Senin, 20 Mei 2024

Ngopi, Mengobrol dan Olah Pikiran Bareng PWMOI Cilacap



PWMOI Cilacap
PWMOI Cilacap (Foto: Tegar)

Oleh: Gita FU

Cilacap, kopidarigita.com--Sobat, kabar menarik kembali hadir dari PWMOI Cilacap, nih. Sebagai sebuah perkumpulan bagi para wartawan media online, organisasi ini kembali menggelar silaturahmi bagi anggotanya, pada hari Senin (20/5/2024) siang, di RM. Lombok Ijo 3, Jalan Rawa Bendungan, Cilacap. 

Puluhan jurnalis tersebut saling mengobrol dan olah pikiran, alias ngopi, dalam suasana akrab. Sesekali canda tawa terdengar di sela percakapan. Mereka saling bertukar saran, ide, dan gagasan demi kemajuan PWMOI Cilacap. 

Salah satu wartawan senior, Edi Eriza, menegaskan pendapatnya tentang peranan dan posisi jurnalis media online yang profesional, sesuai tugas dan fungsinya. 

"Dengan anggota yang solid diharapkan PWMOI nantinya dapat bermitra baik dengan Pemerintah, serta memberi kontribusi nyata dalam mengawal program pembangunan," kata Edi Eriza.

Pernyataan Edi Eriza diamini oleh pengurus PWMOI Cilacap Sugeng Suswanto, atau akrab disapa  Bang Gondrong. 


Ngopi bareng. Foto: Sugeng S. 

 

Dia mengajak dan berpesan kepada seluruh anggota PWMOI untuk selalu kompak dan terus meningkatkan kapasitas di lapangan saat bertugas.

"Jurnalis adalah bagian dari pilar demokrasi. Kita dituntut menjadi jurnalis profesional, dan eksis dalam berkarya.  Karena itu PWMOI mengajak kepada seluruh anggota untuk terus meningkatkan kapasitasnya sebagai jurnalis yang matang," tandasnya. 

Anggota PWMOI Cilacap sendiri berasal dari Cilacap bagian barat (Dayeuh Luhur, Majenang, Sidareja, Cipari), wilayah Kota, dan bagian timur (Sampang). 

Baca juga: PWMOI Cilacap Jalin Keakraban dengan Ketua DPRD di Sidareja 

4 Tahun Warung Makan Barokah, Terus Tebar Virus Sedekah

Warung Makan Barokah
Banner Warung Makan Barokah. Dokpri: GFU


Oleh: Gita FU

CILACAP, kopidarigita.com – Sobat, di jalan MT Haryono, Cilacap, Jawa Tengah, tepatnya di seberang jalan Nuri Barat, ada sebuah warung makan yang unik. Namanya Warung Sedekah Barokah. Siapa saja boleh makan dan minum dengan model prasmanan tanpa dipungut bayaran, alias gratis.

Menurut  Ibu Yetty Asofie, salah satu pengelola warung makan ini,  ada alasan filosofis di balik konsep Warung Makan Barokah tersebut.

“Karena untuk sedekah tidak harus menunggu kaya,”  tegas beliau pada saya, beberapa waktu lalu.

Hmm, benar juga, ya, Sobat? Tertarik ingin mengetahui lebih lanjut tentang warung ini? Yuk, simak terus artikelku.

 

Berawal dari Pandemi

Sejarah Warung Makan Barokah ternyata fantastik, Sobat. Kalian ingat bukan, kondisi perekonomian kita di saat pandemi kopidnentin dulu?  Banyak usaha gulung  tikar, pengangguran makin banyak,  ruang gerak dibatasi. Padahal urusan perut tak bisa di kesampingkan. 

Hal tersebut memantik keprihatinan Bu Yetty,  Bu Evi, Bu Liko, Bu Luki, Bu Emi, dan Bu Parsiah—enam sahabat.

“Kami melihat dampak pandemi ini pada banyak orang kalangan bawah. Kalau pegawai-pegawai itu disuruh ‘work from home’ ya bisa. Mereka tetep dapat gaji, masih bisa belanja. Tapi bagaimana dengan mereka yang harus keluar rumah tiap hari buat cari makan? Apalagi ada anjuran di rumah saja.  Ojek-ojek online itu. Pemasukan mereka berkurang banyak. Pemulung-pemulung juga, waktu itu ya mau mulung apa?” terawang Bu Yetty.

Dari situ terbetik ide untuk menyediakan  makan secara gratis  bagi  orang-orang, yang tidak terbatas di hari Jumat saja. Sebab makan adalah kebutuhan setiap hari.

“Saat diucapkan rasanya mustahil. Uangnya dari mana? Tapi lalu saya nyeletuk, dananya dari Allah saja. Dari situ kami mulai survei. Ketemu sebuah warung di Sidareja yang hampir mirip. Tapi konsepnya makan sepuasnya bayar seikhlasnya. Kami nggak ingin seperti itu. Bukankah ada hadis nabi yang menyuruh kita berhenti makan sebelum kenyang? Kalau sepuasnya kan berarti sampai mlukek (muntah),” imbuhnya.


Sebuah keluarga makan di WM Barokah. Dokpri: GFU


Kemudian diputuskanlah  konsep usaha mereka adalah: makan secukupnya tapi harus dihabiskan, tidak usah bayar. Dengan konsep ini mereka berharap orang-orang yang makan punya rasa tanggung jawab  terhadap makanan.

Bu Yetty menuturkan, tempat yang pertama kali mereka pilih berlokasi di Jalan S. Parman,  depan Laboratorium Prodia, Cilacap. Tepat di tanggal 4 Desember 2020 Warung Makan  Barokah dibuka untuk umum.

“Kami sewa tempat  patungan. Dan kenapa kami pilih di S. Parman meskipun mahal? Karena itu jalan utama.  Kami mau warung ini dapat nama dulu. Sopir-sopir angkot yang lewat bisa lihat. Tukang ojek bisa lihat dan mampir. Lalu mereka bisa ajak teman-teman mereka untuk makan.  Sesuai harapan, warung kami saat itu dikenal bahkan hingga ke luar kota,” urai Bu Yetty.

Selain untuk sewa tempat, Bu Yetty juga membeberkan bahwa di tiga bulan pertama mereka  masih patungan untuk belanja bahan baku makanan. Sebab mulai bulan keempat pengunjung warung sudah semakin banyak, berbanding lurus dengan jumlah orang yang menitipkan sedekahnya.  

Kontrak tempat di Jalan S. Parman berakhir pada Desember 2021. Kemudian para pengurus memutuskan pindah, dan menyewa tempat di  Jalan MT Haryono awal tahun 2022 hingga sekarang.


baca juga: Lotek Bu Lastri, Simbol Keuletan Mengubah Nasib


Warung Makan Barokah Kini dan Nanti

Tak terasa usia Warung Makan Barokah  telah memasuki tahun keempat. Sesuai tujuan semula, warung ini  didirikan untuk  melayani kebutuhan makan di tempat bagi masyarakat umum, tanpa dipungut biaya. Namun masyarakat bisa ikut berpartisipasi dalam bentuk donasi, baik uang tunai maupun  sembako. Pengelola nantinya  akan mengolah donasi tadi  menjadi bentuk masakan siap santap bagi pengunjung warung, serta biaya operasional lain (misal upah tukang masak, bayar tagihan listrik dan air).

Setiap hari  Senin-Sabtu, warung buka sejak pukul 8 pagi-2 siang. Terkecuali di hari Minggu dan hari libur nasional. Nyaris setiap hari pengelola memasak 10 kg beras, dengan variasi menu sayur-mayur,  dan lauk pauk yang lezat bergizi. 

Bu Yetty punya harapan besar terkait masa depan usaha filantropi ini.

 “Ya mudah-mudahan ke depannya Allah ijabah doa sehingga kami bisa punya tempat sendiri. Atau mungkin Allah datangkan sedekah entah dari siapa yang mau menyediakan tempat secara cuma-cuma buat kami. Kita tidak pernah tahu, kan?”

Dia pun berharap  orang-orang mengubah ‘mindset’.  Selama ini mungkin orang berpendapat sedekah harus menunggu kaya. Kapan kayanya baru mau sedekah? Padahal  sedekah tidak harus dengan duit. Sedekah bisa dengan apa saja yang kita miliki. Berapa pun kemampuan kita asal niatnya ikhlas,  sedekah itu nanti bisa jadi  amal jariyah kita.


Sobat tertarik berkunjung untuk mencicipi masakan di sini, atau turut bersedekah? Datang saja, ya. Semoga menginspirasi. See you next article.

Jumat, 10 Mei 2024

Pudya, Si Juara Olimpiade Sains yang Senang Menyanyi Pop


Pudya peraih medali emas NMMO
Pudya Sang Juara Olimpiade Sains Tk. Nasional. Foto: Thomas Sutasman

Oleh: Gita FU 

Cilacap, kopidarigita.com—Kabar gembira datang dari Ignasius Loyola Anthonio Pudya, atau akrab disapa Pudya. Remaja yang merupakan  siswa SMP Pius Cilacap kelas IX ini, berhasil menyabet medali emas pada Olimpiade Sains tingkat Nasional. Ada dua olimpiade yang ia ikuti, pertama  Nusantara Brilliant Minds Olympiad (NMMO) bidang Bahasa Indonesia, dan kedua adalah National Best Student Competition (NBSC) bidang PKn.

Tentu saja prestasinya ini  membawa harum nama sekolah dan Kabupaten Cilacap, ya, Sobat.

Saya berkesempatan menyambangi rumah orang tua Pudya, untuk berbincang-bincang dengan remaja ini terkait prestasinya, pada Kamis (9/5/2024) sore. Kebetulan Pudya dan kedua orang tuanya belum lama pulang dari gereja setempat untuk beribadah. Dengan raut sedikit tersipu, Pudya menyatakan rasa senang atas keberhasilannya.

Hal yang menarik adalah, ternyata keinginan mengikuti Olimpiade Sains tingkat Nasional tersebut  murni keinginan Pudya sendiri, loh!  

"Pas lagi scrol di IG lihat pengumuman kompetisi ini. Ya udah, saya langsung memutuskan daftar," tuturnya lugas.

Olimpiade NMMO dan NBSC berlangsung secara online di bulan Januari dan April 2024. Selama kompetisi berlangsung Pudya mempersiapkan diri dengan cara banyak membaca buku kumpulan soal SMP.

"Soal-soalnya ‘kan materi dari kelas VII sampai IX, ada bukunya. Tinggal saya baca saja," akunya.

Ketika ditanya apa motivasinya mengikuti olimpiade, Pudya menjelaskan sebagai salah satu sarana persiapan ujian sekolah.

“Sebentar lagi saya ujian kelulusan, maka saya harus banyak berlatih soal-soal. Salah satunya  dengan mengikuti olimpiade,” katanya.  

Adapun pengumuman kemenangan dilakukan oleh panitia penyelenggara melalui grup WA khusus peserta, serta akun media sosial panitia. Jumlah  pesertanya sendiri mencapai  ribuan dari seluruh Indonesia.


Tips Belajar Ala Pudya

 

Lukisan Pudya saat kelas 4 SD di antara foto keluarga. Fotp: Dok.pri/GFU

Di ruang tamu keluarga Pudya ini saya melihat jajaran buku tebal yang ditata secara estetik di rak kayu. Kebanyakan merupakan koleksi Thomas Sutasman, ayah Pudya. Di dinding tergantung sejumlah foto keluarga, dan (ini yang menarik perhatian) lukisan di atas kanvas dengan media crayon.
 
Dua lukisan tersebut sama-sama karya Pudya yang dibuat saat ia kelas 4 dan 5 SD. Lukisan yang dibuat sewaktu ia kelas 4 bahkan merupakan juara pertama tingkat Kabupaten Cilacap.

lukisan Batik Carnival Cilacap
Lukisan karya Pudya saat kelas 5 SD. Foto: dok.pri/GFU

Pudya ternyata berbakat seni, Sobat!

Fakta menarik lainnya adalah, remaja ini senang menyanyi lagu pop. Bakatnya di bidang tarik suara sudah dibuktikan pula lewat deretan piala  Lomba Menyanyi di sejumlah event.  Benar-benar remaja berprestasi. Salut saya untukmu, Pudya.

Nah, tentunya menarik, dong, mengulik kebiasaan dan tips belajar ala Pudya. Berikut ini saya rangkumkan:

  1.  Jam belajar Pudya dibagi dua sesi, pagi dan malam. Pagi dimulai sejak sekira pukul 03.30-04.30. Lalu jam 5 ia terbiasa mandi, kemudian berangkat ke sekolah jam 6 bersama sang ayah. Sedangkan jam belajar malam kurang lebih dimulai pukul 7 hingga 10.
  2.  Pudya jarang bermain ponsel, selain untuk keperluan mendengarkan musik. Sebab ia terbiasa belajar dengan iringan musik.
  3.  Remaja ini benar-benar memanfaatkan waktu seefektif mungkin. Itu sebabnya Pudya jarang nongkrong di luar kegiatan sekolah. Selebihnya ia adalah anak rumahan.

 Dukungan Penuh dari Orang Tua

 

piala Pudya
Deretan Piala Miik Pudya. Foto: dok.pri/GFU

Kedua orang tua Pudya adalah guru. Sehingga tak heran mereka menaruh perhatian khusus terhadap masalah pendidikan. Thomas Sutasman sendiri adalah Kepala SMP Pius Cilacap, tempat Pudya menimba ilmu. Tak afdol jika tidak meminta komentar beliau.

"Sebagai Kepala Sekolah saya merasa senang karena ada siswanya yang berprestasi. Semoga dengan prestasi itu mampu mengangkat  semangat dan memberi spirit bagi adik-adik kelasnya," tegas Thomas.

"Sebagai orang tua saya merasa senang dan bangga atas prestasi yang diraih anak saya," imbuhnya.

Thomas juga membeberkan bahwa selama ini  sekolah yang ia pimpin amat suportif terhadap prestasi para siswa, apapun bidang yang dicapai oleh mereka. Sebab caranya memandang prestasi seorang siswa tidak terbatas hanya pada masalah peringkat, namun lebih luas lagi.

“Misalkan ada siswa yang mampu berkelakuan baik, atau berhasil mengikuti lomba cerpen, itu tetap kami hargai sebagai prestasi. Ada karya yang melalui proses panjang, itu pantas untuk dihargai,” terangnya lebih lanjut.

Untuk itu di setiap momen Hardiknas, atau Hari Guru, SMP Pius Cilacap selalu memberikan piagam penghargaan pada para siswa berprestasi. Selain itu, prestasi-prestasi siswa tersebut akan diperhitungkan sebagai tambahan poin pada Asesmen Sumatif Akhir Jenjang (ASAJ).

Tak lupa Thomas berpesan kepada siswa-siswi SMP Pius Cilacap agar tidak berkecil hati. 

"Banyak peluang meraih prestasi, tidak hanya di bidang eksak saja. Masih banyak bidang lainnya, " himbaunya. 

Demikianlah, Sobat, semoga menginspirasi, ya. Saya akan tutup artikel ini dengan pesan dari Pudya:

“Tetap semangat mencapai mimpi. Karena setiap kita pasti punya mimpi.”



Rabu, 08 Mei 2024

Lotek Bu Lastri, Simbol Keuletan Mengubah Nasib

 

bu lastri penjual lotek
Bu Lastri sedang menyiapkan lotek di lapaknya. Foto: dok.pri/GFU 


Cilacap, kopidarigita.com --Kita memang tidak bisa memilih dilahirkan di dalam keluarga yang sempurna, dan ideal di mata manusia. Maka ada yang tumbuh besar dalam keluarga berkecukupan materi, sebaliknya ada pula yang dibesarkan dalam kondisi serba kekurangan.

Namun yang menjadi kesamaan, Tuhan menganugerahkan hati, dan akal kepada manusia. Sehingga kelak kita dapat berusaha mengubah nasib, sekuat kemampuan. Sebagaimana halnya yang kini dijalani oleh Dewi Sulastri dari Donan, Cilacap, Jawa Tengah.

Ia lahir sebagai anak kedua dari 4 bersaudara. Sejak kecil ia dan saudaranya akrab dengan kondisi kekurangan. Sebab orangtuanya bukan orang berada. Hal ini ternyata membentuk watak pejuang dalam diri Sulastri dan saudara-saudaranya.

Ketika beranjak dewasa, ia tak malu bekerja mengais rezeki. Perempuan yang akrab disapa Lastri oleh lingkungannya ini punya impian mengumpulkan modal, untuk meraih kehidupan yang lebih baik. Maka pada tahun 2000 ia berangkat kerja ke Malaysia, untuk menjalani kontrak selama dua tahun.

Tahun 2002 setelah selesai kontrak kerja, ia pulang. Dari hasil jerih payahnya itu, Lastri berhasil mewujudkan impian membangun rumah di atas sebuah lahan kosong. Rumah ini awalnya untuk ditinggali bersama keluarganya. Sebab sebelum itu, keluarga Lastri hanya bisa berpindah-pindah rumah kontrakan.

Lalu di tahun 2003 ia menikah dengan Ihsan, pemuda pilihan hatinya. Masih dari hasil tabungannya, ia bisa menyelenggarakan acara pernikahannya, tanpa meminta biaya pada kedua orangtuanya. Setelah menikah, Lastri memutuskan tidak akan pergi merantau kembali. Sesulit apapun kehidupannya kelak, ia bertekad menjalaninya berdua sang suami, di negeri sendiri.

Tahun-tahun awal pernikahan adalah masa sulit bagi pasangan ini. Pendapatan suami belum mencukupi, ditambah kehadiran anak, cukup membuat Lastri merasa pusing. Hingga di tahun 2008, kepulangan adiknya dari negeri jiran membawa secercah harapan.  Muncullah ide dari sang adik agar Lastri membuka warung di depan rumahnya. Ide itu tidak serta merta diterima. Namun karena menimbang inilah jalan terbaik bagi dirinya dapat menambah pemasukan tanpa meninggalkan anak, Lastri akhirnya mau mencoba.

Tidak mudah menjalankan usaha warung. Lastri mengalami jatuh bangun terlebih dahulu. Keuntungan yang diperoleh tidak seberapa apabila hanya menjual jajanan kemasan. Maka Lastri nekat menjual tabungan daruratnya, berupa sebuah cincin emas. Dari situ ia menambah item jualannya, berupa es campur dan lotek (sejenis pecel). Perlahan-lahan usahanya menunjukkan kemajuan. Mulailah ia berbenah sedikit demi sedikit agar tampilan warung kian apik.

Memasuki medio 2012 Lastri menambahkan gorengan ke dalam menu dagangan. Mendoan, tahu brontak, pisang goreng, dan bakwan hasil karyanya dijual enak dan murah sehingga dicari pelanggan. Kenyataan ini membuat Lastri makin jeli membaca keinginan pembeli. Ketika anaknya memasuki SMP, ia melihat peluang anak sekolah yang setiap pagi membutuhkan sarapan. Dan di sekitar warungnya belum ada pesaing usaha serupa. Maka ia putuskan jualan nasi rames sejak selepas subuh hingga jam 8 pagi.

Keputusan-keputusan Lastri berbuah manis. Berkat keuletan dan kerelaannya mengorbankan waktu istirahat, usaha warungnya kian maju.  Dampaknya pun terasa signifikan pada perekonomian keluarga.

Belum lama ini, tepatnya sejak bulan Ramadhan lalu, Lastri mencoba membuka lapak lotek dan gorengan bersama suaminya, di depan Lapangan Karang Suci, Donan. Menurut pasutri ini, hasil yang diperoleh ternyata lumayan. Sehingga mereka memutuskan untuk lanjut berjualan lotek dan gorengan  di tempat tersebut.

“Untuk pelanggan yang biasa beli di rumah tetap saya layani. Mereka bisa WA  ke saya, nanti lotek atau gorengannya dianter sama suami,” terangnya ketika saya bertanya bagaimana nasib pelanggan lamanya, belum lama ini.

Demikianlah. Perjalanan hidup yang keras mampu menempa watak seseorang, untuk jadi pejuang ataukah pecundang? Pilihan ada di tangan kita sendiri.

Dewi Sulastri adalah contoh yang memilih menjadi pejuang. (*)


Senin, 08 April 2024

PWMOI Cilacap Jalin Keakraban dengan Ketua DPRD Cilacap di Sidareja

 

Taufik Nur Hidayat (berbaju putih di tengah) di antara rekan-rekan PWMOI Kabupaten Cilacap. (Dok. PWMOI Cilacap) 

Oleh: Gita FU

Cilacap, kopidarigita.com--Hari Minggu (7/4/2024) sore saya memperoleh kesempatan emas untuk mengunjungi Sidareja, salah satu kecamatan di wilayah Cilacap bagian barat. Kesempatan tersebut hadir berkat adanya  undangan buka bersama sekaligus silaturahmi dari PWMOI (Perkumpulan Wartawan Media Online) Kabupaten Cilacap. Bukan sembarang bukber, karena PWMOI telah mengundang   Taufik Nur Hidayat, Ketua DPRD Cilacap, untuk beramah tamah bersama-sama usai buka puasa. 

Saya pergi berombongan bersama empat rekan lain  yakni Anton Irawan, Purwanto, Sartono, dan Jasmirah. Kami menumpang mobil Bang Anton, sapaan untuk Anton Irawan. Berangkat pukul 16 dengan estimasi durasi  satu jam perjalanan. Tentu pas menjelang waktu berbuka. 

Belakangan estimasi kami meleset. Arus mudik menyebabkan kemacetan lumayan panjang di sejumlah titik. Alhasil kami sampai di lokasi restoran pada pukul 18 kurang sedikit,  bertepatan azan magrib. 


Salah satu lanskap menuju Sidareja. (Dok. Gita FU) 


Namun bagi saya pribadi, panjangnya perjalanan yang kami tempuh seolah tak terasa. Karena saya amat menikmati pemandangan di sepanjang jalan, serta mengobrol random dengan kawan-kawan yang jarang saya temui. 

Sesampainya di RM.  Oisea Food di Jalan Jend. A. Yani, Sidareja, kami disambut rekan-rekan lain yang telah sampai terlebih dahulu. Terutama oleh Ketua PWMOI Kabupaten Cilacap Sugeng Suswanto, yang akrab disapa Bang Gondrong, serta sejumlah pengurus lainnya antara lain Nanang Supriatna, atau akrab disapa Bah Gatan. 


Saya, Bu Jas, serta Bu Pipit anggota PWMOI asal Majenang. (dok. Gita FU). 


Setelah saling menyapa, saya dan Bu Jas (sapaan saya untuk Jasmirah) segera berbuka dengan menu yang telah disediakan oleh pihak rumah makan. Selanjutnya kami tunaikan sholat magrib di lokasi yang sama. 


Ramah Tamah Mencairkan Prasangka


Suasana ramah tamah antara Taufik Nur Hidayat dan PWMOI Kab. Cilacap (dok. Gita FU). 

Taufik Nur Hidayat sang Ketua DPRD Kabupaten Cilacap baru bisa hadir usai waktu isya. Hal tersebut kami maklumi sebagai konsekuensi kesibukan beliau. Meskipun demikian, nyatanya Taufik tetap menepati janji untuk hadir di tengah-tengah puluhan jurnalis PWMOI Kabupaten Cilacap. 

Ketua Dewan menyampaikan sebagai bagian dari warga Kabupaten Cilacap, aspirasi insan pers merupakan hal penting, demi berjalannya roda pemerintahan yang dinamis di Kabupaten Cilacap.

"Artinya ini satu momen, kalau saat ini kami ada satu kebersamaan yang lebih luas, di mana keinginan DPRD sama, ingin memajukan Kabupaten Cilacap, teman-teman media juga jelas hakikatnya adalah bagaimana untuk mendorong pelayanan terbaik bagi masyarakat sebagai lembaga kontrol sosial," tuturnya.

Taufik berharap melalui acara silaturahmi ini, tidak ada lagi jarak antara DPRD dengan insan pers di Kabupaten Cilacap. Sehingga masukan, saran dan kritikan mampu tersampaikan dengan baik.

"Kami (DPRD) tidak alergi terhadap suatu kritikan, apalagi itu kritikan yang membangun. Di sinilah kapasitas insan pers dimungkinkan untuk masuk memberikan satu masukan, dengan tujuan memajukan Kabupaten Cilacap melalui karyanya," katanya lagi.

Dengan demikian Taufik menegaskan bahwasannya prasangka buruk itu harus dihilangkan, dengan kemauan dan itikad baik kedua belah pihak. Para jurnalis yang hadir menyetujui pernyataan ini. 

Waktu yang terus merambat menuju puncak malam tak menghalangi antusiasme rekan-rekan PWMOI Kabupaten Cilacap, untuk berdiskusi santai dengan Ketua DPRD tersebut. Hal inilah yang memang diharapkan dapat tercipta, sesuai tujuan awal kegiatan.

Usai acara, saya dan rekan-rekan kembali ke Cilacap kota menjelang tengah malam. Kami membawa kesan dan harapan untuk Cilacap menjadi lebih baik ke depannya. Semoga. 

Terima kasih PWMOI Kabupaten Cilacap, atas undangannya yang penuh rasa kekeluargaan ini. 


#PWMOICilacap




Senin, 25 Maret 2024

Rental Mobil dan Sewa Bus di TRAC Dijamin Aman dan Nyaman

 
TRAC (Foto: Dok. Pribadi)
 


Jakarta, kopidarigita.com - Di era mobilitas yang semakin berkembang, kebutuhan akan transportasi yang aman dan nyaman menjadi prioritas bagi banyak orang. Baik untuk perjalanan bisnis maupun rekreasi, memiliki akses kepada layanan sewa mobil dan bus yang dapat diandalkan adalah suatu keharusan. Salah satu penyedia layanan terkemuka dalam hal ini adalah TRAC.


TRAC merupakan perusahaan terbesar dalam penyewaan kendaraan di Indonesia yang berdiri di bawah bendera Astra, yang sudah lebih dari 30 tahun menawarkan penyewaan unit kendaraan baik kepada perusahaan (jangka panjang), individual (jangka pendek), layanan sewa mobil, bus, penyewaan motor, hingga layanan pengemudi yang profesional.


Selain itu, TRAC juga telah memuaskan ribuan pelanggan dengan jaringan layanan yang tersebar melalui kantor cabang dan outlet sewa di lebih dari 20 kota besar seluruh Indonesia, seperti Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Malang, Bali, Medan, Pekanbaru, Palembang, Lampung, Balikpapan, Jambi, Banjarmasin, Makassar, Manado, Sangatta, hingga Samosir, dan didukung ratusan bengkel yang mencapai ke daerah-daerah mulai dari Sumatera hingga Papua.



Alasan Rental Mobil dan Sewa Bus di TRAC Pasti Aman


  1. Pilihan Kendaraan Beragam dan Terawat 


TRAC mempunyai bermacam jenis kendaraan yang siap mendukung kebutuhan perjalanan Anda. Yang pastinya seluruh kendaraan rutin dilakukan perawatan untuk kenyamanan pengguna.


Bahkan, jika Anda menyewa mobil lepas kunci, sebelum serah terima kunci petugas dari TRAC juga akan melakukan pengecekan menyeluruh untuk memastikan kondisi mobil aman dan siap digunakan.


Bukan hanya itu, bagi Anda yang ingin menyewa bus untuk perjalanan bersama rombongan, TRAC Bus menawarkan berbagai variasi tipe bus mulai dari small bus, medium, big hingga luxury. Dan dengan pilihan konfigurasi jumlah kursi mulai dari 11 hingga 59 seats.



  1. Pengemudi Profesional dan Berpengalaman


Faktor pengemudi juga tak kalah penting untuk menjadikan perjalanan Anda tak hanya aman tapi juga tetap nyaman.


Pengemudi TRAC telah dibekali berbagai pelatihan dasar berkendara seperti safety driving hingga defensive driving. Sehingga memiliki kemampuan mitigasi yang baik untuk mengatasi setiap masalah yang mungkin terjadi di perjalanan.


  1. Banyak Promo Menarik


TRAC tak hanya mengedepankan keamanan dan kenyamanan saat perjalanan dan transaksi pemesanan. Dengan banyaknya promo yang ditawarkan membuat layanan rental mobil dan sewa bus dari TRAC semakin aman di kantong. 


Informasi mengenai promo dan penawaran menarik bisa Anda pantau langsung dari aplikasi TRACtoGo maupun dari media sosial. Temukan dan ikuti media sosial resmi TRAC di instagram @trac_astra, facebook TRAC-Astra Rent a Car maupun twitter @TRACastra.


  1. Pemesanan Mudah Lewat Aplikasi TRACtoGo


Untuk kemudahan pemesanan dan transaksi, TRAC menyediakan aplikasi TRACtoGo yang juga telah dilengkapi dengan berbagai fitur unggulan. Jadi Anda bisa rental mobil dan sewa bus  hanya dalam satu genggaman.


Selain itu, Anda juga bisa ‘mengamankan’ mobil impian hingga tanggal penggunaan dengan mudah. Jangan lupa untuk menyelesaikan transaksinya, agar pemesanan terdata dalam sistem.


Demi keamanan dan kemudahan pembayaran aplikasi TRACtoGo punya bermacam pilihan metode pembayaran. Mulai dari kartu kredit, rekening virtual, hingga dompet digital dengan banyak cashback menggiurkan.


Anda TRAC bisa download aplikasi TRACtoGo di Google Playstore dan Apple App Store. Jangan lupa melakukan registrasi membership untuk menikmati ya.


Dengan aplikasi TRACtoGo, kini Anda akan semakin mudah dalam menyewa mobil untuk berbagai keperluan. Mudik lebaran, acara nikahan, jalan-jalan bersama keluarga, atau bahkan untuk transportasi sehari-hari Anda ke kantor bisa dengan mudah Anda lakukan menggunakan TRACtoGo.



Berikut Beberapa Alasan Menggunakan TRACtoGo:


  1. Akses mudah & Jaringan Luas

Reservasi mudah dan aman cukup melalui aplikasi dan website untuk kebutuhan transportasi di berbagai kota. Dan didukung oleh jaringan layanan yang tersebar di lebih dari 18 kota di Indonesia, kami siap melayani kebutuhan transportasi domestik Anda.Jaringan luas


  1. Jaminan Proteksi & Layanan Prima

Demi ketenangan dan rasa aman selama perjalanan, kami melindungi Anda dengan proteksi asuransi dan jaminan kondisi armada prima dan telah mengimplementasikan. protokol kesehatan. Pengemudi kami pun terlatih secara profesional dan memiliki izin resmi sesuai jenis kendaraan yang dikemudikan.


  1. Andal dengan Teknologi Teruji

Sistem kami telah terhubung dengan TRAC Fleet Management Solution sehingga kami mampu memastikan keselamatan dan kenyamanan perjalanan Anda secara akurat setiap saat. Teknologi ini juga membantu kami dalam merespon kondisi darurat dengan cepat.


  1. Layanan pelanggan 24/7

Kami siap membantu Anda setiap hari selama 24 jam. Hubungi Customer Assistance Center kami melalui telepon di nomor 1500-009 atau melalui aplikasi WhatsApp di nomor (+62)811-1177-087 untuk pusat bantuan dan informasi. Anda juga dapat memberikan feedback kepada kami melalui email di rco.nasional@trac.astra.co.id.

Senin, 22 Januari 2024

Tjilatjap History, Upaya Menghargai Sejarah Cilacap


Oleh: Gita FU


"Jika ingin menghancurkan suatu bangsa, maka hilangkan saja ingatan tentang sejarah bangsa tersebut."


Ungkapan ini tentu bukanlah omong kosong belaka. Sudah banyak terbukti di muka bKumi antara lain melalui perang, penjajahan, hingga genosida.


Berbekal kekhawatiran  akan hilangnya ingatan generasi muda Cilacap akan sejarahnya sendiri, membuat Riyadh Ginanjar memutuskan terjun langsung dalam upaya mengedukasi masyarakat melalui komunitas Tjilatjap History.


Apa itu Tjilatjap History? Saya sudah merangkum jawabannya melalui Q n A berikut. Mari baca artikel ini sampai selesai, ya, Sobat. 


Fakta-fakta tentang Tjilatjap History


Bisa ceritakan awal mula berdirinya komunitas Tjilatjap History? 


Awalnya saya bergabung dengan komunitas Banjoemas History Heritage Community yang diketuai Mas Jatmiko, sekitar 2011-2012. Tapi terus saya mikir, Cilacap juga belum ada yang mikirin sejarahnya. 


Lalu tahun 2014 saya putuskan mendirikan komunitas, awalnya sendirian saja. Kemudian di tahun 2018 saya mulai dapat teman di Cilacap. Lalu tanggal 17 Agustus 2021 barulah kami mulai pergerakan untuk edukasi ke masyarakat. 


Ketika di tahun-tahun awal berdirinya komunitas, apa yang Mas Riyadh lakukan? 


Di masa itu saya konsen mengumpulkan arsip-arsip sejarah. 


Bagaimana cara komunitas mendapatkan dan mengumpulkan arsip? 


Kebanyakan kami dapat dari loakan, Mbak. Dari bakul rongsok di Cilacap, atau saling tukar arsip dengan sesama penggiat sejarah. 


Sumber: IG @tjilatjaphistory 


Menarik. Bagaimana caranya dan mengapa komunitas menjalin kerjasama dengan penjual rongsok/barang bekas? 


Jadi di antara rongsokan itu banyak harta karun, Mbak, yang dibuang orang karena tidak tahu nilainya. Sebelumnya kami sudah woro-woro ke penjual rongsok, supaya segera menghubungi kami apabila menemukan arsip maupun foto-foto kuno. 


Ya, tentu saja mereka senang. Karena harga per barang bekas itu tentu lebih mahal bila dijual ke kami, dibandingkan jika mereka jual kiloan. 


Dari mana dana yang dipakai untuk belanja arsip kuno itu, Mas? 


Sebagian besar dari dana pribadi, Mbak. Karena memang sengaja saya alokasikan anggaran khusus. Kalau untuk pergerakan/edukasi, kami ada kas sosial. 


Apakah komunitas pernah melakukan transaksi penjualan arsip sejarah? 


Pernah, mbak. Tapi hanya untuk arsip atau dokumen yang tidak berkaitan dengan sejarah Cilacap. Nanti dananya digunakan untuk mencari arsip sejarah Cilacap lainnya. Ya, subsidi silang istilahnya. 


Sebenarnya benda bersejarah apa saja yang menjadi fokus dari komunitas ini? 


Sebagian besar berupa arsip, surat, foto, atau bisa juga artefak kuno yang ditemukan di wilayah Cilacap. 


Sumber: IG @tjilatjaphistory


Apa contoh artefaknya, Mas? 


Waktu itu pernah sejenis pedang atau tombak kuno, ditemukan di lokasi proyek penggalian jalan. Ada juga prasasti di Kesugihan. Lalu baru-baru ini batu bata kuno yang ditemukan di area pemakaman Karang Suci. Mungkin itu bekas tembok pelabuhan lama (mengingat letak pemakaman bersisian dengan Bengawan Donan, red).


Sepanjang perjalanan komunitas, adakah perhatian dari Pemda Cilacap? 


Ya, sebenarnya kurang. Sejauh ini kami baru pernah menjalin kerjasama dengan Dinas P dan K untuk pameran arsip, serta Dinas Pariwisata untuk program Jelajah. 


Padahal aset sejarah itu bukan cuma urusan satu dinas saja, melainkan saling terkait. Contoh Benteng Pendem. Lahannya milik TNI, pengelolaannya jadi bagian Dinas Pariwisata, edukasinya ke Dinas P dan K. Begitu, Mbak.



Apa saja program Tjilatjap History? 


Sejauh ini ada 4 program yang dijalankan berkala. Yakni jelajah sejarah, pameran arsip, bersih-bersih makam, dan kunjungan ke saksi sejarah. 


Ada berapa orang anggota komunitas yang aktif sampai sekarang?


Sekitar 30 orang. 


Apakah feedback yang Mas Riyadh rasakan sejauh ini? 


Kepuasan batin, Mbak. Misal saat ada pameran arsip, melihat reaksi anak-anak melihat pameran sejarah Cilacap. Mereka biasanya tercengang dan kagum. 


Apa harapan Mas Riyadh melalui kegiatan komunitas Tjilatjap History? 


Agar masyarakat Cilacap lebih bangga dengan sejarahnya sendiri, ketimbang silau dengan sejarah daerah lain. 




Nah, itulah sekelumit Q n A tentang komunitas ini. Oh, iya, Sobat, Tjilatjap History  aktif di Instagram. Kalian bisa mantengin informasi-informasi menarik, dan pastinya menambah wawasan sejarah di sana. Nama akunnya @tjilatjap_history.


Semoga artikel ini bermanfaat bagi Sobat semua. Terima kasih. 





Sumber: IG @tjilatjaphistory

Rabu, 10 Januari 2024

Salsa Shoes, Dari Sampah Jadi Alas Kaki Unik

 

Produk Sandal Berbahan Sampah dari Salsa Shoes. Foto: GFU


Oleh: Gita FU

Sobat kopidarigita, apa kabar? Senang sekali saya bisa kembali menyapa kalian di tahun baru ini. Adakah yang di awal tahun ini tengah memulai bisnis baru? Kalau ya, saya doakan lancar dan bisa cuan, ya?

Untuk kalian yang masih bingung dan butuh pencerahan, saya sarankan kalian baca-baca artikel bisnis di cilacapkerja.com. Website yang dikelola oleh Tegar Dwi  Wardhani tersebut, memuat aneka tips and trick seputar dunia usaha yang aplikatif.

Omong-omong soal ide bisnis, Sobat pasti tahu jika sampah an-organik bisa diolah menjadi sumber penghasilan. Misalnya,  diolah menjadi kerajinan tangan seperti tas, aksesoris, gantungan kunci, dan lain-lain. Namun saya yakin belum banyak pelaku usaha yang memanfaatkan sampah menjadi  alas kaki, terutama di Cilacap.

Ingin tahu lebih banyak? Baca terus artikel ini, ya.


Ketika Kantong Semen Disulap Menjadi Sepatu

Edi Eriza sedang memilah pakaian bekas pakai untuk bahan alas kaki. Foto: GFU 



Nah,  kali ini saya ingin mengajak Sobat beranjangsana ke sebuah rumah merangkap bengkel usaha sederhana milik Edi Eriza. Nama bengkel tersebut ialah Salsa Shoes yang beralamat di Jalan Suasa RT 04/RW 05, Kelurahan Lomanis, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap.

Di tempat ini Bang Edi (sapaan akrab untuk Edi Eriza) memilih dan memilah tas kantong bekas belanja, pakaian-pakaian tak terpakai, terpal, hingga kantong semen Gresik, sebagai bahan sepatu atau sandal.

 Pria asal Sumatera Barat ini adalah wartawan senior serba bisa, Sobat. Melalui tangan terampil dan ide segar di benaknya, bahan sampah tadi diguntingi sesuai pola kayu cetakan, dijahit, dilem, hingga tercipta model baru yang menawan.


Cetakan sandal
Cetakan sandal dari kayu. Foto: GFU


Rata-rata model yang dia ciptakan berkategori limited edition. Misalkan sepatu setengah boot bermotif batik Korpri, atau sepasang sandal selop berwarna pink brokat. 

Bagi  Bang Edi dunia persepatuan  bukanlah hal baru. Sebab di masa mudanya dia memang pernah menjadi pengusaha sepatu buatan tangan (non pabrik), sebelum menerjuni dunia jurnalistik. Dia pernah lama menetap di Jakarta, kemudian dipindahtugaskan ke Cilacap oleh kantor media berita yang menaunginya, hingga kini.

Keputusannya kembali ke usaha alas kaki dipicu ketidaksengajaan. Akhir bulan Agustus 2023 PT SBI Kabupaten Cilacap hendak menggelar kembali Festival Sampah. Melalui sejumlahpembicaraan dengan pihak manajemen, Bang Edi lalu membuat puluhan pasang sandal selop “teplek” berbahan sampah untuk perusahaan tersebut.

Sandal  brokat Salsa Shoes
Sandal Brokat Pink nan cantik dari Salsa Shoes. Foto: GFU

“Dengan peralatan seadanya, dan dikerjakan manual, proyek perdana itu berhasil,” kenangnya.

Dia lalu berpikir untuk sekalian saja mengaktifkan usaha alas kaki berbahan dasar sampah, sebagai sumber mata pencaharian alternatif. Menurutnya, sebagai wartawan kehidupan di Cilacap terasa keras. Jika tidak  memiliki kegiatan lain tentu sulit untuknya bertahan hidup. Apalagi Bang Edi memiliki dua anak yang masih memerlukan biaya sekolah.

Oiya, Sobat. Nama Salsa itu ternyata akronim dari Salman dan Sausan,  anak-anak Bang Edi.  


Pejabat di Cilacap Turut Memakai Produk Salsa Shoes 


Saat ini bengkel kerja Salsa Shoes belum memiliki peralatan lengkap dan standar, sesuai kebutuhan usaha pembuatan alas kaki. Bang Edi mengakui hal tersebut sebagai kendala utamanya. Sehingga model sepatu dan sandal yang bisa diproduksi pun terbatas. 

“Saya belum bisa memenuhi permintaan sepatu atau sandal yang pakai hak (high heels) karena belum punya cetakan khususnya,” ungkap Bang Edi.

Oleh karena keterbatasan tersebut Salsa Shoes belum dapat memproduksi massal. Bang Edi baru bisa memenuhi pesanan dalam jumlah terbatas, serta permintaan personal. Namun dia tidak berkecil hati dalam hal pemasaran produk. 


Produk Salsa Shoes
sepatu motif Batik. Foto: GFU


“Saya punya akses kepada pimpinan sejumlah instansi, maka saya datangi mereka dan menawarkan produk Salsa Shoes. Jangan salah, yang saya tawarkan adalah konsep gaya hidup ramah lingkungan, serta pemberdayaan usaha lokal. Alhamdulillah, usaha saya mendapat respon positif,” urainya.


Contoh produk lain dari Salsa Shoes. Foto : GFU 

Bang Edi menyebutkan sejumlah pejabat yang berkenan mendukung produk Salsa Shoes. Di antaranya: Pj Bupati Cilacap Awaluddin Muuri, Camat Cilacap Selatan Basuki Priyo Nugroho, dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Cilacap Sadmoko Danardono.

 “Para pejabat  menyukai motif-motif sepatu saya yang lain daripada yang lain. Apalagi sepatu saya tidak memalukan tampilannya untuk acara non formal,” jelasnya.


Ingin Menularkan Ilmu


Mesin Jahit di bengkel Salsa Shoes. Foto: GFU

Edi Eriza masih punya mimpi besar lain terkait Salsa Shoes. Dia mengungkapkan keinginannya untuk menularkan ilmu pembuatan sepatu ini, kepada masyarakat Cilacap.

“Saya memegang nasihat orang tua saya ketika hendak merantau dahulu. Manusia bisa memilih menjadi rayap atau tawon di mana pun ia tinggal. Jika memilih jadi rayap maka manusia bakal membangun rumah dari bangunan manusia lain. Akibatnya si rayap malah merusak lingkungan tempat dia tinggal. Berbeda dengan tawon. Dia membangun rumah tanpa merusak sekitarnya. Malahan setelah jadi, dia meninggalkan sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungannya yaitu madu. Nah, saya ingin seperti tawon.”

Menurut Bang Edi, keterampilan dan ilmu membuat sepatu lebih berguna untuk jangka panjang. Karena bisa dijadikan sumber penghasilan masyarakat. Sayangnya, keinginan tersebut belum mendapat gayung bersambut dari instansi terkait di Cilacap.

“Saya bayangkan sebuah workshop yang berkesinambungan, di mana saya menjadi mentornya,” imbuhnya.

Sembari menabung impian, Edi Eriza bertekad tetap bergerak dan berdaya. Salsa Shoes akan tetap dijalankan dengan dukungan keluarganya. Jika Sobat tertarik mengetahui lebih lanjut silakan datang ke alamat tertera di atas, ya. Atau hubungi nomor 081806005255.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kalian. Terima kasih dan sampai jumpa!

Baca juga:  Bisnis yang Cepat Menghasilkan Uang Minim Modal di 2024