Cari Blog Ini

Senin, 25 Februari 2019

Pengalaman Pertama Masak Spaghetti

Spaghetti


Oleh: Gita FU

Selamat hari Senin, sohib Gita!

Kemarin sore selepas hujan lebat yang bagai dibanjur ke bumi, Farhan merengek-rengek minta saya mempraktikkan resep spaghetti carbonara. Ya, sejak beberapa hari sebelumnya memang saya bilang ke anak-anak, ingin mencoba resep yang di-share seorang momblogger di Instagram. Otomatis si sulung menyimpan rasa penasaran besar.

Saya bilang, besok Senin aja ya, bikinnya? Toh kalian udah pada makan pake fried chicken pasar sangkal Putung? Eh, dia tetap ngotot. Ya, udah. Akhirnya saya mengalah. Pertama-tama saya suruh dia membelikan susu dancow saset, kalau nggak dapat ya batal. Eh, karena udah tekad, si Farhan nyari sampai ketemu di warung yang agak jauh, naik sepeda.

Jadi sebelum saya beberkan langkah-langkah memasak, ada baiknya para sohib lihat foto bahan-bahannya, ya. Ini dia!

Bahan-bahan masakan

Seperti tampak pada gambar, ada:
- spaghetti (saya pake La Fonte);
- 2 siung bawang putih diiris-iris tipis (kalau mau kalian bisa menambahkan bawang Bombay);
- garam, merica, kaldu bubuk secukupnya;
- 2 saset susu dancow putih (nanti dicairkan ya pake air matang 300 ml);
- 3 sdm minyak untuk menumis;



Keju oregano
Bahan pelengkap

- keju, diparut secukupnya;
- oregano.
Well, sebenarnya ada satu bahan lagi yag kebetulan lupa saya sediakan, yaitu smoked beef/sosis/baso. Silakan kalian tambahkan sendiri, yaa.

Nah, sekarang cara memasak. Langkahnya:
- Rebus dulu si spaghetti sampai aldente, alias cukup lunak;
- Tumis bawang putih hingga layu. Nah kalau kalian pake smoked beef/sosis/baso, jangan lupa ditumis bentar, ya;
- Masukkan 300 ml susu;
- Taburkan garam, merica, kaldu bubuk, sedikit oregano, dan parutan keju. Koreksi rasanya sekalian;
- Biarkan hingga mendidih. Oh iya, jika kalian menginginkan kuah yang lebih kental, bisa kalian tambahkan tepung terigu yang dicairkan sedikit saja. Tuang saat air susu sedang meletup-letup;
- Masukkan spaghetti. Biarkan hingga meresap. Angkat, sajikan dengan taburan oregano.

Spaghetti Carbonara sudah siap disantap!

Reaksi Simbah begini, "Oh, kiye mi rebus, ya?"
Saya jawab, "Iya, Bu. Mi-nya orang Italia." 😅

Demikianlah berbagi resep kali ini. Tentunya masih jauh dari kesempurnaan. Tapi asyik juga buat seru-seruan.
Salam!(*)

Cilacap, 250219

Jumat, 22 Februari 2019

Yang Tertinggal Usai Mengikuti Lomba Blog


Oleh: Gita FU

Sohib Gita, bulan lalu saya berkesempatan mengikuti dua lomba blog. Pertama, lomba blog bertema Ibu dari Jasmine Elektrik; Kedua, lomba blog Nodi Harahap. Dua-duanya lomba yang terasa spesial bagi saya. Kenapa? Karena menandai semangat dan harapan saya untuk menjadi penulis dan blogger.

Baca: Melawan Keterbatasan (Lomba blog  Nodi Harahap).
Baca: Jangan Menyimpan Dendam (Lomba blog JasmineElektrik).

Menjadi penulis dan blogger tentunya butuh semangat untuk terus maju. Belajar, berlatih, adalah kunci konsistensi. Serta dipurnakan dengan doa agar usaha ini memperoleh ridho-Nya. Sehingga apa yang saya tulis bisa bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

Nah, kembali ke masalah lomba di atas, bagaimana hasil akhirnya? Saya kalah, sohib! Boro-boro juara, nominator pun nggak, deh. Hehe. Tapi nggak apa-apa, saya sudah jadi pemenang bagi diri pribadi. Yeaay! *Menghibur diri sendiri. Puk puk puk.

Dari dua lomba tersebut, ada rasa yang tertinggal buat saya. Rasanya ingin menyayangimu selamanya. Seperti lagunya ST12 itu, loh... (Halah!). Eh, tapi beneran! Saya merasa pikiran dan batin saya diperkaya oleh:

1. Pengalaman
Oh, kalau lomba blog itu kita nggak boleh asal-asalan, tho? Harus punya sudut pandang yang unik, tulisan yang bernas. Misal jenis lombanya campaign kayak yang Jasmine Elektrik itu, berarti titik fokusnya mengunggulkan brand tersebut. Begitu.

2. Wawasan
Supaya tulisannya nggak kopong maka saya kudu riset kecil-kecilan. Dan itu jelas menambah pengetahuan saya. Misal mau bicara tentang blog ya saya kudu mengenal dulu apa itu blog, serta tetek bengeknya.

3. Teman baru
Saya jadi punya teman-teman baru sesama blogger, baik yang sama-sama pemula maupun sudah pro. Untuk blogger pro, mereka pun memulai dari bawah, butuh perjuangan, nggak instan. Makanya saya senang banget bisa kenal dan menimba ilmu dari mereka.

4. Motivasi
Nah, ini dia. Terkadang tekad dari dalam diri pun masih terasa kurang. Supaya bisa bangkit kita butuh motivasi dari luar, sebagai bahan bakarnya. Beberapa hari kemarin ada surel masuk dari Bang Nodi Harahap. Isinya adalah salinan komentar untuk saya dari salah satu juri yaitu: Khrisna Pabichara! Duh, saya senang banget mendapat masukan seperti ini.


Sama sekali nggak rugi dan sia-sia perjuangan saya mengikuti lomba-lomba blog tersebut. Konon, kegagalan adalah kemenangan yang tertunda, jadi semoga saya makin fight menuju impian. Aamiin. (*)

Cilacap, 21-220219




Rabu, 20 Februari 2019

[Review] Berkenalan dengan Artemis Fowl, Si Jenius Kriminal Cilik

Artemis Fowl episode 1

Oleh : Gita FU

Halo sohib Gita!

Nyaris dua minggu saya nggak nge-blog. Karena kesibukan di dunia nyata, kirim-kirim tulisan ke media, dan ikutan InstablogChallenge dari Ainhy Edelweiss. Kalo kepo kalian bisa ke Insta saya @gitafu. 😉
Nah, jadiii, sebagai refreshing kali ini saya mau mengulas serial favorit saya dan Farhan: Artemis Fowl karya Eoin Colfer!

Kita mulai dari episode awalnya, ya, di mana Gramedia menerbitkan edisi terjemahan bahasa Indonesia-nya di tahun 2004. Buku ini memiliki tebal 335 halaman. Kavernya unik, teman-teman, karena sekilas pandang seperti hologram biasa. Menyembunyikan deretan aksara aneh, yang ternyata itu adalah huruf Gnommish; huruf-huruf bangsa peri. Wow! Apakah Artemis Fowl ini novel fantasi kebanyakan tentang peri dan sihir? Nanti dulu.

Episode awal ini merupakan perkenalan kita dengan sang tokoh utama, Artemis Fowl II. Siapa sih, dia? Dari deskripsinya, dia hanyalah anak laki-laki berumur 10 tahun, berkebangsaan Irlandia, tubuhnya kurus, berkulit pucat, rambutnya hitam legam, bermata biru gelap, selalu berpenampilan necis. Dia adalah pewaris kerajaan bisnis Fowl, sekaligus penerus usaha kriminal generasi pendahulunya. Apa? Anak 10 tahun jadi pelaku kriminal? Oh, dia memang bukan bocah laki-laki biasa; kekuatan utama Artemis: otak super jenius.

Dengan kejeniusannya Artemis telah banyak menghasilkan temuan-temuan baru dan ilmiah, yang dipatenkan atas namanya. Belum lagi jurnal-jurnal ilmu pengetahuan yang dia tulis menggunakan nama samaran. Sungguh, bila berhadapan dengan anak ini, kebanyakan orang dewasa akan langsung tahu dia berbahaya. Fakta ini dilengkapi oleh sang pengawal pribadi: Butler. Pria kaukasia bertubuh raksasa dalam artian harfiah, mampu menggetarkan nyali siapa saja, plus amat terlatih dalam hal persenjataan, taktik militer, dan bela diri; jenis pengawal pribadi sempurna. Dijelaskan dalam buku bahwa keluarga Butler ini turun temurun bekerja melayani keluarga Fowl.

Semua bermula dari konklusi yang diambil Artemis, berdasarkan risetnya yang mendalam, bahwa bangsa peri itu ada dan bukan dongeng belaka. Dia mengetahui dari legenda tentang hubungan erat antara peri dan emas. Artemis mengincar keberadaan emas peri itu sebagai solusi masalah finansial keluarganya, yang diakibatkan oleh menghilangnya sang ayah di Rusia. Namun pertama-tama Artemis butuh pedoman akurat, dan hal itu hanya bisa dia dapat dari kitab kaum peri; jika saja Artemis bisa mencurinya. Maka berburulah Artemis dan Butler ke Vietnam, melacak jejak keberadaan seorang peri yang telah tinggal bersama manusia selama bertahun-tahun. Berhasilkah? Yes, tentu saja.

Cerita bergulir kian intens dan asyik. Kita pun akan berkenalan dengan kaum peri. Ternyata mereka hidup jauh di bawah tanah sana; nama kota mereka ialah Haven City. Kaum peri tersebut memiliki peradaban dan teknologi yang jauh meninggalkan manusia. Demi menjaga keamanan kaum dari makhluk lumpur--sebutan mereka untuk manusia--ada satuan kepolisian bawah tanah, disingkat LEP.  Tokoh-tokohnya: komandan Julius Root, kapten Holly Short, Foaly si centaur jenius tapi paranoid sebagai teknisi.

Kita pun memperoleh penjelasan tentang wujud fisik peri: tinggi sekira 1 m, bertelinga lancip, bermata besar. Peri ada yang bersayap, namanya Sprite, namun sebagian besar lainnya menggunakan sayap buatan teknologi. Selain peri, ada satu tokoh kurcaci di buku ini yang memiliki peran penting. Dialah Mulch Diggums. Kurcaci ini merupakan kriminal kleptomaniak yang keluar-masuk penjara peri. Punya kecerdasan tinggi, dan piawai dalam hal menggali.

Namun siapa nyana, LEP harus bekerja sama dengan si kurcaci saat dunia bawah tanah diguncangkan pertama kalinya oleh manusia: Artemis Fowl II. Ya, setelah berhasil mendapatkan dan mempelajari kitab kaum, Artemis merencanakan penculikan peri demi tebusan emas!

Eoin Colfer ini jenis penulis yang piawai memadukan fantasi, petualangan, thriller, menjadi novel remaja yang ciamik. Selain itu dia pun menyisipkan pesan moral, lho! Yaitu isu tentang makin parahnya kerusakan di atas bumi, hingga mempengaruhi kehidupan spesies lainnya. Tak heran serial ini mendapat respon positif di banyak negara. Dan kabarnya di tahun ini juga bakal dirilis film Artemis Fowl oleh Disney! Duuh, nggak sabar, deh!

Oke sampai di sini dulu, ya ulasan Artemis Fowl-nya. Masih ada episode berikutnya yang akan menyusul saya ulas. Salam!  (*)

Cilacap, 200219


Selasa, 12 Februari 2019

5 Fungsi Unik Uang Koin yang Penting Kamu Ketahui




Oleh : Gita FU

"Ya ampun! Duitku receh semua! Bikin berat dompet aja, ih! Tuker uang kertas, ah!"

Pernah mengalami hal di atas? Rasanya malu karena duit koin semua, berasa habis mbobol celengan? Duh, kasian.
Padahal ya, andai kalian tahu betapa uang koin  recehan  100-an, 200-an, 500-an, atau 1000-an itu berguna bangeets. Mulai dari bayar parkir, nggenepin uang belanja, hingga ngisi dompet ketimbang kosong. Ya 'kan?
Bahkan uang koin itu punya 5 fungsi unik, gaes! Mau tahu? Ini dia:

1. Kerokan

Dok. Mila Maliki on twitter

Pernah masuk angin? Itu, lho, kondisi di mana badan terasa meriang, panas dingin. Kalau kata orang Jawa, nggreges! Terjadi karena tubuh kita kurang fit sehingga daya tahan tubuh menurun. Atau akibat kelelahan.

Biasanya masuk angin  sembuh setelah badan dikeroki. Yup, kerokan. Bersenjatakan sebuah koin dan balsem/minyak kayu putih/baby oil sebagai pelicin, lalu dikerokkan pada punggung, leher, dada dengan pola mirip tulang ikan, hingga kulit berwarna merah tua. Setelah itu serdawa panjang atau kentut pun keluar, menandai keluarnya angin dari tubuh. Hasilnya? Tubuh berasa enteng lagi!

2. Koleksi

Koin Rp 1000 edisi 1996. Dokpri.

Secara berkala BI menerbitkan koin logam dan uang kertas dengan desain baru. Hal ini menyebabkan edisi yang lama tak beredar lagi. Namun beberapa edisi koin logam lawas desainnya nampol di hati. Meskipun tak berlaku lagi sebagai alat tukar, koin-koin itu tetap disimpan menjadi koleksi.

Contohnya gambar di atas. Edisi tahun 1996 itu apik, gambarnya kelapa sawit, pun logamnya tebal. Ada, lho, kolektor yang mau menghargai mahal belasan hingga puluhan ribu rupiah untuk sebuah koin saja. Menciptakan peluang bisnis baru 'kan?

3. Hantaran pernikahan

Contoh desain mahar pernikahan dengan koin logam.

Namanya kreativitas itu nyaris tak terbatas. Manusia dengan akal budinya mampu menciptakan aneka benda dari bahan-bahan, yang bahkan tadinya tak terbayangkan bisa diolah lagi. Contohnya desainer hantaran pernikahan, mereka telah mampu membuat tampilan yang nyeni dari susunan uang koin. Dan itu semua bisa disesuaikan selera pemesan. Tentunya jasa mereka pantas dihargai tinggi. Peluang bisnis lagi, kan?

4. Membayar jimpitan ronda

Koin 500 untuk membayar jimpitan ronda tiap malam.  Sumber: estudong.com

Di tempat saya ada tradisi jimpitan uang ronda. Apa 'tuh? Itu iuran harian dari rumah ke rumah dalam satu RT, sebesar 500 rupiah. Biar lebih gampang bagi petugas pengambil jimpitan, si pemilik rumah akan membuat wadah dari gelas atau botol plastik, lalu dicantolkan di dinding luar rumah, dan diisi uang koin.

Biasanya uang jimpitan bakal digunakan untuk keperluan bersama, misal perayaan 17 Agustus. Bagaimana di tempatmu, gaes? Ada tidak jimpitan semacam ini?


5. Buat sawuran

Isi sawuran. Sumber: deskgram.net

Sawuran berasal dari bahasa Jawa, artinya menyebar.  Apa yang disebar? Umumnya, sih, beras kuning (ditumbuk bersama kunir), kembang mawar, kenanga, irisan pandan, dan uang logam mulai dari 100-an hingga 1000-an.  Menurut kepercayaan gunanya sawuran ialah buang sebal, atau tolak bala. Sawuran dilakukan di jalan atau di sekitar rumah.

Di Jawa tradisi sawuran dilakukan untuk beberapa ritual. Misal: upacara tedak siti, saat bayi belajar jalan pertama kalinya; dan mengiring jenazah dari rumah duka hingga ke kuburan. Oh iya, uang sawuran pengiring jenazah itu biasanya jadi rebutan anak-anak setempat, lho! Meski kadang berbahaya karena uang itu menggelinding di pinggir jalan raya, namanya anak-anak nggak peduli--yang penting dapat duit jajan. Saat itulah orang dewasa kudu waspada dan ikut mengingatkan mereka.

Nah, bagaimana, gaes? Unik-unik bukan? Makanya jangan sepelekan uang receh begitu saja. Karena di balik nilainya yang terkesan kecil, ada fakta luar biasa! Semoga menginspirasi, ya. Salam! (*)

Cilacap, 120219 (finish)

Senin, 11 Februari 2019

Cah Pesisir Cilacap: Gerakan Literasi untuk Anak



Oleh : Gita FU

Tanggal 18 Desember 2018 lalu empat orang gadis--Uyi, Winda, Ella, dan Tiara--sepakat memulai sebuah gerakan literasi di kota Cilacap. Berbeda dari kebanyakan gerakan atau komunitas literasi lainnya, mereka memfokuskan diri pada dunia anak-anak. Karena bukankah kebiasaan baik itu sebaiknya dimulai sejak dini?

Selanjutnya bergulirlah kegiatan mereka, tiap akhir pekan berlokasi di RTH Jl. Dr. Sutomo, Cilacap. Tempat ini memang cocok sebagai panggung karena banyak keluarga muda datang berkunjung. Saya sendiri menyebutnya sebagai Taman Rumah Kreatif, dan pernah mengulasnya di sini.

Nah, Alhamdulillah pada hari Ahad sore tanggal 10 Februari kemarin saya dan duo HanHan berkesempatan mengunjungi lapak Cah Pesisir ini. Kebetulan mereka sedang berkolaborasi dengan lapak Mengkaji Pustaka; menjadikan RTH makin semarak.

Awalnya duo HanHan masih canggung, "Ini mau ngapain, ya?" Syukurlah tak lama datang Sulis, seorang relawan Cah Pesisir, yang sigap menarik Hanna mengikuti aneka kegiatan. Sementara Farhan minta ditemani mencari buku bacaan.  Dari apa yang saya saksikan, inilah konsep kegiatan Cah Pesisir Cilacap:

1. Lapak baca

Kru Perpusda Cilacap dan Cah Pesisir Cilacap berfoto di depan mobil Perpustakaan Keliling. Dok. Instagram @cahpesisir.clp


Beralaskan tikar, digelarlah buku-buku bacaan anak. Ada seri KKPK, cergam, komik, ensiklopedi bergambar. Anak-anak bebas duduk selonjor sambil membaca. Orang tuanya bagaimana? Ikut baca boleh, hanya duduk mendampingi pun oke. Oh iya, untuk lapak baca ini mereka mendapat dukungan dari mobil Perpustakaan Keliling milik Perpusda Cilacap. Mantap, kan?

2. Mewarnai

Mewarnai-Cah-Pesisir-Cilacap
Mewarnai gambar dua dimensi. Dokpri. 

Sebagian besar anak-anak tentu suka mewarnai. Maka Cah Pesisir memfasilitasi dengan kertas gambar, aneka pewarna, dan pendampingan. Asyiklah anak-anak tersebut mewarnai gambar mereka.

3. Panggung Dongeng

Seorang relawan tengah mendongeng. Dok: @mengkaji_pustaka

Mendengarkan dongeng adalah kegiatan mengasyikkan. Apalagi jika Kakak pendongeng pintar membawakan cerita. Itulah yang dilakukan relawan Cah Pesisir ini, sebuah dedikasi yang patut diapresiasi!

4. Dolanan Anak
Cah Pesisir Cilacap memfasilitasi beberapa dolanan anak, antara lain:  bola bekel, congklak, ular tangga, Lego, alat musik tradisional, lompat tali, monopoli, dan scrabble. Kesemuanya menarik perhatian anak-anak, sehingga mereka sejenak teralihkan dari gawai.

Main Lego, maracas, dan boneka tangan. Dokpri.


Main congklak. Dokpri.



Main scrabble. Dokpri.
5. Kelompok Belajar, Minat dan Bakat Kegiatan ini baru akan dilaksanakan pad tanggal  17 Februari mendatang di kampung pesisir pantai Teluk penyu. Tujuan dari kelompok belajar adalah  membantu kesulitan anak-anak akan pelajaran di sekolah. Sedangkan pengembangan minat dan bakat untuk sementara difokuskan pada kegiatan menggambar.

Tentunya untuk dapat menjalankan seluruh kegiatan tersebut diperlukan bantuan tenaga. Oleh karenanya semenjak  tanggal 26 Januari lalu, Cah Pesisir Cilacap telah menerima 16 relawan baru. Mereka ini bergabung atas dasar kesediaannya berbuat yang terbaik bagi dunia literasi anak.

Sementara itu yang namanya usaha tentu saja ada hambatan alias rintangan. Menurut Tiara hambatan tersebut ialah: masih minimnya koleksi buku-buku cerita anak, dan belum solidnya komitmen dari para relawan baru. Namun seiring berjalannya proses, mudah-mudahan semua itu teratasi. Sehingga harapan Cah Pesisir untuk menjadi rumah yang nyaman bagi anak-anak mengenal literasi dan mengasah minat bakat anak pesisir Cilacap, dapat terealisasi. Aamiin.

Bagi teman-teman yang tertarik ingin berinteraksi langsung dengan gerakan ini, silakan buka profil Instagram mereka: @cahpesisir.clp.

Demikian perkenalan singkat kita dengan Cah Pesisir Cilacap. Semoga menginspirasi dan bermanfaat. Salam!

Cilacap, 110219