Cari Blog Ini

Selasa, 12 Februari 2019

5 Fungsi Unik Uang Koin yang Penting Kamu Ketahui




Oleh : Gita FU

"Ya ampun! Duitku receh semua! Bikin berat dompet aja, ih! Tuker uang kertas, ah!"

Pernah mengalami hal di atas? Rasanya malu karena duit koin semua, berasa habis mbobol celengan? Duh, kasian.
Padahal ya, andai kalian tahu betapa uang koin  recehan  100-an, 200-an, 500-an, atau 1000-an itu berguna bangeets. Mulai dari bayar parkir, nggenepin uang belanja, hingga ngisi dompet ketimbang kosong. Ya 'kan?
Bahkan uang koin itu punya 5 fungsi unik, gaes! Mau tahu? Ini dia:

1. Kerokan

Dok. Mila Maliki on twitter

Pernah masuk angin? Itu, lho, kondisi di mana badan terasa meriang, panas dingin. Kalau kata orang Jawa, nggreges! Terjadi karena tubuh kita kurang fit sehingga daya tahan tubuh menurun. Atau akibat kelelahan.

Biasanya masuk angin  sembuh setelah badan dikeroki. Yup, kerokan. Bersenjatakan sebuah koin dan balsem/minyak kayu putih/baby oil sebagai pelicin, lalu dikerokkan pada punggung, leher, dada dengan pola mirip tulang ikan, hingga kulit berwarna merah tua. Setelah itu serdawa panjang atau kentut pun keluar, menandai keluarnya angin dari tubuh. Hasilnya? Tubuh berasa enteng lagi!

2. Koleksi

Koin Rp 1000 edisi 1996. Dokpri.

Secara berkala BI menerbitkan koin logam dan uang kertas dengan desain baru. Hal ini menyebabkan edisi yang lama tak beredar lagi. Namun beberapa edisi koin logam lawas desainnya nampol di hati. Meskipun tak berlaku lagi sebagai alat tukar, koin-koin itu tetap disimpan menjadi koleksi.

Contohnya gambar di atas. Edisi tahun 1996 itu apik, gambarnya kelapa sawit, pun logamnya tebal. Ada, lho, kolektor yang mau menghargai mahal belasan hingga puluhan ribu rupiah untuk sebuah koin saja. Menciptakan peluang bisnis baru 'kan?

3. Hantaran pernikahan

Contoh desain mahar pernikahan dengan koin logam.

Namanya kreativitas itu nyaris tak terbatas. Manusia dengan akal budinya mampu menciptakan aneka benda dari bahan-bahan, yang bahkan tadinya tak terbayangkan bisa diolah lagi. Contohnya desainer hantaran pernikahan, mereka telah mampu membuat tampilan yang nyeni dari susunan uang koin. Dan itu semua bisa disesuaikan selera pemesan. Tentunya jasa mereka pantas dihargai tinggi. Peluang bisnis lagi, kan?

4. Membayar jimpitan ronda

Koin 500 untuk membayar jimpitan ronda tiap malam.  Sumber: estudong.com

Di tempat saya ada tradisi jimpitan uang ronda. Apa 'tuh? Itu iuran harian dari rumah ke rumah dalam satu RT, sebesar 500 rupiah. Biar lebih gampang bagi petugas pengambil jimpitan, si pemilik rumah akan membuat wadah dari gelas atau botol plastik, lalu dicantolkan di dinding luar rumah, dan diisi uang koin.

Biasanya uang jimpitan bakal digunakan untuk keperluan bersama, misal perayaan 17 Agustus. Bagaimana di tempatmu, gaes? Ada tidak jimpitan semacam ini?


5. Buat sawuran

Isi sawuran. Sumber: deskgram.net

Sawuran berasal dari bahasa Jawa, artinya menyebar.  Apa yang disebar? Umumnya, sih, beras kuning (ditumbuk bersama kunir), kembang mawar, kenanga, irisan pandan, dan uang logam mulai dari 100-an hingga 1000-an.  Menurut kepercayaan gunanya sawuran ialah buang sebal, atau tolak bala. Sawuran dilakukan di jalan atau di sekitar rumah.

Di Jawa tradisi sawuran dilakukan untuk beberapa ritual. Misal: upacara tedak siti, saat bayi belajar jalan pertama kalinya; dan mengiring jenazah dari rumah duka hingga ke kuburan. Oh iya, uang sawuran pengiring jenazah itu biasanya jadi rebutan anak-anak setempat, lho! Meski kadang berbahaya karena uang itu menggelinding di pinggir jalan raya, namanya anak-anak nggak peduli--yang penting dapat duit jajan. Saat itulah orang dewasa kudu waspada dan ikut mengingatkan mereka.

Nah, bagaimana, gaes? Unik-unik bukan? Makanya jangan sepelekan uang receh begitu saja. Karena di balik nilainya yang terkesan kecil, ada fakta luar biasa! Semoga menginspirasi, ya. Salam! (*)

Cilacap, 120219 (finish)

Senin, 11 Februari 2019

Cah Pesisir Cilacap: Gerakan Literasi untuk Anak



Oleh : Gita FU

Tanggal 18 Desember 2018 lalu empat orang gadis--Uyi, Winda, Ella, dan Tiara--sepakat memulai sebuah gerakan literasi di kota Cilacap. Berbeda dari kebanyakan gerakan atau komunitas literasi lainnya, mereka memfokuskan diri pada dunia anak-anak. Karena bukankah kebiasaan baik itu sebaiknya dimulai sejak dini?

Selanjutnya bergulirlah kegiatan mereka, tiap akhir pekan berlokasi di RTH Jl. Dr. Sutomo, Cilacap. Tempat ini memang cocok sebagai panggung karena banyak keluarga muda datang berkunjung. Saya sendiri menyebutnya sebagai Taman Rumah Kreatif, dan pernah mengulasnya di sini.

Nah, Alhamdulillah pada hari Ahad sore tanggal 10 Februari kemarin saya dan duo HanHan berkesempatan mengunjungi lapak Cah Pesisir ini. Kebetulan mereka sedang berkolaborasi dengan lapak Mengkaji Pustaka; menjadikan RTH makin semarak.

Awalnya duo HanHan masih canggung, "Ini mau ngapain, ya?" Syukurlah tak lama datang Sulis, seorang relawan Cah Pesisir, yang sigap menarik Hanna mengikuti aneka kegiatan. Sementara Farhan minta ditemani mencari buku bacaan.  Dari apa yang saya saksikan, inilah konsep kegiatan Cah Pesisir Cilacap:

1. Lapak baca

Kru Perpusda Cilacap dan Cah Pesisir Cilacap berfoto di depan mobil Perpustakaan Keliling. Dok. Instagram @cahpesisir.clp


Beralaskan tikar, digelarlah buku-buku bacaan anak. Ada seri KKPK, cergam, komik, ensiklopedi bergambar. Anak-anak bebas duduk selonjor sambil membaca. Orang tuanya bagaimana? Ikut baca boleh, hanya duduk mendampingi pun oke. Oh iya, untuk lapak baca ini mereka mendapat dukungan dari mobil Perpustakaan Keliling milik Perpusda Cilacap. Mantap, kan?

2. Mewarnai

Mewarnai-Cah-Pesisir-Cilacap
Mewarnai gambar dua dimensi. Dokpri. 

Sebagian besar anak-anak tentu suka mewarnai. Maka Cah Pesisir memfasilitasi dengan kertas gambar, aneka pewarna, dan pendampingan. Asyiklah anak-anak tersebut mewarnai gambar mereka.

3. Panggung Dongeng

Seorang relawan tengah mendongeng. Dok: @mengkaji_pustaka

Mendengarkan dongeng adalah kegiatan mengasyikkan. Apalagi jika Kakak pendongeng pintar membawakan cerita. Itulah yang dilakukan relawan Cah Pesisir ini, sebuah dedikasi yang patut diapresiasi!

4. Dolanan Anak
Cah Pesisir Cilacap memfasilitasi beberapa dolanan anak, antara lain:  bola bekel, congklak, ular tangga, Lego, alat musik tradisional, lompat tali, monopoli, dan scrabble. Kesemuanya menarik perhatian anak-anak, sehingga mereka sejenak teralihkan dari gawai.

Main Lego, maracas, dan boneka tangan. Dokpri.


Main congklak. Dokpri.



Main scrabble. Dokpri.
5. Kelompok Belajar, Minat dan Bakat Kegiatan ini baru akan dilaksanakan pad tanggal  17 Februari mendatang di kampung pesisir pantai Teluk penyu. Tujuan dari kelompok belajar adalah  membantu kesulitan anak-anak akan pelajaran di sekolah. Sedangkan pengembangan minat dan bakat untuk sementara difokuskan pada kegiatan menggambar.

Tentunya untuk dapat menjalankan seluruh kegiatan tersebut diperlukan bantuan tenaga. Oleh karenanya semenjak  tanggal 26 Januari lalu, Cah Pesisir Cilacap telah menerima 16 relawan baru. Mereka ini bergabung atas dasar kesediaannya berbuat yang terbaik bagi dunia literasi anak.

Sementara itu yang namanya usaha tentu saja ada hambatan alias rintangan. Menurut Tiara hambatan tersebut ialah: masih minimnya koleksi buku-buku cerita anak, dan belum solidnya komitmen dari para relawan baru. Namun seiring berjalannya proses, mudah-mudahan semua itu teratasi. Sehingga harapan Cah Pesisir untuk menjadi rumah yang nyaman bagi anak-anak mengenal literasi dan mengasah minat bakat anak pesisir Cilacap, dapat terealisasi. Aamiin.

Bagi teman-teman yang tertarik ingin berinteraksi langsung dengan gerakan ini, silakan buka profil Instagram mereka: @cahpesisir.clp.

Demikian perkenalan singkat kita dengan Cah Pesisir Cilacap. Semoga menginspirasi dan bermanfaat. Salam!

Cilacap, 110219

Jumat, 08 Februari 2019

[Ragam] Tiga Tanaman Pereda Panas Bayi



Oleh: Gita FU

Saat anak sakit panas adalah saat drama bagi saya--Yeah, b/c i'm  a drama queen, beibeh! Karena jika anak demam biasanya dia akan rewel, susah tidur nyenyak, makan jadi nggak selera; apalagi  masih bayi, maunya digendong mulu.  Akibatnya siklus rutin jadi geser, ya 'kaan? Beberes rumah nggak sempat, masak nggak keburu, apalagi mandi--wih, boro-boro, dah! Lain soal jika ada yang membantu di rumah. So pasti masih bisa geraklah.

Nah, kali ini saya ingin berbagi pengalaman pribadi dalam menggunakan obat tradisional untuk meredakan panas bayi. Lha, memang ada obat tradisional pereda panas? Ada, dong! Lho, memangnya obat dari dokter nggak cukup? Bukan perkara cukup atau nggak, sih. Tapi lebih ke ikhtiar sebagai orang tua. Sepanjang aman dan berefek positif kenapa nggak, ya kan?

Mau tahu lebih lanjut? Yuk, simak. Inilah dia tiga tanaman pereda panas  bayi:

1. Jeruk Bayi

Jeruk bayi
Jeruk bayi/jeruk nipis Jawa. Dok: www.kangmulyono.com

Buah ini kerap menimbulkan kebingungan, "Lho, itu sama saja dengan jeruk nipis, 'kan?"
Hehe, jawabnya: mereka memang sama-sama jeruk. Dezigh! Aww!

Oke, begini. Singkat cerita jeruk bayi dan jeruk nipis masih satu marga, namun berbeda penampilan. Jeruk bayi berbentuk bulat, bobot lebih ringan. Jika diperas kandungan air lebih banyak, dan aroma lebih wangi. Sedangkan jeruk nipis bentuknya tidak bulat, melainkan cenderung lonjong. Bobotnya lebih berat, namun kandungan air serta aroma kalah jauh dengan jeruk bayi.
Jelas, ya? Kalau bingung terus, silakan berdayakan Mbah Gugel, ya.

Jeruk bayi memiliki banyak khasiat, misalnya meredakan batuk, menghilangkan jerawat, dan meredakan panas alias demam. Saya akan bahas untuk yang terakhir itu.

Bagaimana cara menggunakan jeruk bayi sebagai pereda demam? Ambil sebutir jeruk, potong empat bagian, peras airnya lalu campurkan ke parutan bawang merah. Selanjutnya? Balurkan merata ke tubuh bayi. Jangan lupa sambil dipijat-pijat lembut. Lakukan sehari dua kali, insyaallah demam segera reda.

2. Bawang Merah

Tanaman bumbu bawang merah
Bawang merah

Hmmm, ini dia tanaman bumbu serba guna dari dapur kita. Khasiatnya sebagai obat antara lain: meredakan flu, dan meredakan demam. Bagaimana caranya? Kupas dan cuci satu hingga dua siung bawang, parut hingga lembut, campurkan dengan sedikit minyak telon dan baby oil. Selanjutnya balurkan merata ke seluruh tubuh bayi, sambil dipijat-pijat lembut. Mantap juga dikombinasikan dengan air jeruk bayi seperti disebutkan di atas. Lakukan sesuai kebutuhan tubuh bayi. Namun sepengalaman saya, baru sekali digunakan pun langsung kelihatan khasiatnya, insyaallah.

3. Burus Kecombrang

Bagan tanaman Kecombrang. Sumber: Wikipedia.

Tahu Kecombrang? Nama lainnya Honje. Bunganya yang merah dan berkelopak panjang kerap dicampurkan ke dalam masakan urapan. Sedangkan bagian tanaman yang digunakan sebagai obat ialah pangkal batang, yang mirip dengan kamijara/sereh, dan berwarna merah muda. Orang Banyumas menyebutnya burus Kecombrang.

Cara menggunakannya cukup mudah. Pangkal batang/burus dipotong-potong, dikupas, lalu dicuci bersih. Setelah itu diparut hingga lumat, peras airnya. Nah, airnya ini yang diminumkan ke penderita demam. Untuk bayi ya dua hingga tiga kali tiga sendok teh sehari. Rasanya tawar cenderung getir, dan airnya berwarna cokelat kemerahan. Oh iya, ampasnya bisa dibalurkan ke tubuh bayi. Insyaallah cespleng, berdasarkan pengalaman banyak anak.



Burus-dipotong-potong
Burus Kecombrang sedang dipotong-potong sebelum digunakan. Dokpri.

Tiga tanaman di atas saya rasa masih mudah didapat di sekitar kita, sehingga mudah dipraktekkan. Demikianlah pengalaman yang dapat saya bagikan, semoga bermanfaat dan menginspirasi. Salam! (*)
Cilacap, 080219