belum tentu beli.😜

Jadi kalau saya dikasih kesempatan masuk ke toko-toko semacam ini ya jelas mau dan sweneng banget!

4. Mencari dan mengoleksi kerang di pantai


Sea shells at the sea shore | Pixabay

Subhanallah! Takjub nian saya menekuri bentuk dan warna-warni makhluk lautan ini. Tak terbayang berapa lama waktu yang mereka pergunakan membentuk cangkang-cangkang indah tersebut. Belum lagi sensasi sejuk di telapak tangan usai memegang mereka.

Dalam imaji saya, jika cangkang kerang itu saya dekatkan ke telinga, maka terdengarlah debur ombak di kejauhan. Itu sebab saya senang mengumpulkan cangkang-cangkang tersebut. Karena mereka menghubungkan saya dengan aroma laut favorit. 😄

Sekarang, bagaimana dengan kalian sendiri? Apa yang ingin kalian lakukan jika si Covid-19 pergi? Feel free for sharing. ^o^ (*)

Cilacap, 260420

#Day7
#BPNRamadanDay2020

Ketika Memberi Berpasangan dengan Menerima

Memberi dan Menerima| Pixabay

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Sobat, pada fitrahnya manusia adalah makhluk yang penuh empati dan simpati. Hati manusia mudah tersentuh jika menyaksikan kenestapaan, ketidakberdayaan, atau  ketidakadilan yang dialami liyan. Secara alami manusia akan bereaksi, minimal dengan perubahan pada air mukanya.

Demikian pula di kondisi sekarang; di mana secara sosial, ekonomi,  kita sama-sama merasakan hajaran pandemi virus. Keprihatinan melihat kehidupan orang-orang yang lebih susah dari dirinya sendiri tetap timbul ke permukaan. Maka bermunculanlah usaha penggalangan bantuan, untuk diberikan pada mereka yang terdampak pageblug; orang-orang yang rentan ekonominya, dan mereka yang memang pantas dibantu supaya tetap berdiri tegak.

Belum terhitung perorangan yang berinisiatif bergerak sendiri, menyumbangkan apa saja yang ia bisa entah suplai nasi bungkus, atau sepaket bahan makanan pokok langsung pada tetangga kanan-kiri, misalkan.

Semua tindakan itu dilakukan atas dasar kemanusiaan.  Nilai utama yang menerabas sekat-sekat suku, agama, ras, dan antar golongan. Sesuatu yang masih menerbitkan rasa hangat dalam hati kita.

Pesan Lewat WhatsApp

Belum lama ini sebuah pesan WhatsApp dari Ibu Gurunya Hanna masuk ke grup kelas. Seperti biasa beliau memberikan rincian tugas dari sekolah untuk dikerjakan di rumah. Namun sekali itu ada tambahan lainnya. Kami selaku wali murid diharapkan ke sekolah pada hari Senin lusa, guna membayar komite bulanan (yang terpaksa tertunggak dua-tiga bulan akibat sekolah diliburkan), LKS tema 8, rapot bayangan, dan barang/uang sebagai sumbangan sukarela.

Poin terakhir itu menarik. Setelah beberapa penjelasan lebih lanjut dari beliau, rupa-rupanya pihak sekolah Hanna berinisiatif melakukan pengumpulan bantuan dari wali murid bagi keluarga yang terdampak perekonomiannya oleh si kopidnentin. Penggalangan bantuan bersifat tidak mengikat, alias sesuai kemampuan wali murid saja. Andaikata tidak ikut menyumbang pun tak mengapa. Para wali murid lainnya menanggapi positif.

Singkat cerita, pada hari yang ditentukan kami pergi ke sekolah. Tentu saja pihak sekolah mematuhi anjuran pemerintah. Wali murid tidak diperkenankan bergerombol, melainkan tertib satu per satu masuk ke ruangan. Tidak ada salaman. Pertemuan pun singkat saja. Dan paling utama, kami semua mengenakan masker.

Saya sempat memindai aneka barang sumbangan dari wali murid. Ada beras, mi instan, minyak, gula, masker. Ada pula yang menyumbang sejumlah uang. Usai keperluan dengan pihak sekolah, saya langsung pulang.

Keesokan harinya sumbangan itu didistribusikan kembali kepada sejumlah wali murid yang dipandang membutuhkannya. Lagi-lagi, gurunya Hanna mengirim pesan WhatsApp, tetapi kali ini langsung kepada penerima bantuan.

Sekali lagi, sejumlah wali murid tertentu, mengenakan masker mereka dan pergi ke sekolahan. (*)

Cilacap, 250420

#Day6
#BPNRamadan2020