Cari Blog Ini

Tampilkan postingan dengan label Event. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Event. Tampilkan semua postingan

Rabu, 05 November 2025

Kolaborasi KBSA dan KLC demi Memajukan Literasi di Cilacap


Nurul Mae dan Mitri Komalasari
Nurul Mae dan Mitri Komalasari usai Workshop Literasi Keuangan (Foto: GFU)

oleh: Gita FU

 Cilacap, kopidarigita.com—Sobat, kolaborasi adalah kerja sama antara dua atau lebih individu, kelompok, atau organisasi, untuk mencapai tujuan bersama. Pihak-pihak yang terlibat saling berbagi sumber daya, keahlian, dan tanggung jawab agar mencapai hasil yang diinginkan. Dengan kolaborasi, hasil yang dicapai biasanya lebih baik dibanding bekerja seorang diri.

 Alasan tersebut agaknya mendasari Nurul Mae, pendiri Kelompok Belajar dan Taman Baca Masyarakat Semesta Alam, serta Mitri Komalasari, pendiri Klub Literasi Cilacap, berkolaborasi dalam sejumlah kegiatan edukasi dan penguatan literasi di wilayah Ciacap. Yang terbaru adalah kolaborasi mereka di Workshop Literasi Keuangan, pada Sabtu (25/10/2025) lalu, di Aula Perpustakaan Daerah Cilacap.

Baca juga: Pegiat Literasi Cilacap Ajak Masyarakat Sadari Literasi Keuangan di Era Digital 

Sebagai informasi tambahan, Nurul Mae belum lama ini menerima Penghargaan Gerakan Budaya Gemar Membaca dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Cilacap, lho. Penghargaan ini diserahkan pada Kamis, 30 Oktober 2025, di Hotel Sindoro, Cilacap. Menurutnya, apresiasi tersebut  seolah menjadi kado manis setelah lima tahun kiprahnya di masyarakat.


Nurul Mae terima penghargaan
Nurul Mae (berbaju merah muda) saat menerima hadiah Penghargaan Gerakan Budaya Gemar Membaca secara simbolis, tempo hari (Foto: NM/KBSA)

Sementara Mitri dan Klub Literasi Cilacap konsisten mengadakan kegiatan yang mendorong minat baca generasi muda. Ia dan Semesta Buku menyelenggarakan Bincang Buku, di event yang disponsori oleh Gramedia itu pada Jumat, 31 Oktober 2025, di Aula Politeknik Negeri Cilacap. Acara Bincang Buku tersebut terbukti mengundang minat banyak peserta dari berbagai latar  belakang.  


Mitri dan Bincang Buku
Klub Literasi Cilacap usai Bincang Buku di Semesta Buku (Foto: MK/KLC)

 Kembali ke topik kolaborasi di awal.  Saya sempat berbincang-bincang dengan  Nurul Mae (NM) dan Mitri K. (MK) usai acara Workshop Literasi Keuangan. Berikut hasilnya saya rangkum untuk sobat semua.

 

Apa tujuan mengadakan workshop?

NM:  Tujuannya mengedukasi teman-teman terkait literasi keuangan, manajemen keuangan, dan permainan edufin.

Siapa yang menjadi sasaran edukasi?

NM: Kelompok usia SMA, mahasiswa, ibu  rumah tangga, dan masyarakat umum.

Apa alasan menyelenggarakan workshop?

NM: Dari KBSA/TBM (Komunitas Belajar Semesta Alam/Taman Bacaan Masyarakat) sejak awal konsen ke kegiatan pendidikan, salah satunya bidang literasi. Literasi sendiri mencakup banyak hal salah  satunya literasi keuangan. Kebetulan saya sendiri berkesempatan bulan lalu (September) mengikuti Training dari OJK Purwokerto. Jadi untuk menyebarkan ilmu yang sudah saya dapatkan dari training, dibuatlah workshop ini.

Bagaimana kesadaran masyarakat Cilacap tentang  literasi keuangan?

NM: Untuk jumlah pasti, kan, perlu survei. Untuk perkiraan masih menengah, yang masih perlu digencarkan sosialisasinya.

Apakah workshop Literasi Keuangan akan berlanjut?

NM: Saya belum tahu. Jika memang masih ada teman yang menginginkan, ya nanti kita adakan dengan kolaborasi yang lebih luas.

Apa harapannya setelah mengadakan kegiatan ini?

NM: Harapannya, ya, dengan adanya literasi keuangan maka  semakin aware dengan pengelolaan keuangan  supaya (hidup) lebih baik lagi, dan terhindar dari utang yang buruk.

 

Apa peran Klub Literasi Cilacap (KLC) pada acara ini?

MK: Peran KLC sebagai kolaborator. Karena KLC mendukung kegiatan-kegiatan yang konsen dibidang literasi.

Bagaimana antusiasme peserta menurut pantauan KLC?

MK: Saya menilai antusiasme peserta cukup tinggi. Dan dari ekspresi peserta seolah tercerahkan.  Karena setelah dapat edukasi peserta mendapat wawasan baru tentang mengelola uang.

Apakah di lain kesempatan KLC akan mengadakan sendiri  workshop semacam ini?

MK: Sepertinya tidak. Kami tetap ingin berkolaborasi  dengan pegiat literasi lainnya agar ilmu dan wawasan dapat saling ditularkan.

NM: Karena kolaborasi itu saling menguatkan (tertawa bareng).


Wah, mereka kompak bener, ya, Sobat? Kita  doakan, yuk, semoga semakin banyak generasi muda di Cilacap yang sadar akan pentingnya edukasi dan literasi, bagi masa depan yang lebih baik. Aamiin.

Sampai jumpa di artikel selanjutnya! 

Senin, 03 November 2025

Kisah di Balik Novel Ratu Kalinyamat

 

Penulis Novel Ratu Kalinyamat
Setyo Wardoyo saat gelar wicara di acara Jumpa Penulis Novel Ratu Kalinyamat (Foto: dokpri/GFU)

Oleh: Gita FU

Cilacap, kopidarigita.com—Sobat, siapa nama tokoh wanita dalam sejarah Nusantara yang sudah kalian ketahui? Mungkin sebagian besar jawabannya adalah RA. Kartini, Tjut Nyak Dien, Dewi Sartika, Nyai Ahmad Dahlan, atau Kristina Marta Tiahahu. Semuanya tak salah. Namun jika kita mundur kembali ke masa kerajaan, ada banyak nama gemilang yang mungkin jarang mencuat di pelajaran sejarah sekolah. Sebut saja Laksamana Keumalahayati dari Aceh, Ratu Shima dari Kalingga, Tribhuwana Tunggadewi dari Majapahit, dan Ratu Kalinyamat dari Jepara.

Patut disyukuri, studi sejarah terbaru telah berhasil mengulik nama-nama tersebut beserta peranan masing-masing. Bahkan kisah Ratu Kalinyamat diangkat ke dalam novel fiksi sejarah berjudul sama. Penulisnya adalah Setyo Wardoyo, yang sebelumnya sukses pula menulis novel berjudul The Rise of Majapahit.

Nah, pada hari Kamis, 30 Oktober 2025 lalu saya berkesempatan mengikuti acara Jumpa Penulis Novel Fiksi Sejarah “Ratu Kalinyamat” Setyo Wardoyo, di Hall Anggraeni Hotel Sindoro, Cilacap. Acara tersebut diselenggarakan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Cilacap, sebagai satu rangkaian dengan  Penutupan Pameran Literasi yang telah digelar sejak 28-30 Oktober 2025. Tentunya hal ini  adalah suatu pengalaman berharga bagi saya.    

Oh iya, Sobat, sebelum sesi gelar wicara dimulai kami disuguhi penampilan luar biasa dari Keylha Hasna Aulia yang menyanyikan “Jepara 1574”, dan Dyah Gayatri Kusumarini yang membacakan puisi “Jepara 1574”. Asli, penampilan mereka bikin terpukau, lho.

Setelah itu tibalah saat yang ditunggu. Setyo Wardoyo, lelaki alumni SMAN 1 Cilacap yang punya sapaan akrab Yoyo, memaparkan secara sistematis proses di balik layar penulisan novel Ratu Kalinyamat. Ia bilang latar belakang memilih tokoh perempuan, antara lain guna melengkapi dan mengenalkan sosok tokoh utama kepada khalayak. Ratu Kalinyamat sendiri adalah putri Sultan Trenggono. Ia hidup di Jepara di abad 16, di masa kedatangan Portugis ke Nusantara. Nama aslinya, Ratu Mas Ayu Ratna Kencana.

Setyo mengungkapkan ia ingin mengangkat peran perempuan dalam sejarah. Selain itu ia juga menyoroti situasi  maritim kala itu, serta mengangkat budaya lokal.

Mengingat genre novelnya adalah fiksi sejarah maka Setyo menggunakan beberapa metode penulisan. Pertama, metode riset pustaka sehingga ia menemukan empat sumber primer dari Portugis, referensi dari Forum Diskusi Denpasar 12 yang digagas Lestari Moerdijat (wakil Ketua MPR RI), dan laporan Riset Penelitan Empiris Ratu Kalinyamat.

Kemudian ia juga bertemu narasumber yang memiliki keterkaitan dengan sejarah lokal,  termasuk menemui kuncen, demi menggali cerita-cerita lisan yang belum didokumentasikan dalam bentuk arsip. Setelah merasa mendapat cukup bahan barulah ia mulai menulis.

Fyi Sobat, novel Ratu Kalinyamat karya Setyo Wardoyo telah diterbitkan oeh Grasindo, Desember 2024 lalu. Tebal novelnya adalah 496 halaman. Wajar tebal, ya, mengingat genre yang diusung kisah ini.

 

Peran Ratu Kalinyamat

 

Cover Novel Ratu Kalinyamat (Foto: Grasindo) 

Menurut data dan fakta sejarah yang saya baca di Laporan Hasil Penelitian Empiris  Ratu Kalinyamat, diterbitkan oleh MPR-RI, 2025, Ratu Kalinyamat  adalah sosok pemimpin perempuan pertama  yang mencetuskan anti-kolonialisme terhadap Portugis di abad XIV. Ia sosok yang   tangguh, bermental baja, dan amat berpihak kepada rakyatnya. 

Bayangkan, sang ratu meneruskan tampuk kepemimpinan setelah suaminya Pangeran Hadiri tewas dibunuh Arya Penangsang, penguasa Blitar yang ingin merebut kekuasaan di Demak. Bukannya goyah setelah kematian tragis suaminya, ia malah berhasil menegakkan marwahnya. Terutama setelah akhirnya Arya Penangsang mati di tangan Jaka Tingkir atau Hadiwijaya. Ratu Kalinyamat mendedikasikan hidup untuk kemajuan Jepara.

Di samping itu, Ratu Kalinyamat adalah diplomat unggul. Berkat diplomasinya, ia berhasil membentuk poros maritim dengan kesultanan lain (Aceh, Cirebon, Hitu). Poros inilah yang berhasil merepotkan Portugis dengan empat kali serangannya. Serangan pertama pada 1551, ia mengirimkan pasukan ke Malaka, atas permintaan Kerajaan Aceh.

Serangan kedua, pada 1564, ia mengirimkan pasukan ke Teluk Ambe, atas  permintaan Sultan Ternate. Tujuannya guna menangkal upaya pendudukan Portugis.

Ketiga pada 1565, Ratu kembali mengirimkan pasukan ke wilayah Ambon. Kali ini atas permintaan Sultan Hitu, untuk melawan hegemoni Portugis terhadap sumber-sumber ekonomi, dan pelabuhan.

Keempat, pada 1574, ia secara mandiri mengirimkan 15 ribu pasukan dan 30 jung besar ke Malaka untuk menyerang Portugis. Ke empat serangan ini tergambar dalam buku-buku primer yang terbit di Portugis.

 Atas keberanian, dan kepandaiannya ini pihak Portugis pun menaruh rasa hormat kepadanya. Ratu Kalinyamat  diberi julukan Rainha de Japora, Senhora Poderosa e rica. Artinya, Ratu Jepara, seorang wanita kaya dan sangat berkuasa.

Seni ukir Jepara pun maju pesat di bawah kepemimpinan sang Ratu. Demikian pula pelabuhan jepara kala itu menjadi besar, dan memegang peran strategis dalam perdagangan lintas kerajaan.

Semua sepak terjang tersebut benar-benar pantas diteladani oleh bangsa Indonesia saat ini. Ratu Kalinyamat telah mencontohkan semangat dan patriotisme, sekaligus kecerdikan, dan pandangan visioner. Ia pantas dijadikan salah satu pahlawan nasional kita, bukan?

Demikianlah Sobat, sedikit catatan pinggir terkait pengalaman saya mengikuti Jumpa Penulis Setyo Wardoyo. Ups, hampir lupa. Menjelang akhir sesi gelar wicara, Setyo sempat membocorkan novel berikutnya bakal mengangkat kisah kepahlawanan dari Cilacap. Wow, tak sabar menunggu hasilnya kelak.

Sampai jumpa di artikel selanjutnya, Sobat!

 

 

 

     


Rabu, 28 Mei 2025

Belajar Bikin Branding Produk dengan Konten Keren Bersama Teman UMKM Cilacap

 

Narasumber dan Peserta UMKM Naik Kelas Batch 2 (dok.pri/GFU)

Oleh: Gita FU

Cilacap, kopidarigita.com-- Smartfren Community dan Teman UMKM Cilacap kembali mengadakan pelatihan UMKM Naik Kelas bertajuk Branding Produk dengan Konten yang Keren, di Aula BRILiaN Hall, Bank BRI kaca A. Yani, Cilacap, pada hari Rabu, 28 Mei 2025. 

Sebanyak 50 pelaku UMKM yang telah lolos kurasi, menerima materi dari Kepala Bidang Perindustrian Disnakerin Kabupaten Cilacap Waris Winardi, Influencer/Food Vloger Rakhmi Dwi Agustin, dan Smartfren Community Cilacap Jojo Paijo. Hadir pula Manajer Dana dan Transaksi BRI Cabang Cilacap Woro Wahyu Hidayat.

Woro Wahyu Hidayat Manajer Dana dan Transaksi BRI Cabang Cilacap dalam sambutannya  mengungkapkan rasa terima kasih kepada panitia. Ia mengungkapkan kesiapan BRI untuk mendukung keperluan transaksi keuangan para pelaku UMKM di Cilacap. 

Senada, Waris Winardi  mengatakan apresiasinya atas pelatihan yang diberikan oleh XLSmart melalui Teman UMKM Cilacap dan Smartfren Community Cilacap, serta BRI Cabang Cilacap. Ia mengakui tidak semua kebutuhan UMKM dapat dipenuhi oleh Pemerintah, sebab terbatasnya anggaran. 

Ia mengatakan, branding atau pencitraan diawali oleh pandangan pertama yang mengesankan. Melalui kesan yang baik akan mudah meraih kepercayaan orang lain.

"Jangan lupa setelah branding-nya bagus, kontennya bagus, kualitas tetap dijaga," pesannya.

Peserta aktif bertanya kepada narasumber (dok.pri/GFU)

Jojo Paijo, selaku Direktur Teman UMKM Cilacap dan Smartfren Community Cilacap, menyatakan apresiasinya kepada BRI dan para pelaku UMKM yang lolos kurasi.

"Ini adalah kali kedua kami bekerja sama dengan BRI untuk menyelenggarakan workshop Teman UMKM Naik Kelas," katanya.

Jojo pun menyebut pelatihan UMKM Naik Kelas seri kedua ini diadakan dua kali yakni hari Rabu (28/5/2025), dan tanggal 5 Juni 2025. Pada seri pertama yang diadakan bulan Juli-September 2024 lalu, sukses membantu puluhan pelaku UMKM di Cilacap naik kelas dari segi ilmu bisnis di era digital.

Selain itu, ia menerangkan bahwa XLSmart adalah hasil merger dari XL, Axis, dan Smartfren. XLSmart berkomitmen mendukung pertumbuhan UMKM secara digital melalui program Panca Garda. Panca Garda sendiri terdiri dari Garda Pertumbuhan, Garda Stabilitas, Garda Lingkungan, Garda Budaya, dan Garda Persatuan.

 Kelak di akhir pelatihan akan dipilih Tiga UMKM Pembelajar Terbaik yang masing-masing memdapat 2 juta rupiah. Dan satu UMKM ter-ngonten mendapat 1 unit Smartphone dari XKSmart.

Para peserta terlihat antusias menerima materi dari Rakhmi Dwi Agustin. Influencer ini mengatakan zaman sekarang pelaku UMKM tak cukup hanya memproduksi barang atau jasa. Kemampuan promosi pun harus dimiliki, dan semua dimulai dengan menciptakan pencitraan atau branding yang sesuai.

"Branding bisa dibuat lewat konten, dan ditaruh di media sosial yang gampang menjangkau banyak orang," urainya.

Tak hanya memberi materi, para peserta nantinya diberi tugas oleh narasumber pelatihan.


#umkm


Rabu, 05 Maret 2025

Klub Literasi Cilacap Ajak Masyarakat Tak Sungkan Baca Buku di Ruang Publik

 

Workshop Klub Literasi Cilacap
Peserta Workshop Membuat Pembatas Buku (dok/KLC)

Cilacap, kopidarigita.com—Sobat kopidarigita, pada hari Kamis (27/2/2025) sore lalu, saya mengajak Hanna dan Hanif ke acara Workshop Pembuatan Pembatas Buku, di Plaza Cilacap lantai 2. Acara tersebut diinisiasi oleh Klub Literasi Cilacap. Dan rupanya merupakan bagian dari pagelaran Tjilatjap International Film Festival yang digagas oleh Komunitas Cilacap Kreatif.

Di sana Hanna diajari membuat dua pembatas buku, atau bahasa kerennya bookmark, oleh Mitri Komalasari. Tentunya tak hanya Hanna, ada sejumlah peserta lain sama-sama mengikuti langkah demi langkah yang dicontohkan. Pembatasnya berbahan utama kertas, yang dikreasikan sehingga membentuk motif ala anyaman, plus sepotong pita sebagai pemanis.

Nah, usai acara saya sempatkan mengobrol dengan Mitri. Saya penasaran dengan komunitas yang didirikannya. Saya ingin lebih mengenal Klub Literasi Cilacap yang unik ini. Kenapa saya bilang unik? Sebab di tengah gempuran gawai canggih plus internet yang kian melenakan manusia, kok, masih ada orang yang peduli terhadap literasi membaca?

Berawal dari Hobi Membaca

KLC di Peken Banyumasan I
Book Date bersama KLC di Peken Banyumasan I tahun 2023 (@klubliterasi.cilacap)

Menurut Mitri, akar sebagian besar masalah hidup di masyarakat kita berasal dari tingkat literasi yang rendah, terutama baca dan tulis. Terbukti dengan cara berpikir yang cenderung dangkal dan ingin serba jadi. Sehingga saat dihadapkan pada realita masyarakat dilanda kebingungan tentang apa yang sebaiknya dilakukan. Contohnya, kejadian di masa pandemi lalu, 

Oleh karena itu, ia ingin menghidupkan budaya membaca, sebagai sarana memperbaiki diri sendiri. Maka di luar rutinitasnya sebagai operator honorer dan pengajar, Mitri beroleh ide membentuk Klub Literasi Cilacap (KLC), tepatnya pada Maret 2022 silam. 

Di Klub Literasi Cilacap, kegiatan yang dilakukan tak hanya membaca tapi juga berbagi kisah. Mitri mengaku ia justru semakin mengenal diri sendiri dan mengenal potensi di bidang literasi. Dengan kata lain, KLC menjadi media Mitri untuk bertumbuh.

Ia berharap, Klub Literasi Cilacap bisa menjadi wadah bagi siapapun yang memang mau tumbuh dan berkembang di bidang literasi. Setiap buku yang dibaca, diskusi yang dilakukan, membentuk lembaran baru dalam buku hidup kita sendiri.

“Tanpa buku, mungkin saya akan menjelma menjadi sosok yang berbeda dari sekarang. Mari terus berproses bersama hingga proses itu berubah menjadi perjalanan mengasyikkan yang lebih menggiurkan ketimbang sekadar hasil,” urainya, dalam rekaman yang diunggah di akun Instagram @klubliterasi.cilacap. 


Kegiatan-kegiatan Klub Literasi Cilacap

KGB dan KLC
Kolaborasi Komunitas Guru Belajar dan KLC (@klubliterasi.cilacap)

Mitri mengatakan agenda rutin KLC adalah kegiatan membaca buku bersama-sama, atau kerap ia sebut ‘book date’. Aktivitas ini diadakan secara periodik setiap dua bulan sekali. Teknisnya gampang, pehobi baca hadir ke lokasi dan waktu yang telah ditentukan, dengan membawa buku masing-masing. Kemudian mereka mulai membaca, dilanjutkan berdiskusi, sesuai durasi yang disepakati.

“Di akhir acara biasanya kami foto bareng, jika peserta berkenan,” tuturnya kepada saya, di Plaza Cilacap, Kamis (27/2/2025) lalu. 

Saya sendiri pertama kalinya ikut serta di acara book date pada tanggal 7 Juni 2023 lalu. Waktu itu Klub Literasi Cilacap berkolaborasi bersama komunitas kreatif lain dalam gelaran Peken Banyumasan I, bertempat di Gedung Pemintalan, Cilacap. Kala itu saya mengajak Hanna, putri kedua saya. 

Kesan saya pribadi, acara membaca buku semacam itu cukup menyenangkan. Kita jadi bisa saling bercerita mengenai judul-judul buku yang belum pernah dibaca. Selain itu, mendapat teman-teman baru sesama pehobi baca itu bikin happy, loh! 

Nah, di titik ini saya bisa memahami maksud dari Klub Literasi Cilacap. Bahwa membaca buku itu memang asyik. Para pehobi baca pun tak perlu merasa jadi alien hanya karena membaca di tempat umum. Justru budaya membaca harus ditularkan seluas-luasnya agar tingkat literasi masyarakat kita meningkat. 

Selain book date, KLC tercatat beberapa kali berkolaborasi mengadakan kegiatan bertema literasi dengan komunitas lain. Mereka antara lain: Komunitas Belajar Semesta Alam, Baca Bareng Purwokerto, Komunitas Literasi Purbalingga, Komunitas Pranikah Cilacap, Cilacap Kreatif, Catering Sehat Time, Komunitas Guru Belajar Cilacap, Cilacap Edufair, Sekolah Alam Cilacap, Toko Buku Semangat Baru, dan Paragraf Coffee and Eatery.

Klub Literasi Cilacap tentunya punya markas, dong, ya. Jika ada di antara sobat yang ingin berkunjung silakan ke alamat mereka di Jalan tentara Pelajar RT 01/RW 09, Tritih Wetan, Proliman Cilacap. Atau kunjungi akun IG-nya yakni @klubliterasi.cilacap.

Semoga setelah membaca artikel ini, sobat menjadi terinspirasi ya. Sampai jumpa di postingan berikutnya.

#KlubLiterasiCilacap #LiterasiBaca 



 

Senin, 08 April 2024

PWMOI Cilacap Jalin Keakraban dengan Ketua DPRD Cilacap di Sidareja

 

Taufik Nur Hidayat (berbaju putih di tengah) di antara rekan-rekan PWMOI Kabupaten Cilacap. (Dok. PWMOI Cilacap) 

Oleh: Gita FU

Cilacap, kopidarigita.com--Hari Minggu (7/4/2024) sore saya memperoleh kesempatan emas untuk mengunjungi Sidareja, salah satu kecamatan di wilayah Cilacap bagian barat. Kesempatan tersebut hadir berkat adanya  undangan buka bersama sekaligus silaturahmi dari PWMOI (Perkumpulan Wartawan Media Online) Kabupaten Cilacap. Bukan sembarang bukber, karena PWMOI telah mengundang   Taufik Nur Hidayat, Ketua DPRD Cilacap, untuk beramah tamah bersama-sama usai buka puasa. 

Saya pergi berombongan bersama empat rekan lain  yakni Anton Irawan, Purwanto, Sartono, dan Jasmirah. Kami menumpang mobil Bang Anton, sapaan untuk Anton Irawan. Berangkat pukul 16 dengan estimasi durasi  satu jam perjalanan. Tentu pas menjelang waktu berbuka. 

Belakangan estimasi kami meleset. Arus mudik menyebabkan kemacetan lumayan panjang di sejumlah titik. Alhasil kami sampai di lokasi restoran pada pukul 18 kurang sedikit,  bertepatan azan magrib. 


Salah satu lanskap menuju Sidareja. (Dok. Gita FU) 


Namun bagi saya pribadi, panjangnya perjalanan yang kami tempuh seolah tak terasa. Karena saya amat menikmati pemandangan di sepanjang jalan, serta mengobrol random dengan kawan-kawan yang jarang saya temui. 

Sesampainya di RM.  Oisea Food di Jalan Jend. A. Yani, Sidareja, kami disambut rekan-rekan lain yang telah sampai terlebih dahulu. Terutama oleh Ketua PWMOI Kabupaten Cilacap Sugeng Suswanto, yang akrab disapa Bang Gondrong, serta sejumlah pengurus lainnya antara lain Nanang Supriatna, atau akrab disapa Bah Gatan. 


Saya, Bu Jas, serta Bu Pipit anggota PWMOI asal Majenang. (dok. Gita FU). 


Setelah saling menyapa, saya dan Bu Jas (sapaan saya untuk Jasmirah) segera berbuka dengan menu yang telah disediakan oleh pihak rumah makan. Selanjutnya kami tunaikan sholat magrib di lokasi yang sama. 


Ramah Tamah Mencairkan Prasangka


Suasana ramah tamah antara Taufik Nur Hidayat dan PWMOI Kab. Cilacap (dok. Gita FU). 

Taufik Nur Hidayat sang Ketua DPRD Kabupaten Cilacap baru bisa hadir usai waktu isya. Hal tersebut kami maklumi sebagai konsekuensi kesibukan beliau. Meskipun demikian, nyatanya Taufik tetap menepati janji untuk hadir di tengah-tengah puluhan jurnalis PWMOI Kabupaten Cilacap. 

Ketua Dewan menyampaikan sebagai bagian dari warga Kabupaten Cilacap, aspirasi insan pers merupakan hal penting, demi berjalannya roda pemerintahan yang dinamis di Kabupaten Cilacap.

"Artinya ini satu momen, kalau saat ini kami ada satu kebersamaan yang lebih luas, di mana keinginan DPRD sama, ingin memajukan Kabupaten Cilacap, teman-teman media juga jelas hakikatnya adalah bagaimana untuk mendorong pelayanan terbaik bagi masyarakat sebagai lembaga kontrol sosial," tuturnya.

Taufik berharap melalui acara silaturahmi ini, tidak ada lagi jarak antara DPRD dengan insan pers di Kabupaten Cilacap. Sehingga masukan, saran dan kritikan mampu tersampaikan dengan baik.

"Kami (DPRD) tidak alergi terhadap suatu kritikan, apalagi itu kritikan yang membangun. Di sinilah kapasitas insan pers dimungkinkan untuk masuk memberikan satu masukan, dengan tujuan memajukan Kabupaten Cilacap melalui karyanya," katanya lagi.

Dengan demikian Taufik menegaskan bahwasannya prasangka buruk itu harus dihilangkan, dengan kemauan dan itikad baik kedua belah pihak. Para jurnalis yang hadir menyetujui pernyataan ini. 

Waktu yang terus merambat menuju puncak malam tak menghalangi antusiasme rekan-rekan PWMOI Kabupaten Cilacap, untuk berdiskusi santai dengan Ketua DPRD tersebut. Hal inilah yang memang diharapkan dapat tercipta, sesuai tujuan awal kegiatan.

Usai acara, saya dan rekan-rekan kembali ke Cilacap kota menjelang tengah malam. Kami membawa kesan dan harapan untuk Cilacap menjadi lebih baik ke depannya. Semoga. 

Terima kasih PWMOI Kabupaten Cilacap, atas undangannya yang penuh rasa kekeluargaan ini. 


#PWMOICilacap




Rabu, 29 November 2023

Cigimbal Jaya Jadi Saksi Silaturahmi Antara Diskominfo Cilacap dan Jurnalis Media Online

 

Peserta dan penyelenggara media gathering 2023
Keakraban peserta dan penyelenggara Kursus Singkat/Pelatihan Media Gathering 2023. Foto: SS 


Oleh Gita FU

Sobat kopidarigita, hari Rabu (29/11/2023) ini saya ikut merayakan sebuah momen manis, dan baru pertama kali terjadi di tahun 2023. Yakni momen silaturahmi antara Diskominfo Kabupaten Cilacap, dengan puluhan wartawan media online di Cilacap. 

Seperti yang dikatakan oleh Edi Eriza dari koransatu.id, bahwasannya para wartawan media online patut bersyukur atas kesediaan Diskominfo Cilacap membuka 'pintu'.  Sebab bagaimanapun dinas yang memiliki kewenangan mengatur masalah komunikasi dan informasi ini, adalah 'bapak' bagi para wartawan dan jurnalis. 

Sekretaris Dinas Kominfo Cilacap Sukaryanto dan Kabid Pengelolaan Informasi dan Pengembangan Komunikasi Publik Sherly D.P. Foto: GFU

Acara silaturahmi yang diberi tajuk Kursus Singkat/Pelatihan Media Gathering dan Pembinaan Tahun 2023 ini dibuka oleh Sekretaris Dinas Kominfo Cilacap Sukaryanto, di Ruang Rapat. 

Sebelumnya ia menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Kepala Diskominfo Cilacap  Supriyanto, yang semula akan membuka acara. 

"Bapak Kepala Dinas sedang berada di Yogyakarta karena mendapat tugas dari Bapak Pj Bupati Cilacap," ungkapnya. 

Pada intinya, kata Sukaryanto, acara ini adalah wujud silaturahmi antara Diskominfo Cilacap dengan wartawan/jurnalis media online.

Sukaryanto didampingi oleh Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Pengembangan Komunikasi Publik Kabupaten Cilacap, Sherly Diah Permanasari. 

Dalam sambutannya Sherly mengharapkan kerjasama dari wartawan,  guna mendukung program kerja Pemkab Cilacap. 

"Harapannya bisa lebih bersinergi antara jurnalis dan Diskominfo," ucapnya.


Refreshing ke Cigimbal Jaya


Lokawisata Mangrove Cigimbal Jaya di Kelurahan Tritih Kulon, Kecamatan Cilacap Utara, selanjutnya menjadi tujuan rombongan panitia dan peserta acara silaturahmi. 

Di salah satu saung yang telah disiapkan, para peserta disuguhi makanan ringan, dan minuman, sebagai teman mendengarkan materi pelatihan. Suasana  sejuk terasa karena kami berada di lingkungan yang asri. 

Materi pelatihan diisi oleh pihak Kejaksaan Negeri Cilacap. Dalam hal ini diwakili oleh Jaksa Fungsional Samikun, dan Daikan Aolia Arfan. 



Pemateri dari Kejaksaan Negeri dan Diskominfo Cilacap. Foto: GFU


Mereka bergiliran menyampaikan sejumlah poin. Antara lain mengingatkan kerja jurnalis atau wartawan yang terikat pada UU Pers No 40 tahun 1999, dan Kode Etik Jurnalistik. 

Pihak Kejari juga menghimbau agar para awak media turut menjaga kedamaian, ketenangan, dan kelancaran menuju Pemilu 2024.

Panitia membuka kesempatan untuk sesi tanya jawab, dan sharing di sela pemberian materi. Tak lupa Sherly kembali menyatakan dukungan dari Diskominfo Cilacap, kepada organisasi-organisasi Pers yang ada di Cilacap, contoh : PWMOI dan IPJT. 


Ramah Tamah yang Mencairkan Suasana


Acara silaturahmi terasa tak lengkap tanpa jamuan makan, plus hiburan. Nah, di Cigimbal Jaya kami disuguhi menu makan siang Gurame Lombok Ijo, Oseng Kangkung, Pepaya, dan tempe goreng. 

Tak lupa sebagian peserta dan panitia  menyumbangkan suara emas mereka, berkaraoke lagu-lagu populer untuk menghibur semuanya. Obrolan akrab pun tercipta di sana-sini. 

Ssst, saya sendiri ikut (nekat) menyanyi. Lagu yang saya pilih (dan cuma itu yang terlintas di pikiran) adalah Hampa, dari Ari Lasso. Lumayan, melepas ketegangan. 

Saya pribadi bersyukur telah menjadi bagian dalam momen ini. Saya bisa bertemu banyak teman media, terutama yang selama ini hanya berjumpa via WAG. Contohnya, teman-teman dari Cilacap Barat. Plus mendapat kenalan baru. Inilah berkah silaturahmi. 

Terima kasih kepada Diskominfo Cilacap. 


Saya dan Bu Jasmirah, wartawan swaranasionalpos. Foto: Jas

Sabtu, 02 September 2023

Memaknai Tragedi Kecantikan dalam Film 'Susuk: Kutukan Kecantikan'

 

Ofisial poster film Susuk
Poster Resmi Film Susuk


Oleh: Gita FU


Isu kecantikan bagi kaum perempuan memang tak lekang oleh zaman. Hanya standarnya saja yang berbeda-beda,  mengikuti tren yang berlaku. Misalkan ketika demam budaya Korea tengah marak di negeri kita, maka standar cantik itu berupa kulit wajah mulus, bersinar, dengan tubuh ramping. Maka tak heran banyak kaum perempuan berlomba-lomba mengikuti pakem ini, dengan bantuan produk-produk kecantikan dan kosmetik tertentu. 


Kenapa demikian? Karena (konon) menjadi cantik itu berarti punya privilese tersendiri. Namun benarkah? 


Film horor terbaru dari Visinema Picture berjudul 'Susuk: Kutukan Kecantikan', tampaknya mencoba memberikan jawaban lain dari pertanyaan di atas. Sutradara  Ginanti Rona menerjemahkan ide cerita dan skenario dari Husein M. Atmodjo tentang perempuan  bernama Laras (Hana Malasan), yang mengalami tragedi akibat keinginannya untuk selalu tampil cantik dengan jalan yang salah. 

Suatu malam ia jatuh dari gedung bertingkat setelah dicelakai seseorang. Seharusnya Laras meninggal dengan luka sefatal itu. Namun sesuatu mencegahnya mati. Pihak medis tak bisa berbuat apa-apa menghadapi fenomena ganjil tersebut. 

Lalu adiknya, Ayu (Ersya Aurelia), dibantu seorang teman Laras, Arman (Jourdy Pranata), memutuskan mencari pengobatan alternatif di kampung halaman mereka yang terpencil.  Di rumah masa kecil kakak beradik tersebut, rahasia kelam pun menampakkan diri.

Ternyata Laras menanam banyak susuk di tubuhnya, sebagai ganjaran bagi kecantikan dan pesona raganya. Malang, puluhan susuk itu pula yang membuat tubuh Laras tersiksa. 
Pelbagai cara ditempuh Ayu, dan Arman demi memulihkan kondisi Laras. Termasuk meminta bantuan dukun muda bernama Prasetyo (Muhammad Khan). Mereka berkejaran dengan teror dari dunia gaib hingga preman. Berhasilkah? 


Perspektif tentang Kecantikan 


M. Khan, Ersya, Jourdy
Ki-ka: M. Khan, Ersya Aurelia, Jourdy Pranata. Foto: GFU 


Saya berkesempatan berjumpa langsung dengan tiga pemeran utama film, pada acara Roadshow Cinema Visit di Dakota Cinema Kroya, Cilacap, Sabtu (2/9/2023) siang. Film yang rilis serentak di bioskop tanah air  Kamis (31/8/2023) lalu ini, diketahui meraih lebih dari 50.000 penonton di hari perdana. 

Ketika ditanya pendapatnya tentang kecantikan, Jourdy Pranata menjawab bahwa cantik tidak melulu perkara fisik.

"Buat aku dari dalam sih, kayak bagaimana dia merespon orang lain, bagaimana dia meng-handle sekitarnya," urainya usai jam pemutaran pertama. 

"Aku, tuh, melihat perempuan yang cantik tuh, yang nggak ribet, yang nggak tahu kalau itu sebetulnya cantik. Jadi kayak itu dia semakin cantik," imbuh pemuda berkulit putih ini. 

Sementara menurut Ersya Aurelia yang akrab disapa Echa oleh sesama pemeran film ini,  kecantikan justru lebih bagus yang terpancar dari hati (inner beauty). 

"Kecantikan yang sesungguhnya, tuh, kecantikan hati, ya. Jadi kalau misalnya ketemu sama orang dan, maksudnya aku juga pernah gitu posisi mengidolakan orang perempuan gitu, misalnya tapi ternyata ketika aku tahu kelakuannya atau hatinya enggak sesuai dengan paras atau fisiknya gitu langsung ngerasa illfeel," jelas gadis berhidung bangir ini.

Muhammad Khan punya pendapat sedikit berbeda. Menurut pemuda berambut ikal ini, cantik dan atraktif adalah dua hal yang saling terkait. 

"Menurut aku cantik itu ketika aku ngelihat si orang ini dia punya kemampuan public speaking yang bagus, dan attitude yang bagus. Dua itu selalu jadi, karena kadang masih nggak bisa dipungkiri ya kalau ngomong secara fisik, sih lebih suka yang rambutnya panjang yang kecil gitu, yang suaranya lembut. Tapi kadang-kadang kalau udah diajak ngobrol kalau enggak punya public speaking yang bagus dan enggak oke itu kayak, cantik yang dari luar jadi hilang. Kayak luntur, gitu. Aduh udah nggak cantik lagi. Jadi mungkin cantik dan atraktif kayak ada saling berkaitan," ungkapnya panjang lebar. 


Kesan Usai Menonton


Pemutaran Film Susuk
Tiga pemeran menyapa penonton di Dakota Cinema Kroya. Foto: GFU


Film 'Susuk: Kutukan Pengantin' ini mengangkat tema yang tak usang. Alur cerita lumayan menurut saya. Unsur drama, gore, aksi, dan komedi juga berimbang. Musik latar termasuk standar  (jumpscare, suara guruh), begitu pula tone suram yang mewarnai sepanjang durasi. Namun visualisasi kengeriannya apik. 

Saya pribadi menyukai akting Muhammad Khan sebagai Prasetyo, dan Elang El Gibran selaku Seno sang preman kampung. Mereka berbakat dan mencuri perhatian. Tanpa menafikan pemeran utama lain. 


Film ini layak diapresiasi oleh penonton Indonesia. 




Senin, 01 Juli 2019

Gramedia Cilacap yang Dirindukan

Logo Toko
Logo Toko Gramedia Cilacap. Foto: Lina Sophy

Pada hari Sabtu, 29 Juni 2019, saya dan teman-teman perwakilan Blogger Cilacap--mbak Lina Sophy, mbak Sukarni, mbak Betty, Mas Victor, dan Kak Ojo--diundang dalam acara pembukaan resmi toko Gramedia Cilacap. Saya pribadi merasa antusias. Maklumlah, sebelum ini kami warga Cilacap harus pergi ke kota tetangga jika ingin menyambangi toko ini. Dan itu lumayan jauh, Markonah! Makanya tak berlebihan rasanya kalau saya bilang toko Gramedia sudah lama dirindukan kehadirannya.

Nah, gerai di Cilacap ini merupakan gerai ke-118 dari seluruh cabang Gramedia yang berpusat di Jakarta ini. Kota Cilacap dipandang memiliki banyak potensi dari sisi ekonomi, pariwisata, dan pendidikan. Sehingga membuat pihak Gramedia tak ragu membuka tokonya di sini. Lokasi yang dipilih adalah ruko 2 lantai jalan Gatot Subroto no 49 C-D, diapit BTPN dan Aromania cafe and resto.

Selain itu pembukaan gerai juga sejalan dengan misi Gramedia; yaitu berperan dalam usaha mencerdaskan dan mencerahkan kehidupan bangsa melalui penyebaran informasi dan pengetahuan. Atau lebih ringkasnya: memajukan literasi di Cilacap. 

Sebagai sebuah toko, Gramedia kini tak hanya menyediakan buku-buku baik fiksi dan non fiksi. Mereka juga menambah lini penjualan: alat-alat tulis, barang-barang TI, hingga tas dengan label privat. Kesemuanya merupakan barang berkualitas baik. 
"Kami menjual palu gada, 'apa lu mau gua ada'", ucap Bapak Guntoro selaku General Manager area Jateng dan DIY, dalam kata sambutannya.

Jajaran direksi PT Gramedia Asri Media dan tamu undangan. Foto: Victor


Bapak Supriyanto, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Cilacap. Foto: dokpri.



Bapak Supriyanto, kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Cilacap, dalam sambutannya menitipkan harapan semoga kehadiran Gramedia dapat menjadi daya ungkit bagi gerakan literasi di masyarakat saat ini.  Karena dari hasil survei minat baca masyarakat Infonesia masih diangka 0,05. Dan informasi literasi sebagian besar diakses dari berita elektronik yang tingkat kevalidan masih dipertanyakan. Kita tidak bisa menutup mata dari banyaknya berita hoaks dan karena itulah butuh media fisik seperti buku untuk dijadikan sumber informasi.

Sementara itu  puluhan bahkan ratusan orang datang berkerumun di lokasi. Pihak Gramedia sendiri rupanya menyiapkan kejutan; sebanyak 150 lembar voucher senilai Rp 100.000 dan Rp 50.000 dibagikan saat acara opening toko. Ditambah ratusan kupon Flash sale untuk empat item khusus, makin menambah kemeriahan suasana.

Antusiasme warga. Foto: dokpri.

Selain itu, untuk menyemarakkan acara, Gramedia Cilacap berkolaborasi dengan pelajar dan komunitas lokal. Yaitu: pawai kendaraan hias dari alun-alun Cilacap ke halaman toko, penampilan suara merdu oleh dua penyanyi belia dari Harmoni Musik, serta musikalisasi puisi oleh Nevvin dari Mengkaji Pustaka. Tak lupa pula penyerahan bantuan buku bacaan kepada Forum Literasi Cilacap, yang diterima oleh Bapak Supriyanto secara simbolis.








Dan akhirnya toko pun resmi dibuka. Jajaran rak-rak rapi serta karyawan toko yang ramah menyambut kedatangan pengunjung. Ada 2.204 koleksi buku baik fiksi maupun non fiksi, serta 2.164 item aneka stationaries dan barang-barang IT. Banyak, kan?

 Satu lagi yang sayang dilewatkan: aneka promo yang berlaku tanggal 29 Juni- 7 Juli 2019. Seperti hadiah voucher Rp 100.000 untuk 100 orang yang beruntung, hadiah langsung bagi yang berbelanja minimal Rp 250.000, diskon 30% bagi member My Value (aplikasi bisa diunduh di Google Play), dan diskon 10% bagi pengunjung yang membawa brosur opening Gramedia Cilacap.

Voucher saat opening.


Pojok kasir.


Rak-rak di lantai 1.

Antrian pembeli.

Rak-rak di lantai 2.


So, tunggu apalagi wahai warga Cilacap? Ayo, buruan ke Gramedia! Salam literasi dan salam inspirasi! (*)

Ki-ka: Kak Ojo, mbak Sukarni, mbak Betty, saya, mbak Lina, Mas Victor.


#GramediaBooks
#GramediaCilacap
#LiterasiCilacap